Ketegangan di Semenanjung Korea Semakin Memanas: Menteri Pertahanan Korea Utara Ancam Pembalasan Nuklir atas Penempatan Aset Nuklir AS di Korea Selatan
Pewarta Nusantara, Pyongyang - Tegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat dengan peringatan dari Menteri Pertahanan Korea Utara kepada Amerika Serikat terkait pembalasan nuklir.
Dalam laporan media negara, Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam, menyatakan bahwa penempatan aset nuklir di Korea Selatan dapat memenuhi syarat penggunaan senjata nuklir.
Peringatan tersebut muncul setelah kapal selam AS dilaporkan mengangkut rudal balistik nuklir ke Korea Selatan minggu ini, sebuah peristiwa yang belum terjadi dalam beberapa dekade.
Konflik antara AS dan Korea Utara semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir dengan uji coba rudal balistik yang dilakukan oleh Korea Utara, yang menantang Washington dan menyebabkan reaksi sanksi internasional.
Pekan lalu, AS, Korea Selatan, dan Jepang bersama-sama merilis pernyataan mengecam peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen AS untuk membela Korea Selatan dan Jepang dengan berbagai kemampuan, termasuk nuklir. Sebagai tanggapan, ketiga negara sekutu melakukan latihan militer bersama.
Ketegangan tersebut semakin diperkuat dengan peluncuran dua rudal balistik lagi oleh Korea Utara, yang dilaporkan oleh Korea Selatan dan Jepang.
Pada saat yang sama, AS dan Korea Selatan mengadakan pertemuan kelompok Konsultatif Nuklir untuk membahas upaya penguatan komitmen AS dalam memberikan "deterensi yang diperlukan" kepada Korea Selatan.
Kedua negara menekankan bahwa serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap mereka akan dihadapi dengan tanggapan yang cepat, luar biasa, dan tegas.
Sementara itu, peristiwa mengejutkan terjadi ketika seorang tentara AS, Travis King, dengan sengaja menyeberang ke Korea Utara minggu ini dan saat ini diyakini berada dalam tahanan Korea Utara.
Pemerintah AS telah menghubungi militer Korea Utara terkait kasus tersebut, namun belum menerima jawaban.
Baca Juga; Pemerintah Menegaskan Pentingnya Investasi Pendidikan melalui Beasiswa LPDP
Pertemuan langsung antara mantan Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah terjadi selama masa jabatan Trump, namun tingkat tinggi pertemuan antara kedua negara itu berhenti di bawah kepemimpinan Presiden AS saat ini, Joe Biden.
Meskipun telah ada komitmen dalam pernyataan bersama pada tahun 2018 untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea, upaya konkret untuk mencapai tujuan tersebut belum berhasil.
Korea Utara telah melanggar larangan internasional dengan melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya pada tahun 2006, dan sejak itu PBB telah memberlakukan sanksi terhadap negara tersebut atas program nuklir dan rudalnya.
Namun, Rusia dan China telah menggunakan hak veto untuk menolak usulan sanksi lebih lanjut, dengan alasan bahwa sanksi tidak efektif dalam mengendalikan program nuklir Korea Utara.
Keadaan ini menunjukkan bahwa isu nuklir Korea Utara tetap menjadi tantangan besar dalam upaya menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut. (*Ibs)
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida