Korea Utara 'Mainkan Aksi Teror' Saat Kapal Selam AS Tiba di Korea Selatan, Meningkatkan Tegangan Politik Regional
Pewarta Nusantara, Pyongyang - Tegangnya hubungan antara Korea Utara dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat semakin tampak saat Korea Utara langsung menembakkan rudal-rudal hanya beberapa jam setelah kapal selam Amerika Serikat tiba di Korea Selatan.
Aksi provokatif ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah Jepang dan Korea Selatan, terutama karena peluncuran rudal telah terjadi beberapa kali dalam waktu singkat.
Rudal-rudal tersebut diluncurkan secara berurutan pada Senin malam dari dekat ibu kota Korea Utara, Pyongyang, dan terbang sekitar 400 km sebelum mendarat di perairan lepas pantai timur Semenanjung Korea.
Peluncuran rudal ini dianggap sebagai "provokasi serius" oleh militer Korea Selatan dan dianggap mengancam perdamaian dan stabilitas regional.
Baca Juga; Rencana Pemindahan PT Pindad Menuai Sorotan: Strategi Ekonomi atau Kalkulasi Politik?
Sementara itu, kedatangan kapal selam bertenaga nuklir USS Annapolis dari Amerika Serikat di Pulau Jeju menjadi sorotan lainnya.
Meskipun kapal selam ini memiliki misi utama menghancurkan kapal dan kapal selam musuh dengan dilengkapi reaktor nuklir, namun persediaan senjata yang dimuat merupakan senjata konvensional.
Hal ini membuat Korea Utara merasa terancam dan menanggapi dengan marah atas kehadiran kapal selam bertenaga nuklir AS di wilayah tersebut.
Tegangan semakin memuncak ketika Korea Utara juga melakukan uji coba rudal balistik dan rudal jelajah sebagai bentuk demonstrasi bahwa mereka dapat melakukan serangan nuklir terhadap kapal-kapal angkatan laut Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Situasi semakin kompleks dengan adanya percakapan antara AS dan Korea Utara mengenai seorang prajurit Amerika yang melarikan diri ke Korea Utara melintasi perbatasan yang paling terfortifikasi di dunia. (*Ibs)