Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Biografi Karl Popper Dengan Percobaan Demarkasi Science-nya

Karl Popper

Pewartanusantara.com - Karl Popper dikenal sebagai seorang kritikus tajam terhadap gagasan yang ada di lingkaran Wina. Lingkaran Wina ini dianggap sebagai bagian yang banyak menghasilkan orang pendukung aliran induktivistik. Simak ulasan mengenai perjalanan hidup dan biografi Karl Popper secara lengkap di bawah ini.

Riwayat Hidup

Karl Popper lahir pada 28 Juli 1902 di Wina. Ayah dari Popper merupakan seorang pengacara hebat yang tertarik dengan filsafat dan diturunkan kepadanya.

Karl Pooper sempat menjadi pendengar bebas di Universitas Wina saat berusia sebelum diterima sebagai mahasiswa di sana pada tahun 1922. Popper juga smepat menganut paham komunisme selama beberapa waktu sejak berusia 17 tahun.

Filsuf hebat ini pernah mengikuti beragam mata kuliah semasa hidupnya, mulai dari psikologi, sastra, filsafat, hingga kedokteran. Setelah lepas dari aliran komunisme Karl Popper mulai mempelajari Marxisme yang menjadi jembatan pengalaman intelektual dalam hidupnya. Pemikiran dari Popper secara dominan juga dipengaruhi oleh penemuan Albert Einstein.

Karl Popper berhasil menyelesaikan gelar doktornya pada tahun 1928 dengan disertasi berjudul masalah metode dalam psikologi pemikiran. Selanjutnya Popper berhasil meraih gelar diploma di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam di tahun berikutnya. Popper juga sempat bekerja di universitas dan mengenal beberapa tokoh lingkaran Wina.

Demarkasi Science

Hal selanjutnya yang menarik dari biografi Karl Popper adalah percobaan demarkasi sciencenya. Science menurut Popper adalah sikap kritis dan bisa berusaha mencari klarifikasi terhadap teori yang ada di dalamnya. Klarifikasi sains yang sesungguhnya adalah berasal dari tes untuk menghasilkan reputasinya.

Science dihasilkan dari hukum sesungguhnya yang dibuktikan melalui observasi dan ekseprimen di dalamnya. Popper juga mendefinisikan setiap fenomena yang dipercayai dan berasal dari kesalahan sebelumnya.

Demakrasi science ini menolak berbagai ilmu pengetahuan yang tidak berasal dari sesuatu bersifat fakta. Popper juga menolak metafisika karena dinilai tidak mempunyai makna.

Semua komponen dalam demakrasi science Karl Popper ditemukan dari bebagai aturan yang menggambarkan dunia secara empiris. Popper berpendapat bahwa ilmu pengetahuan memiliki sifat yang dinamis dan obyektivitasnya akan membentuk suatu pemikiran rasional. Ruang ilmu pengetahuan yang bersifat mutlak tidak akan membuat science menjadi goyah.

Problem Induksi

Metode induktif banyak secara garis besar pernah menyebabkan masalah dari ilmu pengetahuan, mulai dari cara memperoleh hingga subyektivitasnya. Para pengikut metode induktif banyak yang melakukan uji kebenaran secara berkelompok yang kesimpulannya diterpakan secara umum. Hal ini tentu akan menjadi ironi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Problematika metode induktif tersebut menjadi dasar untuk observasi Karl Popper mengenai seberapa banyak penelitian harus dilakukan. Observasi dan eksperimen yang dilakukan Popper membuat para pengikut metode induktif ini menjadi merasa kesulitan. Penarikan kesimpulan dari para kamu induktif ini dianggap berbahaya bagi sains.

Sifat dasar sains adalah betujuan untuk merumuskan hukum yang memiliki sifat umum dan mutlak. Metode dalam penelitian sains harus disertai dengan observasi, penelitian, dan bukti yang mengandung fakta. Teori ini menjelaskan bahwa gejala yang sama akan ada di dalam situasi tertentu pada ilmu pengetahuan.

“No rational argument will have a rational effect on a man who does not want to adopt a rational attitude.”

Karl Popper merupakan seorang pemikir yang bersifat open minder terhadap sekitarnya. Gaya berpikirnya ini membuat ilmu pengetahuan tidak lagi dicap sebagai bidang yang anti kritik. Ilmu pengetahuan bagi Popper digunakan untuk menguji metode dasar untuk melakukan pengujian. Semua pemikiran mengenai ilmu pengetahuan ini menjadi pelengkap dari biografi Karl Popper.

Baca juga: Bioagrafi Albert Einstein dan Teori Relativitasnya

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

756