News
Nama bulan yang berlaku saat ini, bukan sekedar pelabelan atas istilah dari kelipatan 30 hari. Dalam kalender Romawi kuno, Sebelum berdiri kerajaan Roma, cuma mengenal 10 bulan (304 hari). Perhitungan bulan dimulai dari bulan Maret (March/Mars) sebagai bulan pertama dan Desember (December/Deci) sebagai bulan terakhir. Sedangkan Musim dingin (januari-februari), menjadi masa pasif dan tidak diperhitungkan dalam kalender atau penanggalan. Ini berlaku di masa awal berdirinya kerajaan Roma oleh raja Romulus.
10 bulan dalam kalender Romawi Kuno itu yaitu :
- Martius (Maret)
- Aparailis ( April )
- Maius ( Mei)
- Junius ( Juni)
- Quintilis ( Juli)
- Sextilis (Agustus)
- September (September)
- October (oktober)
- November (Nopember)
- 10.December (Desember)
Baca juga: Sejarah Tahun Masehi
Nama-nama bulan pada penanggalan ini yang kemudian menjadi Kalender Masehi, berkaitan erat dengan Dewa-dewa bangsa Romawi. Misalnya, bulan Martius mengambil nama Dewa Mars, bulan Maius mengambil nama dewa Maia dan bulan Junius mengambil nama dewi Juno.
Dewa Mars dalam mitologi Romawi
Dewa Mars dalam mitologi Romawi merupakan dewa perang, Dia adalah putra dari Yuno dan Yupiter, suami Bellona, dan kekasih Venus. Mars adalah dewa militer yang utama dan disembah oleh para legiun Romawi. Prajurit Romawi kala itu menganggapnya sebagai dewa terpenting kedua setelah Yupiter. Festival untuknya digelar pada bulan Maret dan Oktober sebagai penghormatan.
Nama Mars kemungkinan berasal dari dewa pertanian mitologi Etruska, Maris. Di Romawi, Mars mulanya adalah dewa pertanian dan juga pelindung ternak, ladang, dan petani. Hal itu disebabkan karena rakyat Roma dulunya adalah petani. Pada waktu Romawi semakin lama semakin kuat dalam peperangan, Mars beralih fungsi dan disembah sebagai dewa pertempuran dan dihubungkan juga dengan Ares (Anak dari Zeus dan Hera, serta termasuk dalam 12 Dewa Olympus) dari mitologi Yunani. Mars menjadi pelindung kota Roma dan dianggap sebagai leluhur dari semua orang Romawi.
Dewi Maia dalam mitologi Romawi
Maia (Bahasa Yunani: Μαἳα) dalam mitologi Yunani merupakan anak tertua dan paling cantik dari semua para Pleiad, ketujuh putri Atlas dan Pleione. Maia dan adik-adiknya, lahir di Gunung Killene di Arkadia. Mitologi Romawi mengenal Maia sebagai Maia Maiestas (juga disebut Fauna, Bona Dea, dan Ops). Maia juga merupakan ibu dari Hermes (Dewa pembawa pesan), hasil hubungannya dengan Zeus.
Junius dalam mitologi Romawi
Bulan Junius mengambil nama dari Dewi Juno (Mitologi Romawi), atau Dewi Hera dalam Mitologi Yunani. Dia adalah saudara (sekaligus istri) dari Zeus. Juno (Hera) dikenal sebagai ratu langit.
Quintrilis, Sextrilis, September, October, November & December
Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November & December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima (quinque = lima dalam angka Romawi / Latin), Sextilis bulan keenam (sex = enam), september bulan ketujuh (septem = tujuh), October bulan kedelapan (octo = delapan), dan December bulan kesepuluh (decem = sepuluh).
Adapun nama bulan Aparailis diambil dari kata Aperiri, sebutan untuk cuaca yang nyaman di musim semi.
Awal perhitungan bulan dimulai dari bulan Maret. Hal ini erat kaitannya dengan musim dan pengaruhnya kepada tata kehidupan masyarakat di Eropa. Bulan Maret (tepatnya 21 Maret) adalah permulaan musim semi. Awal musim semi disambut dengan perayaan sukacita karena dipandang sebagai mulainya kehidupan baru, setelah selama 3 bulan mengalami musim dingin. Jadi kedatangan musim semi ini dirayakan sebagai PERAYAAN TAHUN BARU setiap tahun.
Kita mengenal ada 4 jenis penanggalan yang berlaku di Indonesia, yaitu Kalender Masehi, Hijriyah, Jawa, dan Cina. Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu kalender Saka yang dipergunakan oleh umat Hindu. Meski demikian, masih banyak diantara kita yang tidak tahu secara persis apa sih perbedaan dari setiap penanggalan tersebut, dan bagaimana sejarah dari tiap penanggalan itu?
Penanggalan (Tarikh) Masehi
Tarikh Masehi adalah penanggalan yang dipakai secara internasional saat ini, dan oleh kalangan gereja dinamakan Anno Domini (AD) terhitung sejak kelahiran nabi Isa AS. Penanggalan Masehi adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian.
Baca juga: Sejarah Penggunaan Nama-nama Bulan
Mulanya, penanggalan di kekaisaran Roma ditetapkan atas dasar berdirinya Kota Roma dan dikenal sebagai sistem AUC (Ab Unde Condita, sejak berdirinya kota). Atas perintah Kaisar Justinian, seorang Rahib Katolik, Dionysius Exiguus pada tahun 527 M ditugaskan pimpinan Gereja untuk membuat perhitungan tahun dengan mengacu pada tahun kelahiran Yesus. Dionysius Exiguus adalah orang yang dianggap sebagai penemu kalender masehi. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang teolog, matematikawan dan astronom ulung. Karena dinamai dengan masehi (Mesias), penanggalan ini menggunakan istilah Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM) yang merujuk pada kelahiran Nabi Isa a.s (Yesus), atau Mesias (Masehi).
Kata Masehi (disingkat M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) berasal dari bahasa Arab (Al-Masih), yang berarti "yang membasuh," "mengusap" atau "membelai". Kata ini memiliki makna yang hampir sama dalam istilah bahasa Ibrani "Mesiah" atau "Mesias" yang artinya "Yang diurapi".
Penanggalan Masehi dalam bahasa Latin disebut "Anno Domini" (disingkat AD yang berarti "Tahun Tuhan"). Pada zaman modern muncul istilah Common Era (dalam Bahasa Inggris) yang disingkat "CE" (secara harfiah berarti "Era Umum"), sedangkan waktu sebelum tahun 1 dipakai istilah "Before Christ" yang disingkat BC (artinya sebelum [kelahiran] Kristus) atau Before Common Era yang disingkat "BCE" (Sebelum Era Umum).
Model penanggalan dan perhitungan hari dalam kalender Masehi didasarkan pada ilmu astrologi, yaitu ilmu tentang pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan rasi bintang. Astrologi Sebagai disiplin keilmuan berasal dari Mesapotamia, daratan diantara sungai Tigris dan Eufrat, daerah asal orang Babel kuno (kini Irak Tenggara). Ilmu ini berkembang sejak jaman pemerintahan Babel kuno, kira-kira tahun 2000 SM.
Mulanya, para ahli perbintangan di Mesir kira-kira 1000 SM, mempelajari benda-benda langit sebagai ramalan umum mengenai masa depan. Pengetahuan astrologi ini kemudian diambil alih suku bangsa Babel.
Astrologi Babel kemudian mengembangkan suatu sistem yang menghitung perubahan musim dengan pengelompokan bintang tertentu yang disebut rasi atau konstelasi. Namun, antara tahun 600 SM dan 200 SM, mereka mulai mengembangkan suatu sistem untuk menghitung penanggalan hari dan menggambar horoskop perorangan.
Sistem penanggalan Masehi sendiri sangat dipengaruhi oleh tradisi astrologi Mesir kuno, Mesopotamia, Babel, Yunani dan Romawi Kuno, serta dalam perjalanannya mendapat intervensi Gereja.
Era sebelum kelahiran Yesus dinamakan Era Sebelum Masehi (SM). Semua peristiwa dunia sebelumnya dihitung mundur atau minus. Dengan sebuah gagasan teologis bahwa Yesus sebagai penggenapan dan pusat sejarah dunia. Tahun pertama terhitung mulai tahun kelahiran Yesus atau awal perjanjian baru. Sebagai catatan, bahwa tahun kelahiran Yesus itu langsung dianggap sebagai tahun 1, sedang tahun sebelumnya adalah 1 SM (-1), dengan demikian dalam kalender Masehi tidak dikenal tahun 0. Hal ini dimaklumi karena, angka 0 (nol) sendiri baru ditemukan jauh setelah itu, yaitu pada abad ke-8 M oleh Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi.
Sleman - Hari ketiga Kirab Pemuda berlangsung semarak dengan rangkaian acara Audisi Desain Website, Audisi Beatbox, dan ditutup dengan Audisi Dagelan Mataraman. Acara tersebut berlangsung di Youth Center, Sleman. Adapun peserta audisi terdiri dari para pemuda dalam berbagai daerah di Indonesia.
Iyan, pimpinan panitia pelaksana, menyatakan bahwa audisi-audisi yang diselenggarakan itu, selain sebagai wadah perjumpaan antar pemuda di Indonesua, juga bertujuan untuk menjaga tradisi dan menumbuhkan inovasi. Sehingga, acara yang digelar mencakup kedua hal itu, seperti Audisi Desain Website yang bertema “The Beauty Comes from Binary,” Audisi Beatbox “Ninefinity Beatbox Battle 2018,” dan Audisi Dagelan Mataraman. Semua menggambarkan bahwa pemuda memang harus berinovasi agar jadi pelopor, tapi tetap tak meninggalkan tradisi. “Spirit pemuda memang di situ letaknya,” ungkap Iyan.
Hal itu juga diamini Alfian, peraih gelar juara dalam Audisi Desain Website, bahwa pemuda memang dituntut inovatif. “Kalau tidak inovatif akan tergilas zaman,” ungkap pelajar SMK 3 Yogyakarta kelahiran tahun 2000 itu.
Sebelumnya, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Junaedi, berpesan agar kirab pemuda itu bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, menjadi ajang promosi kreativitas pemuda. "Jadilah agen perubahan dan pelopor bagi daerah kalian masing-masing," pesan Junaedi.
Acara itu diselenggarakan oleh Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman serta Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam rangka memeriahkan kegiatan Kirab Pemuda 2018 di Titik Singgah Sleman yang berlangsung dari 23-26 Oktober 2018.
Sleman - Alfian, pelajar SMK 3 Yogyakarta, berhasil menyabet gelar juara dalam Audisi Desain Website yang diadakan di Youth Center, Sleman (10/25). Audisi yang bertema “The Beauty Comes from Binary” itu diikuti oleh para peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang menyisakan delapan peserta terseleksi.
Para juri menilai kemenangan Alfian selain bagus, terutama karena produk Alfian lebih memungkinkan untuk berkembang. “Karya Alfian, selain memberi kenyamanan, juga sangat memungkinkan dikembangkan kedepannya,” ungkap Yeni Setiawan, salah satu juri, dari lembaga Rumah Web.
Alfian sendiri mengamini hal itu. “Memang sejak awal saya sengaja membuat kenyamanan dan kedinamisan sebagai suatu titik tolak,” ungkap remaja kelahiran tahun 2000 itu.
Oleh karena itu, Alfian berpesan agar generasi seusianya agar lebih berani untuk berinovasi. Apalagi ke depan perkembangan IT kian pesat. Baginya, generasi yang lebih muda dituntut untuk lebih gesit dalam berinovasi. “Kalau tidak, kita akan tergilas zaman,” pungkasnya.
Adapun juara kedua diraih oleh Fauzi Zaki Maruf, mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta jurusan Teknik Informatika. Karyanya terpilih terutama karena fleksibilitas yang ditawarkan. Fauzi mengakui “memang benar, kalau dibuka, karya saya itu bisa dengan mudah beralih dari smart phone ke laptop,” ungkapnya sendiri.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Kirab Pemuda yang diadakan oleh Tim Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY bekerjasama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Diselenggarakan oleh Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Dikpora Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman serta Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam rangka memeriahkan kegiatan Kirab Pemuda 2018 di Titik Singgah Sleman yang berlangsung dari 23-26 Oktober 2018.
Sebanyak 1200 peserta mengkuti pembukaan acara kirab pemuda yang diinisiasati Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (20/10/2018).
Kegiatan Kirab Pemuda 2018 tersebut berlangsung di Gedung Olahraga (GOR), Kota Palangka Raya dan dihadiri langsung Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Faisal Abdullah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kalteng Farely Tuwan menyebut, kegiatan tersebut juga diikuti oleh 34 pemuda dari 34 Provinsi.
"Kegiatan ini kita awali dengan membaca deklarasi pemuda dalam rangkaian Kirab Pemuda tahun 2018 yang diikuti pemuda dari 34 Provinsi dan dihadiri 1200 pemuda dan pemudi asal Kalteng," ujarnya.
Ferely menjelaskan, dasar pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dispora Kalteng dengan dasar pelaksanaan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2018 tentang kegiatan kirab Pemuda 2.
Kegiatan Kirab Pemuda 2018 secara resmi dibuka oleh Asisten I Saidina Aliansyah yang mewakili Gunernur Kalteng Sugianto Sabran yang tidak bisa berhadir karena berada di luar Kota.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, berharap melalui Kirab Pemuda, rasa nasionalime masyarakat dapat meningkat.
Harapan ini Sugianto sampaikan saat pembukaan Kirab Pemuda yang diwakili oleh Asisten I Saidina Aliansyah.
"Melalui kegiatan Kirab Pemuda ini, saya berharap rasa Bhineka Tunggal Ika dan nasionalisme masyarakat Kalteng bisa meningkat," ujar Aliansyah saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalteng, Sabtu (20/10/2018).
Melalui Kirab Pemuda, Ia juga berharap ada peningkatan kreativitas para pemuda di Kalteng.
"Dengan meningkatnya kreativitas pemuda, Kalteng akan mempunyai daya saing dan memajukan Tanah Tambun Bungai," lanjutnya.
*Ajang Unjuk Bakat*
Pada kesempatan ini, Ilham, pelajar SMAN 1 Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), berkesempatan melukis wajah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Setelah selesai melukis wajah Menpora, Ilham kemudian menyerahkannya kepada panitia penyelenggara acara. Tidak hanya lukisan menporan, Ia juga meyerahkan lukisan wajah Presiden RI Jokowidodo, karyanya. Selanjutnya lukisan tersebut rencananya akan diserahkan ke presiden dan Menpora.
Kepala SMAN 1 Kurun Batuah menyatakan, sangat bangga atas bakat yang dimiliki Ilham. Pihak SMAN 1 Kurun juga sangat mendukung terhadap kreativitas Ilham dalam melukis.
“Bakat melukis yang dimiliki Ilham Fahmi Ali, memang luar biasa. Sejauh ini, Ilham telah banyak membuat karya lukis yang indah, termasuk wajah President RI, Jokowidodo,” terangnya.
Sambas - Sebanyak 34 pemuda yang tergabung dalam Kirab Pemuda dari 34 Provinsi se-Indonesia, akan dikenalkan berbagai seni dan budaya masyarakat di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalbar. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kalimantan Barat, Natalia Karyawati di Sambas, Selasa 16 oktober 2018.
"Ada sebanyak 50 orang yang tiba di Sambas, yakni terdiri dari seluruh pemuda perwakilan 34 provinsi bersama para pendamping tersebut yang tiba di Pontianak, Senin malam (15/10) dan tiba di Sambas, Selasa pagi ini," ungkapnya.
Ia menjelaskan, begitu tiba di Pontianak, rombongan Kirab Pemuda 2018, langsung bertolak ke Kabupaten Sambas untuk mengikuti beberapa rangkaian acara.
"Beberapa kegiatan akan dilakukan di Sambas termasuk melakukan kegiatan sosial bersama masyarakat Sambas," katanya.
Ia menambahkan, semangat kepemudaan, menjadi salah satu alasan diadakannya Kirab Pemuda yang dipelopori oleh Kemenpora ini. Terkait perekrutan sendiri, dijelaskannya bahwa seluruh pemuda dapat mengikuti kegiatan ini melalui sistem online setiap tahunnya dengan syarat serta ketentuan yang telah ditetapkan Kemenpora.
"Dari beberapa pemuda yang direkrut, dua orang pemuda dan pemudi terpilih mewakili Kalbar untuk selanjutnya mengikuti pelatihan kepemudaan di Kemenpora dan selanjutnya mengunjungi 34 Provinsi yang terbagi dua zona," tambahnya.
Natalia mengatakan, seluruh pemuda peserta kirab tersebut menginap diperumahan warga. Mereka akan melakukan kegiatan-kegiatan kepemudaan di Kabupaten Sambas hingga Jumat pagi dan akan melanjutkan perjalanan ke provinsi lainnya.
"Mereka menginap di perumahan warga sekaligus mengenal budaya Kalbar melalui warga Sambas. Selain juga mereka akan melakukan beberapa lomba, pawai dan pameran di Sambas," katanya.
Provinsi Kalbar sendiri, masuk dalam zona 1 dan merupakan provinsi ke-11 dari 17 provinsi yang akan dikunjungi peserta Kirab Pemuda.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Sambas, Jepriadi mengaku bangga, Sambas menjadi titik singgah kegiatan Kirab Pemuda 2018, karena hal itu bisa dijadikan momentum menggali potensi pemuda.
"Kirab pemuda merupakan momentum yang baik bagi pembangunan potensi kepemudaan di Kabupaten Sambas karena kami didatangi sahabat sahabat muda dari seluruh Indonesia untuk saling tukar informasi terkait gerakan teman-teman pemuda di daerah masing- masing daerah," ujarnya.
Ia juga berharap agar seluruh unsur kepemudaan memanfaatkan momentum tersebut untuk berbagi informasi terkait program pembangunan pemerintah pusat.
Acaranya penyambutan nampak semakin meriah ketika Ivan, vokalis band Seventeen, menghibur para peserta dan pemuda Kambas. Ia tidak hanya hadir sebagai tamu undangan, tetapi juga ikut serta memerihakan acara.
Terlebih dahulu, ia menyanyikan lagu khas Melayu sebagai lagu pembuka. Selanjutnya, ia menyanyikan salah satu lagu Hitz nya Seventeen di hadapan peserta.
Saat menyanyikan lagu-lagu tersebut, Ivan di sambut meriah oleh para undangan dan peserta. Tak lupa, Ia juga menyempatkan melakukan beberapa kali sesi swafoto (Selfie) dengan para undangan dan siswa-siswi yang hadir.
Jakarta, - Memanfaatkan momentum Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI kembali akan menggelar pertemuan akbar bagi pemuda-pemudi terbaik se-Indonesia dalam Jambore Pemuda Indonesia (JPI) yang akan berlangsung dari tanggal 5 – 11 Oktober 2018 di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Menurut Arifin, Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda, acara ini bertujuan meningkatkan daya saing dan mewujudkan sumberdaya pemuda yang berkwalitas.
"Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan dalam rangka menuju pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat," ungkapnya (28/09/18).
Nama JPI merupakan perubahan dari Kemah Kesatuan Pemuda (KKP) pada tahun 2007, KKP di rintis pertama kali pada tahun 1994, oleh Direktorat Kepemudaan Depdiknas yang diselenggarakan di Jakarta sampai dengan tahun 2006, JPI setiap tahun diselenggarakan di Jakarta hingga tahun 2008, dan mulai tahun 2009 JPI mengalami perubahan lokasi pelaksanaan.
"JPI merupakan pertemuan akbar pemuda-pemudi terbaik dari 34 provinsi di Indonesia yang diadakan sejak tahun 2007 sampai sekarang. Untuk terus menggelorakan semangat anak-anak muda Indonesia, yang diharapkan dapat berperan sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam masyarakat," tambahnya.
Acara yang mengambil tema 'Pemuda Indonesia Mandiri, Kreatif, dan Inovatif', akan diikuti oleh 476 orang, didampingi oleh 34 orang dan 34 LO.
"Selama kurang lebih 6 hari, peserta akan tinggal di tenda, berlokasi di Area Perkantoran Kabupaten, peserta akan berinteraksi dengan peserta lainnya, serta mengikuti kegiatan perkemahan dengan berbagai kegiatan pelatihan serta penyatuan tanah dan air dari seluruh Indonesia untuk membentuk satu kesatuan tubuh. Mari kita sukseskan penyelenggaraan JPI untuk terus menyatukan keberagaman yang kita miliki dan untuk Indonesia yang kita cintai," tutupnya
JPI sendiri pernah dilaksanakan di beberapa kota dan provinsi di Indonesia. Diantaranya 2009 di Bengkulu, Bengkulu, 2010 di Kab. Landak, Kalimantan Barat, 2011 di Kab. Malang, Jawa Timur, 2012 di Palu, Sulawesi Tengah, 2013 di Samarinda, Kalimantan Timur, 2014 di Kab. Sleman, D.I.Yogyakarta, 2015 di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dan 2016 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Bogor - Kementerian Agama melalui direktorat pendidikan diniyah dan pondok pesantren mengundang para kyai guna menuntaskan perumusan muktamar pemikiran santri nusantara yang akan dilangsungkan di Yogyakarta, pada 10-12 Oktober mendatang.
Muktamar pemikiran santri nusantara ini merupakan serangkaian acara menjelang Hari Santri Nasional (HSN) 2018. Rencanyanya, muktamar ini akan dihadiri lebih dari 3500 partisipan santri dari berbagai kalangan. Tim seleksi peserta dari kemenag tidak menyangka bahwa animo santri begitu besar untuk mengikuti muktamar ini. "Kami menerima 1094 paper dari para santri calon peserta muktamar, nantinya akan kami seleksi menjadi 200 orang santri saja" ujar kasubdit pendidikan diniyah dan mahad aly, Ainur Rofiq.
Selain 200 peserta tersebut, ada15 pembicara utama, 35 mudir mahad aly, 15 pengurus amali, 74 pengurus cabang aspendif, 85 pengurus FKPM, serta partisipan sebanyak +-3500 santri.
Lebih lanjut, Ainur mengungkapkan bahwa persiapan muktamar akan digodog lebih dalam pada pertemuan khusus membahas muktamar pemikiran santri nusantara dan malam kebudayaan antara kemenag dan pihak-pihak terkait.
Diwawancara terpisah, ustadz Musa salah satu panitia penyelenggara muktamar dari ponpes Al Munawwir Krapyak mengatakan bahwa persiapan dari panitia lokal sudah hampir 100 persen "kami dari panitia sekaligus tuan rumah persiapan sudah nyaris 100 persen" tandasnya.
Rois
Bali, Narkoba adalah ancaman generasi muda. Jika tidak tanggap, Indonesia akan mengalami lossing generation.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Irjen. Pol. Drs. Dunan Ismail Isja, MM., Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN. Dalam pidato penutupan acara Pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (Kipan) 2018, di Grand Mega Hotel Bali (25/9).
"Kita harus waspada, ancaman narkoba bisa menyerang siapa saja. Mulai dari pejabat, masyarakat, orang tua dan muda. Jika tidak waspada dan serius menanggulanginya, kita akan kehilangan generasi muda (lossing generation). Jangan sampai dalam upaya meraih bonus demografi kita justru kehilangan para pemuda generasi bangsa," ungkapnya.
Merespon hal tersebut, Ni Luh Putu Indah Wahyuni, peserta pelatihan merasa prihatin. Sebagai anggota Kipan, Indah siap membantu pemerintah. Salah satu rencananya adalah pemberantasan narkoba melalui kegiatan pemuda adat.
"Sebenarnya ini selaras dengan program BNN Bali yang merangkul Desa Adat. Tetapi kami akan masuk pada pemuda, mengingat pengguna narkoba lebih dari 30% adalah kaum muda," tutur Indah, yang juga ketua Sabha Yowana (organisasi pemuda adat) di desanya.
Pemudi asal Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan itu, berencana mengkampanyekan bahaya narkoba melalui kegiatan seni dan budaya di desanya.
"Ada banyak kegiatan adat di desa mas, seperti upacara dan pentas seni-budaya. Nanti bisa masuk dari situ kampanyenya (bahaya narkoba), untuk pembicara ahli nanti kita libatkan pemerintah terkait," tutupnya.
Bali, Pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (Kipan) telah usai dilaksanakan (26/9/18). Acara yang dilangsungkan selama 3 hari ini, telah memberi kesan yang mendalam bagi para peserta.
Salah satunya adalah Ni Luh Eka Krisna Dewi. Gadis asal Kota Denpasar ini merasa beruntung bisa terlibat dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, 24-26 Sepetember 2018, di Grand Mega Hotel Bali.
"Saya bahagia bisa menjadi bagian dari Kipan. Kemaren banyak temen yang tidak bisa mengikuti acara karena peserta dibatasi. Tetapi lebih dari itu, banyak materi yang sangat bermanfaat utamanya soal bahaya narkoba dan upah menanggulanginya," cerita Nina, sapaan akrabnya.
Perempuan yang juga duta anti rokok itu telah akrab dengan bahaya narkoba. Sebab dilingkungannya sempat ada beberapa orang yang ditangkap kepolisian akibat menggunakan dan mengedarkan narkoba.
"Iya ada, mas. Kemaren ada yang ditangkap polisi. Tapi saya gak tau apakah mereka direhabilitasi atau nggak. Kabarnya sih sudah dibebaskan karena membayar. Saya berharap kabar itu tidak benar, sebab hukum haruslah tegas dan tidak boleh terbeli," harapnya, merespon kabar lemahnya penegakan hukum bagi pengedar dan pengguna narkoba.
Nina sendiri berkomitmen untuk turut serta dan berperan aktif dalam pemberantasan narkoba. Ia sudah punya rencana tindak lanjut pasca pelatihan.
"Sudah mas. Saya kan dari peserta perwakilan dari karang taruna. Nanti amanah pemerintah ini akan kami masukkan dalam agenda kegiatan organisasi, salah satunya kami akan melakukan kemah anti narkoba yang sasarannya adalah generasi muda. Kegiatan itu akan dikemas semenarik mungkin, mungkin lewat seni atau musik," tambahnya.