Biografi Alfred Tarski, Ahli Logika Terbesar Abad 20
Pewartanusantara.com - Alfred Tarski merupakan salah seorang ahli logika terbesar pada abad 20 yang berasal dari Polandia. Dia menekuni bidang matematika, fisika logika, dan bahasa. Sejak awal meniti kariernya ia sudah mempunyai nama sebab karyanya yang berkaitan dengan dasar-dasar matematika. Selain itu, ia juga memiliki pengaruh besar karena karyanya tersebut. Berikut ini beberapa biografi Alfred Tarski.
Riwayat hidup Alfred Tarski
Alfred Tarski berasal dari keluarga pebisnis berdarah Yahudi. Ia lahir pada 14 Januari 1902 dengan nama asli Alfred Teitelbaum. Nama ayahnya yakni Ignacy Teteilbaum dan nama ibunya yakni Rosa Prussak. Meski bukan dari keluarga intelektual, namun mereka sangat mengedepankan dan mementingkan pendidikan bagi anak-anaknya.
Diantara bukti hal tersebut adalah mereka menyekolahkan Alfred Tarski di Schola Mazowiecka, salah satu sekolah yang mengajarkan grammar dengan sangat baik. Alfred Tarski merupakan murid yang brilian, ia mampu belajar bahasa Yunani, Latin, Rusia, Prancis, dan Jerman dengan sangat baik seperti halnya saat ia belajar matematika.
Selain menggemari matematika, ia sebenarnya juga sangat tertarik dengan bidang biologi. Oleh karena itu, ia pun belajar biologi di Universitas Warsawa. Saat masih muda, ia juga pernah berada di militer Polandia. Saat usianya masih 19 tahun ia sudah berhasil menerbitkan makalah pertamanya. Ia juga ingin sekali berkarier di dunia akademis. Namun, nama Yahudinya menjadi suatu penghalang.
Dalam Biografi Alfred Tarski diceritakan bahwa pada akhirnya nama belakang Alfred diganti menjadi Tarski, dan ia pun menjadi penganut agama Katolik Roma. Pada tahun !925 ia diangkat menjadi dosen di Universitas Warsawa di bidang matematika dan logika hingga tahun 1939.
Pemikiran Alfred Tarski
Saat itu, filsafat berusaha keras mencari penjelasan yang sesuai tentang konsep kebenaran. Tepatnya seperti apakah suatu kalimat dapat dinggap benar? Sejak masa Aristoteles, jawaban yang populer adalah menganggap bahwa suatu kalimat benar jika sesuai dengan fakta. Namun, menjelaskan gagasan tentang “kesesuain” tanpa berpatokan pada konsep kebenaran sangatlah sulit.
Akhirnya Tarski memecahkan masalah tersebut dalam bahasa formal. Namun, ia masih pesimis untuk menerapkannya pada bahasa alami seperti Prancis dan Inggris. Hal ini, tidak menghentikan para filsuf dalam memecahkan proyek seperti ini. Menurut Tarski, semua definisi yang diungkapkan tentang kebenaran harus mencakup kosekuensinya semua ekuivalen seperti bentuk yang ditunjukkan berikut.
Pertama, kalimat S bernilai benar dalam suatu bahasa L, jika dan hanya jika p, dimana p mewakili terjemahan dari S di peringkat kedua, atau “meta”-bahasa. Syarat tersebut yang dimaksud dengan “Konvensi T” oleh Tarski. Contoh kedua seperti “Snow is white” bernilai benar dalam bahasa Inggris jika dan hanya jika snow is white.
Menurut tarski kebenaran hanya dapat didefinisikan secara lengkap untuk bahasa-bahasa “terbuka”. Bahasa yang mana kebenaran disandarkan dari luar bahasa (yakni, dalam meta-bahasa) yang bersangkutan.
Karya-karya Alferd Tarski
Dalam biografi Alferd Tarski diceritakan pula bahwa ia memiliki banyak karya ilmiah yang hingga saat ini masih dijadikan sebagai rujukan keilmuan, meskipun ia telah meninggal dunia pada 26 Oktober 1983. Salah satu karyanya yang sangat terkenal yakni bukunya yang berjudul Intoduction to Logic and to Methodology of Deductive Sciences.
"There can be no doubt that the knowledge of logic is of considerable practical importance for everyone who desires to think and to infer correctly."
Selain itu, karya lainnya yang sangat terkenal juga yakni bukunya tentang logika di bidang matematika. Dalam buku ini ia menciptakan beberapa teori model, definisi terhingga Taski, pengertian kebenaran, bilangan cardinal terukur, bilangan kardinal tak terpakai, masalah tentang kepastian aljabar dan logika analitik.
Baca juga: Biografi Alfred Jules Ayer dan Konsep Filososfis Positivisme Logis-nya
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida