Krisis Sosial Ekonomi di Lebanon: Anak-anak Terpaksa Bekerja dan Pendidikan Terhenti
Pewarta Nusantara, Beirut - Lebanon menghadapi Krisis Sosial Ekonomi yang parah, yang memaksa lebih dari 10 persen keluarga untuk mengirim anak-anak mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup.
Bahkan, beberapa anak yang masih berusia enam tahun pun terpaksa terlibat dalam pekerjaan. Laporan yang dirilis oleh UNICEF pada Selasa (20/6/23) menyoroti dampak buruk dari krisis ini terhadap anak-anak di negara tersebut.
Edouard Beigbeder, perwakilan UNICEF di Lebanon, menyatakan bahwa krisis yang semakin parah telah menciptakan beban yang berat bagi anak-anak.
Mereka kehilangan semangat, mengalami gangguan kesehatan mental, dan melihat harapan mereka akan masa depan yang lebih baik terancam sirna. Situasi ini sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
Selain isu pekerja anak, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 15 persen rumah tangga di Lebanon telah menghentikan pendidikan anak-anak mereka, meningkat dari angka 10 persen pada tahun sebelumnya.
Lebih dari separuh rumah tangga juga terpaksa mengurangi pengeluaran untuk pendidikan. Kemiskinan dan ketegangan yang meningkat sangat mempengaruhi kesehatan mental anak-anak di negara tersebut, dengan hampir separuh wali mereka melaporkan bahwa anak-anak mereka merasa sangat sedih atau tertekan setiap minggu.
UNICEF dengan tegas mendesak pemerintah Lebanon untuk menginvestasikan sumber daya dalam sektor pendidikan. Langkah ini diharapkan dapat memastikan akses yang inklusif dan berkualitas terhadap pendidikan bagi semua anak, terutama mereka yang berada dalam kondisi paling rentan.
Peningkatan investasi dalam layanan-layanan penting seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial akan membantu mengurangi dampak negatif dari krisis ini, menjaga kesejahteraan anak-anak, serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi negara.
Krisis sosial ekonomi yang melanda Lebanon telah menimbulkan konsekuensi serius bagi anak-anak, yang merupakan aset berharga bagi masa depan bangsa.
Baca juga: Kapal Selam Wisata Titanic Hilang, Pencarian Dipercepat untuk Menemukan Penumpangnya
Upaya kolaboratif dan tindakan nyata dari pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak anak, memberikan mereka akses terhadap pendidikan yang layak, serta memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (*Ibs)