Pewarta Nusantara
Menu Menu

sepri murtiningsih

Verify Penulis
Di Portal Berita
Pewarta Nusantara
sepri murtiningsih adalah penulis di Pewarta Nusantara
sepri murtiningsih sepri murtiningsih
1 tahun yang lalu 07/05/23

Menilik kembali pada sejarah negeri. Ingatkah Anda dengan Sumpah Pemuda? Sebuah pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan puncak dalam tonggak bersatunya bangsa Indonesia yang nyata. Dalam sejarahnya, pemuda Indonesia selalu ikut andil dan berperan penting dalam pergerakan nasional dan kebangkitan bangsa. Mereka menyebarkan semangat ’45 dan melakukan aksi nyata untuk sebuah perubahan, keadilan hingga kemerdekaan. Hebatnya, semua yang mereka lakukan dibarengi dengan kepekaan sosial, kecerdasan intelektual dan semangat akan sebuah pergerakan. Bagaimana tidak? Apa yang mereka lakukan, semua didasari karena rasa kebangsaan dan rasa cinta terhadap Indonesia.
Berkaca pada 89 tahun pasca Sumpah Pemuda, kita tidak bisa memungkiri dan mengelak bahwa kondisi bangsa Indonesia kini tak lagi sama. Negara Indonesia sudah merdeka, namun semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan kian terasa berbeda. Memang tidak bisa dipukul rata terhadap penyimpulan kondisi negara dan bangsa kita yang sekarang dengan dulu. ‘Kan dulu Indonesia belum merdeka, penjajah masih ada, pergolakan terjadi dimana-mana. Jadi wajar jika para pemuda melakukan pergerakan nasional demi kemerdekaan dan kemenangan bangsa dan negara. Lha sekarang? Indonesia kan sudah merdeka, lalu apalagi yang mau diperjuangkan?.’ Mungkin memang benar Indonesia sudah merdeka, namun semangat Sumpah Pemuda jangan terlupakan begitu saja. Tetap tanamkan rasa cinta terhadap Indonesia dimanapun kita berada. Jika dikatakan sudah merdeka, memang negara kita sudah merdeka. Namun untuk masalah penjajahan? Bisakah kita ambil kesimpulan bahwa seratus persen penjajahan itu sudah tidak ada? Bisa dikatakan berbeda zaman, berbeda wujud pula. Sadar ataupun tidak penjajahan itu masih ada. Mungkin bukan berupa penjajah pada umumnya yang berwujud manusia, tapi bisa berupa teknologi, budaya luar ataupun semacamnya yang secara tidak langsung masuk ke Indonesia kemudian membius jutaan umat dengan berbagai cara hingga membuat masyarakat semakin lama, semakin lupa dengan dirinya sebagai bangsa Indonesia. Kita ambil contoh dari segi budaya, budaya luar yang masuk lebih digemari dan digandrungi dibandingkan dengan budaya sendiri. Hal ini tentu saja dapat membuat budaya kita semakin lama semakin terlupa.
Satu hal yang perlu kita ketahui adalah apa yang kita hadapi di era sekarang ini merupakan tantangan baru untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negara. Kita sebagai masyarakat Indonesia dan khususnya generasi penerus bangsa wajib menjaga dan merawat apa yang telah dimiliki negara kita tercinta. Memaknai kembali Hari Sumpah Pemuda dan berusaha bagaimana agar bangsa ini bisa menjadi lebih baik dan bermartabat untuk kedepannya. Dengan segala macam potensi yang tersedia serta dibarengi dengan kekreatifan serta semangat para pemuda Indonesia semoga bisa mengubah Indonesia menjadi negara yang berkembang pesat tanpa menghilangkan rasa cinta terhadap Indonesia dengan segala asset yang dimilik
inya.