Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Twitter Mewajibkan Verifikasi untuk Menggunakan TweetDeck

Twitter Mewajibkan Verifikasi untuk Menggunakan TweetDeck

Pewarta Nusantara, Internasional - Twitter telah mengumumkan bahwa pengguna harus segera diverifikasi untuk menggunakan TweetDeck, platform manajemen Twitter yang populer.

Perubahan ini diumumkan melalui tweet oleh perusahaan media sosial tersebut pada hari Senin. Twitter menyatakan bahwa peraturan ini akan berlaku dalam waktu 30 hari.

Versi terbaru TweetDeck akan dilengkapi dengan fitur-fitur baru, meskipun belum jelas apakah pengguna akan dikenakan biaya untuk menggunakan versi baru ini.

Keputusan Twitter untuk memperkenalkan verifikasi dalam penggunaan TweetDeck dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan.

Sebelumnya, TweetDeck tersedia secara gratis dan banyak digunakan oleh bisnis dan organisasi berita untuk memantau konten dengan mudah.

Namun, Twitter sedang menghadapi tantangan dalam mempertahankan pendapatan iklan mereka, dan langkah ini dapat membantu dalam upaya tersebut.

Pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah Elon Musk, miliarder dan pemilik saham terbesar Twitter, mengatakan bahwa pengguna yang terverifikasi dan tidak terverifikasi akan memiliki batasan dalam jumlah posting yang dapat mereka baca setiap harinya.

Alasan di balik pembatasan tersebut adalah untuk mengatasi manipulasi sistem dan pengikisan data yang ekstrim.

Baca Juga: Revitalisasi Pindah Memilih dalam Pemilu 2024: Ketentuan Baru untuk Menjaga Integritas dan Akurasi Data Pemilih!

Respons terhadap pengumuman Twitter ini cukup keras di kalangan pengguna, dan beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa hal ini dapat melemahkan kinerja CEO baru Twitter, Linda Yaccarino, yang baru saja memulai jabatannya bulan lalu.

Kemungkinan adanya biaya yang terkait dengan verifikasi akun ini juga menimbulkan pertanyaan. Menurut sumber yang dilaporkan, individu akan dikenakan biaya sebesar 8 dolar per bulan untuk memverifikasi akun mereka, sementara organisasi harus membayar 1.000 dolar per bulan.

Implikasi dari kebijakan ini masih harus dilihat secara lebih rinci dan bagaimana hal tersebut akan memengaruhi penggunaan dan keterlibatan pengguna di platform Twitter. (*Ibs)

141