Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Menyongsong Bonus Demografi Melalui Pendidikan

Pendidikan untuk bonus demografi

Lembaga pendidikan di Indonesia jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Badan Pusat Statistik mencatat, total jumlah sekolah mencapai 147.513 pada tahun 2015. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yakni sekitar 255.461.700 jiwa, dan menempati posisi ke empat setelah China, India, dan Amerika Serikat. hal ini menunjukan, Jumlah sekolah di Indonesia terbilang fantastis, dibandingkan dengan sekolah di negara China yang berjumlah 124.404, Indonesia masih lebih unggul jumlah sekolah.

Di Asia Tenggara, Indonesia juga telah menjadi tujuan utama sekolah internasional yang jumlahnya mencapai 192. Data tersebut dikeluarkan oleh ISC Research menjelang event pameran dan konferensi GESS Indonesia, yang akan diselenggarakan pada tanggal 27-29 September 2017 di Jakarta Convention Center (JCC).

Indonesia kini menjadi pasar utama bagi operator sekolah internasional dan juga suplier pendidikan, karena perkembangannya di sektor pendidikan sangat pesat. Sebagaimana dilansir jakartakita.com, Matt Thompson, Event Director, F&E Education, penyelenggara GESS Indonesia dalam siaran persnya menjelaskan, “Indonesia di tingkat global menempati urutan ke 10 secara keseluruhan di antara negara-negara dengan jumlah sekolah internasional terbanyak,”.

Fenomena demikian tentu disebabkan karena pertumbuhan populasi siswa di Indonesia saat ini sedang dalam masa emas. Hal ini menunjukan bahwa, pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mengalami peningkatan tajam. Jika situasi ini dimanfaatkan dengan baik, maka Indonesia sudah berada di julur yang benar menuju negara maju melalui Bonus Demografi.

Salah satu upaya mempersiapkan bonus demografi adalah dengan cara meningkatkan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan sampai saat ini dianggap sebagai unsur utama dalam pengembangan SDM. Djoyonegoro (1995:5) menggambarkan relevansi pendidikan dalam bentuk link and match. SDM akan lebih bernilai jika memiliki wawasan, kemampuan, sikap, perilaku, keahlian serta keterampilan, sesuai dengan kebutuhan dalam bidangnya.

Peluang bonus demografi tentu tidak bisa berjalan secara optimal jika tidak ada keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkannya. Yang harus dilakukan adalah menata dan mengoptinalkan faktor faktor penunjang, sehingga bonus demografi terkendali dan diraih sesuai dengan yang diharapkan.

Amerika sebagai negara maju yang pernah melalui bunos demografi, sangat minim dengan sumber daya alam. Tetapi, mereka mengoptimalkan moment bonus demografi dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan sebagai investasi jangka panjang, sehingga mereka tumbuh menjadi negara maju seperti sekarang.

397