Perjuangan Masyarakat Lebanon Membeli Hewan Kurban di Tengah Krisis Ekonomi yang Melanda
Pewarta Nusantara, Beirut - Warga Lebanon, seperti Hassan Salloum, sedang menghadapi kesulitan dalam membeli hewan kurban menjelang perayaan Idul Adha.
Harga domba yang melonjak tiga kali lipat dan pembayaran dalam dolar AS membuat domba dengan harga terjangkau hampir tidak dapat diakses oleh masyarakat dengan penghasilan rata-rata.
Aktivitas di pasar ternak pun menjadi sepi, mengganggu tradisi berbagi daging kepada yang membutuhkan yang melekat pada perayaan tersebut.
Krisis ekonomi dan keuangan yang melanda Lebanon sejak 2019 telah mengubah dinamika Idul Adha secara drastis. Dalal Yaghi, seorang ibu dari tujuh anak, mengungkapkan bahwa harga hewan kurban telah meroket dalam tiga tahun terakhir, menghambat kemampuan masyarakat untuk memenuhi tradisi tahunan mereka.
Walid Hatoum, seorang warga Lebanon lainnya, telah mengunjungi berbagai pasar ternak namun tetap tidak dapat membeli hewan kurban dengan harga yang terjangkau bagi keluarganya.
Pedagang ternak juga semakin menaikkan harga secara tidak terkendali, mempersulit situasi yang sudah sulit. Krisis keuangan yang berkepanjangan telah menjatuhkan lebih dari 80 persen populasi Lebanon ke dalam kemiskinan, dengan meningkatnya pengangguran dan devaluasi mata uang lokal.
Hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, termasuk dalam memenuhi kebutuhan selama perayaan Idul Adha. Biaya makanan pun melonjak tajam, naik hingga 350 persen pada April 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Para pedagang ternak lebih memilih pembayaran dalam dolar AS, yang nilainya jauh lebih tinggi dalam pasar paralel dibandingkan dengan mata uang Lebanon.
Perayaan Idul Adha yang akan dimulai pada 28 Juni di Lebanon diwarnai dengan kesulitan ekonomi yang berkepanjangan. Masyarakat Lebanon berjuang untuk tetap mempertahankan tradisi dan membeli hewan kurban dengan harga yang terjangkau, meskipun situasi yang sulit. (*Ibs)