Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Biografi Emile Durkheim, Pencetus Ilmu Sosiologi dari Brazil

Emile Durkheim

Pewartanusantara.com - Perkembangan ilmu sosiologi di dunia pendidikan tidak lepas dari peran tokoh pemikir yang hebat. Salah satu tokoh pemikir ilmu sosiologi yang hingga tetap abadi adalah adalah Emile Durkheim yang berasal dari Brazil. Emile Durkheim ini mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan ilmu sosiologi. Untuk lebih jelasnya, simak biografi Emile Durkheim secara lengkap di bawah ini.

Riwayat Hidup

Emile Durkheim lahir pada 15 April 1858 di daerah timur laut Prancis. Ayah Durkheim merupakan seorang pendeta Yahudi yang sangat taat. Semasa remaja Durkheim menempuh pendidikan dengan guru pengajar yang mayoritas beragama katolik. Meskipun hidup di lingkungan yang taat beragama, Durkheim dikenal sebagai atheis bergis agnostik semasa hidupnya.

Pada usianya yang ke 21 tahun, Emile Durkheim melanjutkan pendidikannya di Ecole Normale Superieure. Setelah tamat dari kampus ini Durkheim menjadi guru filsafat di salah satu skolah setara dengan SMA. Di samping itu, Emile Durkheim juga melanjutkan pendidikannya dalam bidang psikologi di Jerman.

Durkheim sejak muda dikenal memiliki banyak prestasi, salah satunya adalah berhasil mencetuskan ilmu sosiologi sebagai bidang keilmuan. Berkat penemuannya tersebut Emile Durkheim dipilih menjadi ahli ilmu sosial di Universitas Bordeaux. Selama menjadi ahli sosial di Universitas Bordeaux Emile Durkheim berhasil membuat 3 karya besar yang sangat dikenal.

Latar Belakang Pemikiran

Hal selanjutnya yang perlu diketahui dari biografi Emile Durkheim yang merupakan seorang tokoh besar ini adalah latar belakang pemikirannya. Pemikiran dari Emile Durkheim banyak dipengaruhi oleh beberapa tokoh hebat sebelum dirinya. Salah satu tokoh yang mempengaruhi pemikiran Emile Durkheim dalam bidang sosiologi adalah Auguste Comte.

Pemikiran Emile Durkheim dalam bidang sosiologi yang dipengaruhi oleh Auguste Comte ini dapat dilihat dari reorganisasi masyarakat, yaitu hasil pengembangan keduanya. Durkheim juga menyempurnakan beberapa hasil pemikiran Auguste Comte yang sebelumnya. Penyempurnaan tersebut tetap disesuaikan dengan tujuan umum dari Comte.

Pengaruh dari Auguste Comte menjadikan Emile Durkheim menjadi tokoh yang memiliki aliran positivisme. Bentuk implikasi dari aliran positivisme Emile Durkheim adalah dalam kategori fakta sosial. Fakta sosial ini didefinisikan oleh Emile Durkheim sebagai cara untuk bertindak, berpikir, dan merasa. Durkheim memiliki pemikiran mengenai aturan dan cara hidup dalam masyarakat.

Karya-Karya

Ada sederetan karya besar dalam biografi Emile Durkheim yang dihasilkan semasa hidupnya. Durkheim merupakan tokoh pencetus ilmu sosiologi dalam dunia pendidikan yang aktif dalam menghasilkan karya. Beberapa karya dari Emile Durkheim antara lain adalah sebagai berikut.

  • The Division Of Labor Society

Pada karya sosiologi klasik yang pertama ini Emile Durkheim memanfaatkan pemahamannya untuk melakukan penelitian krisis moralitas. Durkheim menilai krisis moralitas ini sudah ada sejak masa revolusi Prancis. Pokok bahasan mengenai krisis moralitas yang ada sejak revolusi Prancis ini meliputi pembagian kerja secara anomik, dipaksakan, dan tidan terkoordinasi.

  • The Rules Of Sociological Method

Karya kedua Emile Durkheim ini membahas mengenai fakta sosial yang ada di lingkungan sekitar. Fakta sosial ini disertai bukti nyata yang terjadi dan keterangan kritis di sekitar. Fakta yang terjadi di lingkungan sekitar ini disertai dengan pemanfaatan sosial dan penerapan berbagai aturan. Dalam karya ini Emile Durkheim ini membahas mengenai aturan normal dan pantologis.

“Melancholy suicide. —This is connected with a general state of extreme depression and exaggerated sadness, causing the patient no longer to realize sanely the bonds which connect him with people and things about him. Pleasures no longer attract;”

  • Suicide

Konsep animisme pada tindakan orang yang melakukan bunuh diri menjadi dasar pengembangan karya ini. Emile Durkheim meneliti tentang kejadian bunuh diri yang terjadi pada orang berkepercayaan katolik dan protestan. Tingkat bunuh diri yang ada di 2 kepercayaan ini berhubungan dengan keterikatan tertentu terhadap kelompoknya dan dianggap sebagai interaksi sosial.

Baca juga: Biografi Jacques Derrida dan Pemikiran Dekonstruksi-nya

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

1602