Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Biografi John Stuart Mill, Seorang Filsuf Abad ke-19 dari Britania Raya

John Stuart Mill

Pewartanusantara.com - Di tahun 1800-an, ada banyak sekali filsuf-filsuf dunia yang muncul dengan membawa karya-karya yang masih sangat dikagumi hingga saat ini. Salah satu filsuf terkenal yang muncul pada tahun 1800-an adalah John Stuart Mill. Pernah mendengar nama ini? Berikut biografi John Stuart Mill yang bisa Anda simak.

Biografi Lengkap

John Stuart Mill lahir di Pentonville, London, Inggris pada tanggal 20 Mei 1806 silam. Hingga saat ini, John dikenal sebagai seorang filsuf empiris terkenal yang berasal dari Inggris. Tidak hanya itu saja, John juga terkenal dengan julukan reformator dari utilitarianisme sosial.

John Stuart Mill adalah putra dari seorang filsuf dan ekonom ternama asal Inggris yang bernama James Mill. Sang ayah memiliki ambisi besar untuk menjadikan anaknya seorang anak ajaib lewat intelektual yang dimiliki anak tersebut dengan secepat dan sebanyak mungkin. Karena ambisi sang ayah, John sudah mulai mempelajari bahasa Yunani di usianya yang baru menginjak tiga tahun.

Alhasil di usianya yang baru 14 tahun, John sudah sangat mahir berbicara dalam bahasa Yunani dan Latin klasik. Tidak hanya mampu berbicara dalam dua bahasa sekaligus, John juga sudah mempelajari banyak hal seperti sejarah dunia hingga dasar-dasar teori ekonomi.

Kemampuan John ini didapatkannya dengan campur tangan sang ayah yang ingin menjadikannya sebagai pendukung gagasan filosofisnya yang terkenal radikal. Di usia 20 tahun, John berpetualang ke Perancis untuk mendalami pelajaran bahasa, kimia, dan matematika. John menghabiskan masa remajanya untuk mengedit naskah-naskah milik Jeremy Bentham.

Pemikiran Hebat John Stuart Mill

Dituntut untuk menjadi seseorang dengan kemampuan intelektual di atas rata-rata sejak kecil membuat John memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang-orang sebayanya pada masa itu. John Stuart Mill mengutarakan gagasan-gagasan menariknya berkaitan dengan manusia dan masyarakat dengan judul Utilitarianisme.

Pemikiran John sangat lekat dengan pengaruh yang diberikan oleh sang ayah saat dirinya masih berada di usia muda. Dalam hal pemikiran filosofisnya, John pernah menunjukkan bahwa empirisme dapat menyaingi metafisika dalam hal pemberian kepastian. John Stuart Mill juga dikenal sebagai seseorang yang membawa konsep falsifikasi dalam penanggulangan masalah induktif yang ada dalam ilmu pengetahuan.

Dalam setiap ulasan biografi John Stuart Mill, sebutan sebagai pemikir cemerlang tidak pernah lepas darinya. John Mill memandang sains tergantung pada induksi. Pendapatnya ini banyak diterima oleh orang-orang. Dirinya juga mengutarakan bahwa induksi tidak bersifat primer dan terus melibatkan suatu asumsi.

Karya Hebat John Stuart Mill

Sang filsuf meninggal dunia pada tahun 1873 di Avignon, Prancis dengan meninggalkan berbagai karya-karya hebat yang masih disanjung dan dikagumi hingga saat ini. Pemikiran-pemikiran dan pendapatnya yang paling terkenal berkaitan dengan utilitarianisme dan kebebasan atau liberti seringkali dijadikan patokan oleh banyak ilmuwan.

Tidak hanya mengutarakan pemikirannya dalam utilitarianisme saja, John Stuart Mill juga ikut andil menghasilkan karya tentang filsafat sains, metafisika, logika, dan epistemology. John juga mengungkapkan pemikirannya terkait pemerintahan dan fungsi-fungsinya. Masalah pelik tentang pendidikan juga menarik perhatian sang filsuf ini kala itu.

Pemikiran paling berpengaruh dari John Stuart Mill adalah perihal kebebasan. John Stuart Mil mengutarakan pendapatnya bahwa hanya orang dewasa sajalah yang berhak mendapatkan kebebasan. Sedangkan kebebasan pada anak-anak dipertanggungjawabkan kepada para orang tuanya. Sang filsuf juga mengungkap bahwa seharusnya ada batasan-batasan dari sebuah kebebasan yang wajib ditaati.

Demikianlah informasi lengkap tentang biografi John Stuart Mill. Seluruh pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh John masih sering diperbincangkan hingga saat ini. Hal ini sekaligus membuktikan eksistensi dan kepopuleran John Stuart Mill yang tidak surut meski sang tokoh sudah meninggal sekalipun.

Baca juga: Biografi Jeremy Bentham, Sang Anak Ajabib dari Inggris

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

1290