Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Amerika Serikat Kembali ke UNESCO Setelah 12 Tahun, Siap Berikan Kontribusi Miliaran Dollar!

Amerika Serikat Kembali ke UNESCO Setelah 12 Tahun, Siap Berikan Kontribusi Miliaran Dollar!

Pewarta Nusantara - AS Rencanakan Kembali Bergabung dengan UNESCO Setelah 12 Tahun Keluar. Amerika Serikat (AS) berencana untuk bergabung kembali dengan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) setelah 12 tahun keluar.

Keputusan ini diumumkan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam pertemuan khusus dengan duta besar negara anggota pada hari Senin (12/6).

Dengan kembalinya AS, negara tersebut akan segera memberikan pembayaran iuran lebih dari $600 juta.

Kehadiran AS dalam UNESCO diharapkan dapat mengisi celah yang ditinggalkan oleh negara tersebut dalam pembuatan kebijakan terkait kecerdasan buatan dan pendidikan teknologi di seluruh dunia, mengingat kekhawatiran akan pengaruh China dalam hal ini.

Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Manajemen dan Sumber Daya, Richard Verma, telah mengirimkan surat resmi kepada Azoulay untuk meresmikan rencana kembalinya AS.

Rencana tersebut akan diajukan ke Konferensi Umum Negara Anggota UNESCO pada tahun 2023 untuk mendapatkan persetujuan akhir.

Meskipun China menyatakan tidak akan menentang permintaan AS untuk bergabung kembali, keputusan ini akan memberikan dorongan finansial yang signifikan bagi UNESCO.

Badan ini dikenal dengan program-programnya dalam pelestarian warisan dunia, proyek penanggulangan perubahan iklim, dan pendidikan bagi anak perempuan.

Sebelumnya, AS dan Israel berhenti mendanai UNESCO pada tahun 2011 setelah Palestina diterima sebagai negara anggota, dan keduanya kehilangan hak suara mereka pada tahun 2013.

Pemerintahan AS saat itu, di bawah kepemimpinan Trump, memutuskan untuk menarik diri dari UNESCO pada tahun 2017 dengan alasan bias anti-Israel dan masalah manajemen.

Dalam upayanya untuk membawa AS kembali ke UNESCO, Direktur Jenderal Azoulay telah berusaha melakukan reformasi anggaran dan membangun konsensus di antara negara-negara seperti Yordania, Palestina, dan Israel dalam menghadapi resolusi-resolusi sensitif.

Keputusan AS untuk bergabung kembali dianggap sebagai hasil dari upaya ini, di mana ketegangan teratasi, respons terhadap tantangan kontemporer ditingkatkan, inisiatif besar dilakukan di lapangan, dan fungsi organisasi dimodernisasi.

Rencananya, pemerintah AS akan membayar iuran tahun 2023 beserta kontribusi bonus sebesar $10 juta pada tahun ini, yang akan dialokasikan untuk berbagai bidang seperti pendidikan Holocaust, pelestarian warisan budaya di Ukraina, keselamatan jurnalis, dan pendidikan sains dan teknologi di Afrika.

Baca juga: Pakistan Sambut Kiriman Minyak Mentah Rusia untuk Mengatasi Krisis Energi dan Stabilitas Ekonomi

Pemerintahan Biden telah mengajukan permintaan anggaran sebesar $150 juta untuk tahun 2024 guna membayar iuran dan tunggakan UNESCO, serta merencanakan pembayaran serupa dalam tahun-tahun berikutnya hingga utang sebesar $619 juta terbayar.

Kehadiran AS yang kembali ke UNESCO diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap program-program penting yang dilakukan oleh badan ini, sambil memperkuat kerjasama antarnegara dalam bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan. (*Ibs)

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

259