Biografi Mary Wollstonecraft, Sang Filsuf Wanita dari Britania Raya
Pewartanusantara.com - Tokoh filsafat tidak hanya diisi dengan kaum laki-laki. Mary Wollstonecraft merupakan seorang dilsuf wanita dan feminis dari Britania Raya. Bagaimana riwayat hidup, pemikiran dan karya dari Mary? Berikut ini adalah ulasan tentang biografi Mary Wollstonecraft.
Riwayat Hidup
Mary Wollstonecraft lahir pada tahun 1759. Ia merupakan anak dari pasangan Elizabeth Dixonn dan Edward John Wollstonecraft. Tokoh ini dikenal sebagai penulis, feminis dan filsuf di abad 18. Selain dikenal sebagai filsuf, ia juga merupakan feminist yang banyak menyuarakan kesetaraan antara pria dan wanita.
Mary sendiri lahir dari seorang ayah yang kasar. Hal tersebut membuat Mary memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia mendedikasikan diri dan hidupnya pada menulis. Kemudian, di tahun 1785, Mary Wollstonecraft menjadi pengajar di Irlandia, tepatnya pada keluarga Kingsborough. Ia menggantikan temannya yang sudah meninggal.
Namun, setelah berhari-hari menjalani pekerjaannya, ia terus berkabung karena kematian temannya dan merasa pekerjaannya itu tidak cocok baginya. Akhirnya, pada tahun 1788, Wollstonecraft kembali ke London dan menjadi seorang penerjemah. Ia juga menjadi penasehat Joseph Johsnon yang pada masa itu dikenal sebagai penerbit dengan telah radikal.
Di tahun yang sama, Mary Wollstonecraft menerbitkan karya pertamanya, yaitu Analytical Review dan menjadi contributor reguler. Dedikasinya terhadap menulis dibuktikan setelah empat tahun menjadi kontributor, ia menerbitkan sebuah buku fenomenal yang berjuful A Vindication of the Right of Woman.
Pemikiran dan Pengaruh
Biografi Mary Wollstonecraft sebagai seorang feminist memang tidak jauh dari pemikiran yang menyetarakan aspek terkait wanita dan pria. Pada karyanya yang berjudul A Vindication of the Rights of Woman, sangat terlihat kebenciannya pada orang-orang yang menilai wanita sebagai makhluk tak berdaya dan hanya perhiasan rumah tangga.
Mary Wollstonecraft juga mengatakan bahwa, tidak adanya kebebasan bagi para wanita dapat memicu frustasi, sehingga kasus kekerasan rumah tangga bisa terjadi seperti penganiayaan terhadap anak dan pelayan. Baginya, kunci terpenting dari sebuah keluarga adalah mengubah sistem pendidikan dengan memberikan kesempatan untuk wanita mendapatkan pendidikan tinggi.
Status Wanita dalam Pandangan Mary Wollstonecraft
Pemikiran-pemikiran dari Mary Wollstonecraft memang banyak menyoroti perbedaan gender. Beberapa pemikir dan masyarakat beranggapan bahwa sejauh apapun kemajuan yang dibuat oleh seorang wanita, maka ia akan tetap berada subordinate pria. Disamping itu, banyak wanita yang meragukan kapasitas dan bakat diri mereka sendiri.
Mary Wollstonecraft menentang pandangan tersebut melalui bukunya, A Vindication of the Rights Woman. Dalam pandangannya, baik wanita maupun pria memiiki kemampuan memperbaiki diri dan bernalar yang sama. Akan tetapi, kapasitas tersebut berkurang akibat tuntutann budaya dan institusi sosial yang secara tidak langsung membatasi wanita untuk berkembang.
Mary Wollstonecraft termasuk orang pertama yang mengamati dan menyadari bahwa wanita memiliki sifat inferior akibat kepasrahaan berlebihan sebagai kaum kelas dua. Menurutnya, wanita dapat berkontribusi bagi masyarakat dan menjadi warga negara istri dan ibu yang baik dengan pendidikan. Dalam artian, wanita bisa menjadi lebih luhur dan rasional melalui pendidikan.
Karya-Karyanya
Sebagai orang yang mendedikasikan hidupnya pada menulis, biografi Mary Wollstonecraft dipenuhi dengan karya tulisnya. Selain menulis Vindication of the Right of Woman, ia juga menulis karya lainnya seperti Maria : Or the Wrongs of Women dan Mary: A Fiction, Letters Written in Sweden. Di samping itu, ada juga karya lain seperti Norway and Denmark, dan Vindication of the Rights of the men.
Baca juga: Biografi Adam Smith, Filsuf yang Berpengaruh di Bidang Ekonomi
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida