Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

News

Nurul Hidayat Nurul Hidayat
2 tahun yang lalu

PEWARTANUSANTARA.COM - Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir, mengapresiasi tokoh non muslim yang hadir pada acara reuni Alumni 212. Menurutnya, kegiatan ini bisa memberi rasa aman bagi siapa saja yang bergabung.

"Tadi ada Lieus Sungkarisma dan beberapa lain saya gak hafal. Mereka yang bisa bergaul dan bisa mengerti, dan akhirnya merasa aman berada di lingkungan umat Islam," kata Bachtiar kepada wartawan usai acara, Sabtu (2/12/2017).

Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini juga mengungkapkan bahwa, sebagian besar peserta dan tokoh yang hadir karena inisiatif sendiri. Ia berharap reuni 212 bisa digelar setiap tahun.

"Saya belum berani katakan itu, kita lihat perkembangannya. Tapi kalau bisa setiap tahun lebih baik" kata Bachtiar.

Bachtiar menilai reuni 212 ini sangat baik untuk diselenggarakan. Dirinya tak ingin lagi adanya gontok-gontokan antara pihak pemerintah dengan umat islam.

"Antara kami dan rezim, saya tidak mau ada lagi gontok-gontokan, mari bangun bangsa bersama ini waktunya bangun peradaban," tegas Bachtiar.

Presidium Alumni 212 menggelar acara Pada 30 November - 2 Desember 2017.
Sebelumnya, di Wisma PHI, Jakarta Timur, lebih dulu digelar Kongres Alumni 212. Usai kongres, agenda berikutnya pada Sabtu, 2 Desember 2017, dilangsungkan Maulid Agung dan Reuni Alumni 212 di Monas.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Lembaga pendidikan di Indonesia jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Badan Pusat Statistik mencatat, total jumlah sekolah mencapai 147.513 pada tahun 2015. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yakni sekitar 255.461.700 jiwa, dan menempati posisi ke empat setelah China, India, dan Amerika Serikat. hal ini menunjukan, Jumlah sekolah di Indonesia terbilang fantastis, dibandingkan dengan sekolah di negara China yang berjumlah 124.404, Indonesia masih lebih unggul jumlah sekolah.

Di Asia Tenggara, Indonesia juga telah menjadi tujuan utama sekolah internasional yang jumlahnya mencapai 192. Data tersebut dikeluarkan oleh ISC Research menjelang event pameran dan konferensi GESS Indonesia, yang akan diselenggarakan pada tanggal 27-29 September 2017 di Jakarta Convention Center (JCC).

Indonesia kini menjadi pasar utama bagi operator sekolah internasional dan juga suplier pendidikan, karena perkembangannya di sektor pendidikan sangat pesat. Sebagaimana dilansir jakartakita.com, Matt Thompson, Event Director, F&E Education, penyelenggara GESS Indonesia dalam siaran persnya menjelaskan, “Indonesia di tingkat global menempati urutan ke 10 secara keseluruhan di antara negara-negara dengan jumlah sekolah internasional terbanyak,”.

Fenomena demikian tentu disebabkan karena pertumbuhan populasi siswa di Indonesia saat ini sedang dalam masa emas. Hal ini menunjukan bahwa, pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mengalami peningkatan tajam. Jika situasi ini dimanfaatkan dengan baik, maka Indonesia sudah berada di julur yang benar menuju negara maju melalui Bonus Demografi.

Salah satu upaya mempersiapkan bonus demografi adalah dengan cara meningkatkan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan sampai saat ini dianggap sebagai unsur utama dalam pengembangan SDM. Djoyonegoro (1995:5) menggambarkan relevansi pendidikan dalam bentuk link and match. SDM akan lebih bernilai jika memiliki wawasan, kemampuan, sikap, perilaku, keahlian serta keterampilan, sesuai dengan kebutuhan dalam bidangnya.

Peluang bonus demografi tentu tidak bisa berjalan secara optimal jika tidak ada keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkannya. Yang harus dilakukan adalah menata dan mengoptinalkan faktor faktor penunjang, sehingga bonus demografi terkendali dan diraih sesuai dengan yang diharapkan.

Amerika sebagai negara maju yang pernah melalui bunos demografi, sangat minim dengan sumber daya alam. Tetapi, mereka mengoptimalkan moment bonus demografi dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan sebagai investasi jangka panjang, sehingga mereka tumbuh menjadi negara maju seperti sekarang.