Biografi George Edward Moore dan Teori Etikanya
Pewartanusantara.com - Pada abad pertengahan, di Inggris terdapat seorang tokoh filususf yang amat masyur, beliau bernama George Edward Moore. Tokoh satu ini dapat dikatakan sebagai salah satu pelopor berdirinya tradisi analitik di dunia filsafat. Geoge adalah filusuf yang di segani bahkan orang-orang masih membicarakannya sampai sekarang. Berikut ini ulasan lebih lanjut tentang biografi Geoge Edward Moore.
Riwayat Hidup Geoge Edward Moore
Ahli filsafat bernama Geoge Edward Moore ini lahir di Londen, 4 November tahun 1873. Geoge adalah penduduk asli Inggris yang pernah menjadi guru besar di kampus Cambridge filsafat dengan prodi filsafat. Goerge adalah saudara kandung Thomas Moore yang juga ahli dalam ilmu filsafat. Ia dan keluarganya adalah penganut dari aliran filsafat analitik.
Saat memulai debutnya, George Edward Moore berkoordinasi dengan teman-temannya satu generasi membetuk filsafat analitik. Seiring berjalannya waktu, George Edward Moore semakin mahir dalam bidang analisis. George sering kali dapat membuktikan dirinya mampu menyelesaikan analisis pemikiran yang berkaitan teori-teori serta mengandalkan akal manusia.
George Edward Moore juga terkenal karena kiprahnya dalam membela naturalisme yang tidak etis. Ia juga salah satu filosof yang menekankan akal sehat sebagai metode filosofis pembangunan. Dalam kiprahnya di dunia filsafat, George sudah menyumbangkan beberapa hal yang berharga seperti ilmu etika, epistemologi, ilmu metafisika serta moral karakteristik.
Biografi George Edward Moore mencatat beliau terkenal dengan salah satu karyanya yang dapat menginspirasi semua kalangan naturalisme. Karya dari George tersebut adalah buku yang berisi prinsip etika. Sayangnya, saat namanya sudah melambung, George harus menghembuskan nafas terahkirnya pada umur 84 tahun di negara kelahirannya.
Pemikiran Geoge Edward Moore
George adalah tokoh filsafat yang dikenal karena beberapa pemikirannya seperti natural falasi dan teori etika. Sebelum diakui seperti sekarang, siapa yang menyangka bahwa pemikiran George pernah ditolak. Pemikiran George yang menjadi awal karirnya di dunia filsafat adalah tentang idealisme. Pada pemikiran tersebut George menekankan pendekatan etika baik sehingga menuai banyak konflik.
Menurut george teori dari filsafat adalah kemampuan membuat analisis yang seimbang dari suatu konsep teori untuk membentuk keselarasan yang seimbang. Dasar dari pemikiran George tersebut menjadikan sebuah pemikiran yang didasari penjelasan-penjelasan konkrit akan menimbulkan kesesuaian dan kefahaman yang maksimal.
Pemikiran dari George Moore tersebut jika disimpulkan dapat ditarik dua garis besar yaitu tentang kesalahan naturalis serta argumen pertanyaan. Kenyataannya, pemikiran George itu bisa mendaoat penolakan mutlak untuk konsep filsafat dari Immanuel Kant. Penolakan tersebut jelas dari ungkapan setiap ciri dari suatu materi dapat diartikan secara baik dengan etika.
Pengaruh Geoge Edward Moore
Pada biografi George Edward Moore tidak dijelaskan dengan rinci pengaruh yang ditimbulkan olehnya. Dalam sumber-sumber yang menceritakan tentang George, hanya disebutkan cuplikan kisah dari tokoh ini. Menurut literatur, George Edward Moore dapat menyajikan filsafat modern dengan sudut pandang yang berbeda dari filsafat sebelumnya.
George Edward Moore yang digadang-gadang sebagai pencetus filsafat etika namanya bisa melejit pada abad 20 an setelah mengikrarkan teori etika. Pada teorinya, George mengkaji tentang kata baik, kesalahan naturalis, dan pendapat pertanyaan yang mengangkat namanya. Lewat pemikirannya itu juga, filsafat semakin dikaitkan dengan unsur kebahasaan.
“The hours I spend with you I look upon as sort of a perfumed garden, a dim twilight, and a fountain singing to it. You and you alone make me feel that I am alive. Other men it is said have seen angels, but I have seen thee and thou art enough.”
Secara tidak langsung, George adalah tokoh yang berpengaruh karena kecakapannya dalam beretika. Beliau adalah tokoh yang mengutamakan etika baik sehingga hidupnya jauh dari konflik dan pertentangan. Kebanyakan dari pemikiran George sendiri menitikberatkan pada analisis kebahasaan. Setelah kemunculan George ini, pembahasan filsafat bahasa berubah menjadi metaetika.
Baca juga: Biografi Ferdinand de Saussure, Seorang Ahli Linguistik dari Swiss
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida