Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Boethius Karya dan Pemikirannya

Boethius

Pewartanusantara.com - Mempelajari biografi seputar tokoh-tokoh penting memang selalu menyenangkan untuk dilakukan. Terlebih biografi mengenai filsuf yang hasil pikirannya banyak memberikan pengaruh kepada manusia sampai detik ini. Biografi Boethius adalah yang paling banyak dicari tahu oleh mereka yang senang mempelajari seputar filsafat. Ini tidak lain karena sosoknya yang memiliki karya-karya yang hebat.

Riwayat Hidup Boethius

Boethius lahir di Roma pada tahun 480 Masehi dan meninggal di usianya yang masih cukup muda, yaitu 44 tahun. Ia dituduh sebagai pengkhianat ketika menjadi pejabat tinggi di masa Kaisar Theodoric dan kemudian dihukum mati pada tahun 525 Masehi. Sebelum dieksekusi, Boethius sempat dijauhkan dari masyarakat dan dibuang ke pengasingan.

Pada waktu ini lah Boethius mencari penghiburan untuk dirinya sendiri. Jika tahanan lain mencari penghiburan melalui penambahan iman, Boethius justru mencari tahu berbagai hal yang bisa dipikirkan dalam nalar. Pikiran-pikirian Boethius banyak diilhami dari Plato, terutama dalam hal “Substansi Tuhan tidak terletak pada sesuatu yang lain selain kebaikan”.

Karya Boethius

Ada banyak sekali karya yang dihasilkan oleh seorang Boethius. Ia selalu menuangkan hasil pikirannya melalui tulisan. Diantara banyaknya karya Boethius, yang paling populer adalah "Tentang Penghiburan dari Filsafat", hasil tulisannya selama ada di pengasingan.

Dalam buku tersebut, Boethius seolah berbicara dengan wanita yang tidak lain adalah filsafat itu sendiri. Boethius dan ‘perempuan’ ini menyepakati bahwa kebahagian sejati itu ada dan hanya Tuhan lah yang bisa memberikan kebahagiaan itu sendiri.

Buku mengenai ketuhanan dan kebahagiaan abadi ini ia tulis sampai memiliki beberapa sekuel. Ketiga buku awal membahas mengenai siapa kah Tuhan, sementara di buku kelima, Boethius menuliskan mengenai pengertian Tuhan dan apa sebenarnya kebebasan manusia.

Membahas biografi Boethius sangat menyenangkan, terlebih mengenai karya-karyanya. Tidak hanya mengenai filsafat dan Tuhan saja, Boethius juga menulis banyak karya lain. Sebut saja mengenai matematika seperti yang berjudul De arithmetica dan De musica.

Anda juga bisa menemukan pendapat Beothius mengenai teologi Kristen yang di dalam buku itu sendiri berisi mengenai penolakan terhadap Arianisme.

Roda Boethius

Boethius terkenal selalu berpikiran rasional, ini juga mempengaruhi pola pikirnya mengenai sejarah. Dalam istilah Roda Boethius atau The Boethian Wheel yang merupakan sebuah konsep mengenai sejarah yang diibaratkan sebuah roda. Konsep ini sangat populer pada Abad Pertengahan

Dikatakan bahwa selama roda masih berputar, mereka yang berkuasa dengan harta yang banyak, bisa saja menjadi debu. Dan juga sebaliknya, orang miskin dan orang-orang yang kelaparan memiliki kesempatan untuk bangkit dan menjadi lebih baik.

Karena adanya konsep ini, kemudian banyak menjadi inspirasi menjadi relik-relik seni yang menggambarkan jatuh dan bangun manusia dalam kehidupannya. Apabila Anda memiliki ketertarikan untuk mencari tahu mengenai Roda Boethius tersebut, bisa ditemukan dalam buku Abad Pertengah mulai dari buku berjudul Romance of the Rose sampai dengan Chaucer.

Penghormatan terhadap Boethius

Setelah kematiannya, Boethius diangkat menjadi Martir oleh Roman Martyrology. Penghormatan tersebut diadakan di Church of Santa Maria, salah satu gereja yang ada di Roma pada tanggal 23 Oktober. Sementara pada tahun 1883, Boethius juga diangkat menjadi Santo oleh Sacred Congregation of Rites.

Penghormatan yang diterima oleh Boethius ini karena hasil pikiran Boethius yang dianggap mengajarkan Kristen modern yang mengajarkan adanya hubungan antara ajarannya dengan Ilahi.

Apabila Anda berniat mempelajari lebih lanjut mengenai biografi Boethius, ada beberapa yang bisa dilihat secara online yaitu karya James, H. R. (translator) [1897] (2007), The Consolation of Philosophy of Boethius dan masih ada banyak lainnya.

“Nothing is miserable unless you think it so; and on the other hand, nothing brings happiness unless you are content with it.”

Boethius, The Consolation of Philosophy

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

1043