Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Biografi Benedict de Spinoza, Filsuf dari Abad ke-17

Benedictus Spinoza

Pewartanusantara.com - Bennedict de Spinoza merupakan seorang filsuf Yahudi yang berkebangsaan Belanda. Spinoza merupakan seorang filsuf yang terkenal di abad ke-17. Bennedict de Spinoza merupakan tokoh yang menganut aliran rasionalisme. Simak mengenai biografi Bennedict de Spinoza secara lengkap berikut ini.

Kehidupan Awal Spinoza

Keluarga Bennedict de Spinoza merupakan keturunan Portugis. Orang tua Bennedict berlayar ke Amsterdam karena dipaksa untuk berpindah keyakinan menjadi Kristen. Ayah Spinoza kemudian menjadi direktur terkenal di Amsterdam. Di negara ini keluarga Bennedict de Spinoza juga bertemu dengan komunitas Yahudi yang merapikan diri dari negaranya karena kasus penganiayaan.

Komunitas Yahudi yang ada di Amsterdam ini mengembangkan lembaga sosial dalam bidang pendidikan. Bennedict de Spinoza juga merasakan mengenyam pendidikan di bawah komunitas ini yang diajar langsung oleh Musa Maimonides. Spinoza banyak mempelajari tentang ilmu filsafat Yahudi dan bahasa Ibrani.

Perjalanan Karir Baruch De Spinoza

Satu hal yang penting untuk diketahui dari biografi Bennedict de Spinoza adalah perjalanan karirnya. Spinoza yang dikenal sebagai filsuf ternyata mengawaki karirnya menjadi pedagang buah. Dari kios buahnya inilah Bennedict de Spinoza bertemu dengan beberapa pengusaha lain. Pengusaha yang ditemui ini memiliki latar belakang yang berbeda.

Karirnya sebagai pedagang membuat Bennedict de Spinoza mempunyai banyak pemikiran mengenai filsafat. Spinoza berfokus pada historis mengenai penyebaran manusia di seluruh penjuru dunia. Bennedict de Spinoza bahkan pernah mengalami pengucilan karena karya filsafatnya yang ditentang agar tidak diberikan kepada komunitas Yahudi di Amsterdam.

“The highest activity a human being can attain is learning for understanding, because to understand is to be free.”

Baruch Spinoza

Periode Etika Bennedict de Spinoza

Karya berjudul Etika milik Bennedict de Spinoza diselesaikan pada tahun 1675 dan sempat ditunda penerbitannya karena terdapat beberapa hal kontroversi. Karya ini diterbitkan 2 tahun kemudian setelah mengalami perbaikan dan dijadikan bukti geometris. Spinoza mempercayai bahwa karya berisi ide-ide geometris ini lebih mudah untuk diterima daripada hasil publikasi sebelumnya.

Spinoza menambahkan beragam catatan dari hasil pengamatan pada tengah-tengah bab I karya periode Etika ini dengan tujuan agar pembaca lebih mudah memahami isinya. Bennedict de Spinoza juga menambahkan esai naratif yang filosofis mengenai berbagai macam polemik. Berbagai macam polemik tersebut menjadi pokok bahasan dalam karya etika ini.

Hasil karya Spinoza berjudul Etika ini beraswl dari 3 sumber yang menajdi kepercayaan kaum Yahudi dan dijadikan pedoman hidupnya. Sumber yang digunakan Bennedict de Spinoza antara lain adalah dialog tentang cinta, argumen dari filsuf Spanyol, dan akses internet gerbang tuhan. Ketiga sumber ini menghasilkan karya besar yang dipublikasikan secara luas.

Akhir Hidup Spinoza

Etika merupakan karya terbesar Bennedict de Spinoza sepanjang perjalanan karirnya. Karya ini membuat Spinoza banyak dikunjungi oleh tokoh terkemuka yang memberinya bantuan.

Bennedict de Spinoza merupakan tokoh filsuf besar yang mempunyai pengaruh pada sejarah intelektual dunia barat. Hal ini dikarenakan pemikiran filosofis Spinoza yang independen dan lepas dari aliran agama tertentu.

Bennedict de Spinoza juga seorang filsuf yang sangat menentang adanya paham suernaturalisme. Spinoza bahkan dikecam sebagai seorang ateis karena pemikiran filsufnya yang universal dan tidak terikat dengan kepercayaan agama apapun. Bahkan Spinoza dikenal sebagai filsuf pertama yang membuat ateisme menjadi sistem filosofis untuk pertama kali. Hal terakhir dari biografi Bennedict de Spinoza adalah tokoh ini dikenal sebagai orang yang mabuk tuhan. Spinoza dikenal religius dengan pemikirannya yang rasional maupun tidak. Karyanya yang melegenda membuat Bennedict de Spinoza dikagumi oleh banyak filsuf dan penyair pada masanya. Hingga kini pun tentu masih banyak yang cukup mengaguminya.

Baca juga: Biografi Nicholas Malebranche, Dari Perjalanan Hidup, hingga Karyanya

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

1045