Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Sport

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Carlo Ancelotti, yang saat ini memiliki kontrak dengan Real Madrid hingga 2024, telah dikonfirmasi oleh Presiden Federasi Sepak Bola Brasil (CBF), Ednaldo Rodrigues, sebagai Pelatih Timnas Brasil mulai Copa America 2024.

Namun, sebelum itu, Brasil akan menunjuk pelatih interim, yaitu Fernando Diniz, yang merupakan pelatih Fluminense.

Ednaldo Rodrigues memberikan penjelasan mengapa Diniz dipilih sebagai pelatih interim, dengan mengacu pada pendekatannya yang inovatif dan konsisten dalam menjaga filosofi permainan yang sama.

Rodrigues melihat kesamaan dalam pendekatan permainan Diniz dengan Ancelotti, yang membuatnya menjadi kandidat yang tepat.

Baca Juga: Ruben Loftus-Cheek Mengungkap Alasan Pindah ke AC Milan: Terinspirasi oleh Fikayo Tomori dan Kekaguman Terhadap Kaka

Jika Ancelotti benar-benar melatih timnas Brasil, ia akan mencatat rekor unik sebagai pelatih asing pertama yang memimpin tim nasional Brasil dalam sejarah.

Brasil dianggap sebagai tempat yang nyaman bagi Ancelotti karena banyak pemain yang pernah ia latih di Real Madrid, seperti Vinicius, Rodrygo, Eder Militao, dan Casemiro, bermain di timnas Brasil.

Sementara itu, Real Madrid sedang mencari pengganti Ancelotti, dan salah satu kandidat yang kuat adalah pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Barcelona secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Inigo Martinez untuk bergabung dengan klub setelah kontraknya dengan Athletic Club berakhir.

Pernyataan resmi dari Barcelona menyebutkan bahwa Martinez akan menandatangani kontrak dua tahun yang berakhir pada 30 Juni 2025, dengan klausul pelepasan sebesar 400 juta euro.

Inigo Martinez, yang saat ini berusia 32 tahun, telah menghabiskan seluruh kariernya bersama klub asal Basque.

Dia memulai karier profesionalnya di Real Sociedad dan berhasil naik ke tim utama pada tahun 2011. Martinez bermain untuk Sociedad selama tujuh tahun, mencatatkan 238 penampilan dan 17 gol.

Pada Januari 2018, Martinez pindah ke Athletic Bilbao dengan biaya transfer sebesar 32 juta euro, menjadikannya pemain termahal dalam sejarah Bilbao.

Baca Juga: Ruben Loftus-Cheek Mengungkap Alasan Pindah ke AC Milan: Terinspirasi oleh Fikayo Tomori dan Kekaguman Terhadap Kaka

Selama bermain bersama Bilbao, Martinez mencatatkan 177 penampilan, mencetak 8 gol, dan meraih satu Piala Super Spanyol. Dia juga telah membela timnas Spanyol dengan mengumpulkan 20 caps dan mencetak satu gol.

Martinez menyampaikan antusiasmenya atas kesempatan untuk bergabung dengan Barcelona dan memberikan yang terbaik bagi klub tersebut.

Dia merasa sangat berarti bisa menjadi bagian dari klub hebat ini dan akhirnya mewujudkan impian setiap pemain. Dengan kehadiran Martinez, Barcelona memperkuat lini belakang mereka dengan pengalaman dan kualitas yang dimilikinya. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Ruben Loftus-Cheek telah resmi pindah ke AC Milan dari Chelsea dengan biaya sekitar 20 juta euro ditambah bonus.

RLC mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama dia mau pindah ke klub Italia tersebut adalah karena Fikayo Tomori, rekan setimnya di Chelsea yang juga telah bergabung dengan AC Milan.

Loftus-Cheek mengungkapkan bahwa Tomori telah menginspirasinya dengan kesuksesannya setelah pindah ke luar Inggris dan memenangkan gelar bersama Milan.

Loftus-Cheek juga mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu legenda AC Milan, Kaka. Dia mengungkapkan bahwa Kaka merupakan salah satu pemain yang paling dia kagumi.

Menurut Loftus-Cheek, dia menyukai cara Kaka bermain, terutama karena Kaka memiliki kemampuan luar biasa dalam menggiring bola dan berlari dengan cepat.

Baca Juga: Meta Meluncurkan Aplikasi Threads untuk Bersaing dengan Twitter: Persaingan Bos-Bos Besar di Dunia Media Sosial

Loftus-Cheek merasa bahwa kemampuannya dalam menggiring bola dan berlari merupakan salah satu kekuatannya sendiri, dan Kaka adalah salah satu pemain favoritnya untuk ditonton.

Pindah ke AC Milan dan memiliki kesempatan untuk bermain di San Siro telah menjadi impian Loftus-Cheek. Dia merasakan atmosfer yang luar biasa ketika bermain melawan Milan di Liga Champions, dan dia selalu merasa tergoda untuk bermain untuk klub tersebut.

Dengan inspirasi dari Tomori dan kekagumannya terhadap Kaka, Loftus-Cheek siap menghadapi tantangan baru di Italia dan berkontribusi dalam kesuksesan AC Milan. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Manchester United tengah mencari pengganti yang tepat untuk posisi kiper mereka.

Setelah gagal mendapatkan Andre Onana dari Inter Milan, mereka kini melirik Justin Bijlow, kiper Feyenoord dan timnas Belanda. The Athletic melaporkan bahwa United memiliki beberapa alasan untuk mengincar Bijlow.

Salah satunya adalah keterbatasan dalam hal keuangan dan aturan Financial Fair Play (FFP). United baru saja mengeluarkan dana besar untuk merekrut Mason Mount dari Chelsea, sehingga mereka harus memperhatikan pengeluaran mereka dengan cermat.

Selain itu, prioritas mereka saat ini adalah merekrut penyerang tengah baru, seperti Rasmus Hojlund dari Atalanta.

Jika mereka berhasil merekrut penyerang dengan harga tinggi, kemungkinan besar mereka tidak akan mampu merekrut Onana. Oleh karena itu, Bijlow menjadi alternatif yang menarik bagi United.

Namun, sementara United menjajaki kemungkinan merekrut Bijlow, Inter Milan masih menunggu tawaran resmi dari Manchester United untuk Andre Onana. CEO Inter, Giuseppe Marotta, mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ada tawaran yang masuk untuk Onana.

Mereka menunggu tawaran tersebut sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Tawaran yang diajukan oleh United akan menjadi faktor penting dalam penentuan masa depan Onana. (*Ibs)

Baca Juga: Toni Kroos Memperpanjang Kontrak dengan Real Madrid: Masih Lapar Gelar dan Ingin Pensiun di Level Terbaik

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Tom Cleverley Memutuskan Gantung Sepatu Setelah Cedera yang Parah. Tom Cleverley, kapten Watford, telah memutuskan untuk mengakhiri karier sepak bola sebagai pemain pada usia 33 tahun.

Cedera achilles yang parah menjadi alasan di balik keputusannya tersebut. Musim lalu, Cleverley hanya berhasil mencatatkan 4 penampilan bersama Watford di semua kompetisi karena terkena cedera.

Dalam pengumuman pengunduran dirinya di akun Instagram-nya, Cleverley menulis, "Hari ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari sepak bola sebagai pemain. Tahun lalu sangat sulit mencoba mengatasi kendala cedera. Sayangnya, tubuh saya telah mengecewakan saya dan tidak memiliki kapasitas untuk tampil lagi. Saya belum melakukan banyak refleksi, tetapi saya mencoba untuk fokus pada masa depan yang positif dan saya bersemangat tentang apa yang akan terjadi."

Karier Tom Cleverley dimulai ketika ia bergabung dengan akademi Manchester United pada usia 11 tahun. Setelah bermain di tim reservenya pada tahun 2008, ia dipinjamkan beberapa kali ke klub seperti Leicester, Watford, dan Wigan sebelum akhirnya membuat debut di tim utama Manchester United pada tahun 2011.

Selama bersama Manchester United, Cleverley mencatatkan total 79 penampilan, mencetak 5 gol, dan meraih satu gelar Premier League serta dua Community Shield.

Performanya yang mengesankan membuatnya dipanggil ke timnas Inggris pada tahun 2012-2013, di mana ia berhasil mendapatkan 13 caps.

Namun, kedatangan Louis van Gaal pada tahun 2014 menyebabkan Cleverley kehilangan tempat di tim utama dan akhirnya dipinjamkan ke Aston Villa sebelum secara permanen pindah ke Everton pada tahun 2015.

Setelah satu setengah tahun berkiprah di Everton, Cleverley akhirnya kembali ke Watford, klub yang pernah ia bela pada musim 2009-2010, dan mencatatkan 146 penampilan sebelum memutuskan untuk pensiun. (*Ibs)

Baca Juga: Toni Kroos Memperpanjang Kontrak dengan Real Madrid: Masih Lapar Gelar dan Ingin Pensiun di Level Terbaik

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Kapten Watford, Tom Cleverley, telah memutuskan untuk gantung sepatu pada usia 33 tahun.

Keputusan ini didorong oleh Cedera Achilles yang parah yang dialaminya, yang membuatnya hanya mencatatkan empat penampilan bersama Watford di semua kompetisi musim lalu.

Cleverley mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Instagram-nya, dengan mengatakan, "Hari ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari sepak bola sebagai pemain. Tahun lalu sangat sulit mencoba mengatasi kendala cedera. Sayangnya tubuh saya telah mengecewakan saya dan tidak memiliki kapasitas untuk tampil lagi. Saya belum melakukan banyak refleksi, tetapi saya mencoba untuk fokus pada masa depan yang positif dan saya bersemangat tentang apa yang akan terjadi."

Karier sepak bola Tom Cleverley dimulai saat ia masuk ke akademi Manchester United pada usia 11 tahun. Setelah bermain di tim cadangan, ia dipinjamkan ke beberapa klub seperti Leicester, Watford, dan Wigan sebelum akhirnya membuat debut di tim utama Manchester United pada tahun 2011.

Bersama Setan Merah, Cleverley mencatatkan 79 penampilan, mencetak 5 gol, dan meraih satu gelar Premier League dan dua Community Shield.

Performa impresifnya di United membawanya dipanggil ke tim nasional Inggris pada tahun 2012-2013, di mana ia berhasil memperoleh 13 caps.

Namun, kedatangan Louis van Gaal sebagai manajer pada tahun 2014 membuatnya kehilangan tempat di skuad utama dan akhirnya dipinjamkan ke Aston Villa sebelum dijual secara permanen ke Everton pada tahun 2015.

Setelah satu setengah tahun bersama Everton, Cleverley bergabung kembali dengan Watford, klub yang pernah ia bela pada musim 2009-2010, dan ia mencatatkan 146 penampilan hingga akhir karier sepak bolanya.

Keputusan Cleverley untuk pensiun mungkin merupakan langkah yang sulit, namun cedera yang parah telah mempengaruhi kemampuan fisiknya untuk melanjutkan bermain.

Meskipun demikian, Cleverley tetap bersemangat dan berharap untuk masa depan yang positif setelah sepak bola. (*Ibs)

Baca Juga: Toni Kroos Memperpanjang Kontrak dengan Real Madrid: Masih Lapar Gelar dan Ingin Pensiun di Level Terbaik

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Penyerang baru Inter Milan, Marcus Thuram, tidak sabar untuk memulai petualangannya di Italia.

Meskipun lahir di Parma dan fasih berbahasa Italia, ini akan menjadi pengalaman pertamanya bermain di negara tersebut setelah pindah dari Borussia Moenchengladbach sebagai Free Agent pada musim panas ini.

Marcus Thuram membagikan nasihat yang diberikan oleh ayahnya, Lilian Thuram, yang sebelumnya bermain selama 10 tahun di Serie A untuk Parma dan Juventus.

Marcus mengatakan, "Saya dulu menonton Serie A ketika saya masih kecil dan saya melihat begitu banyak juara. Datang ke Serie A bagi saya seperti pulang ke rumah. Liga Italia telah banyak berubah sejak ayah saya bermain. Tapi dia memberi saya banyak nasihat sebagai seorang ayah, yakni bermain dengan gembira dan menikmati setiap momen karena impian saya telah menjadi kenyataan."

Bagi Marcus, menjadi bagian dari Inter Milan dan mengenakan jersi yang sama dengan ayahnya serta bermain di stadion yang sama merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.

Ia tidak dapat membayangkan emosi yang akan dirasakannya saat berada di stadion bersama semua suporter. Sebagai catatan, Marcus Thuram telah bermain di San Siro ketika Borussia Moenchengladbach bertanding melawan Inter Milan dalam fase grup Liga Champions pada tahun 2020.

Namun, pada saat itu pertandingan digelar tanpa penonton karena pandemi Covid-19. Marcus sangat berharap untuk dapat bermain di San Siro dengan stadion yang penuh sesak.

Ia mengungkapkan, "Tadi malam saya menonton beberapa video di YouTube untuk merasakan seperti apa rasanya bermain di San Siro. Saya memberi tahu para fans untuk menunggu saya karena saya akan datang. Saya harap bisa mencetak banyak gol dengan jersi ini dan meraih kemenangan sebanyak mungkin." (*Ibs)

Baca Juga: Toni Kroos Memperpanjang Kontrak dengan Real Madrid: Masih Lapar Gelar dan Ingin Pensiun di Level Terbaik

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Juventus secara resmi merekrut Timothy Weah dari Lille dengan nilai transfer sekitar 12 juta euro.

Weah menjadi rekrutan pertama Juventus untuk musim ini. Dalam pengungkapannya, Timothy mengungkapkan bahwa ayahnya, George Weah, merupakan seorang penggemar berat Juventus.

Hal ini membuatnya mudah untuk memilih Juventus sebagai klub berikutnya dalam karier sepak bolanya. Timothy merupakan anak dari George Weah, yang merupakan legenda AC Milan.

Ayahnya bermain selama lima musim di Milan, meraih dua Scudetto dan satu Ballon d'Or. Meskipun ayahnya memiliki sejarah yang kuat dengan Milan, Timothy memilih bergabung dengan klub rival Juventus.

Hal ini dikarenakan penggemaran ayahnya terhadap Juventus. Timothy mengungkapkan, "Sejarah keluarga saya dan ayah saya bermain untuk Milan itu sendiri sangat besar, dan sekarang putranya mendapat kesempatan untuk berada di Serie A dan bermain untuk salah satu klub terhebat. Ini luar biasa. Itu salah satu klub favoritnya, dia mendukung Juventus, dia tergila-gila pada mereka, jadi itu benar-benar membuat saya mudah memilih."

Ia juga menjelaskan alasan pemilihannya untuk bergabung dengan Juventus, menyebut segala sesuatu tentang klub, sejarahnya, para pemain, staf pelatih, dan kepercayaan yang diberikan oleh semua orang padanya.

Timothy merasa betah di Juventus dan merasakan dukungan yang diberikan oleh para fans, yang bahkan datang untuk mendukungnya saat tes medis. Ia bersemangat untuk memulai perjalanannya di klub tersebut.

Selain itu, Timothy Weah juga membahas posisi terbaiknya di lapangan. Meskipun sebelumnya dikenal sebagai seorang winger, musim lalu di Lille di bawah arahan pelatih Paulo Fonseca, ia sering dimainkan sebagai fullback atau wingback baik di sisi kanan maupun kiri.

Hal ini membuatnya semakin menyukai posisi tersebut dan menjadikannya posisi favoritnya saat ini. Timothy mengatakan, "Saya pasti memiliki posisi yang disukai, yaitu bek sayap, dan mungkin itu adalah posisi di mana saya akan bermain di sini. Saya sangat bersemangat. Ini adalah posisi baru bagi saya, tetapi itu adalah sesuatu yang saya sukai. Memiliki pengalaman bermain sebagai striker di sayap, saya pikir itu sangat menguntungkan bagi saya. Saya siap membantu di mana pun pelatih dan tim membutuhkan saya." (*Ibs)

Baca Juga: Toni Kroos Memperpanjang Kontrak dengan Real Madrid: Masih Lapar Gelar dan Ingin Pensiun di Level Terbaik

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Toni Kroos, gelandang Real Madrid, baru saja memperpanjang kontraknya selama satu tahun lagi bersama klub. Meskipun usianya sudah 33 tahun, rumor tentang pensiunnya Kroos telah beredar sejak lama.

Namun, Kroos dengan tegas menyatakan bahwa dia masih memiliki ambisi besar untuk meraih gelar dan belum berencana untuk pensiun.

Kroos mengungkapkan bahwa musim ini telah menjadi salah satu musim terbaiknya di Real Madrid, dan dia berharap musim berikutnya juga akan berjalan dengan baik.

Ia masih menikmati sepak bola dan memiliki hasrat yang besar untuk meraih gelar. Kroos bahkan menyebutkan bahwa istrinya mendukung keputusannya untuk melanjutkan karier selama satu tahun lagi.

Dia juga mengungkapkan rasa terharu ketika mendapat pesan dari kakeknya yang mengucapkan terima kasih karena terus bermain.

Toni Kroos juga menyatakan bahwa dia memiliki pandangan yang jelas mengenai masa pensiunnya. Dia tidak berencana untuk bermain di Amerika Serikat atau Timur Tengah pada tahap akhir kariernya.

Kroos ingin pensiun ketika dirinya masih berada di level terbaiknya. Dia mengaku tak ingin mengakhiri karier saat menjadi pemain yang sudah tidak relevan dalam pikiran orang lain.

Kroos berharap bisa pensiun dengan prestasi yang membanggakan dan pada puncak kariernya. (*Ibs)

Baca Juga: Inter Milan Resmi Dapatkan Penyerang Borussia Moenchengladbach, Marcus Thuram

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Toni Kroos baru saja menandatangani perpanjangan kontrak selama satu tahun bersama Real Madrid, menghilangkan spekulasi tentang pensiunnya dari dunia sepak bola.

Meskipun usianya telah mencapai 33 tahun, gelandang kreatif ini masih memiliki semangat dan keinginan besar untuk meraih lebih banyak gelar juara.

Dalam pernyataannya, Kroos menyatakan bahwa musim ini berjalan dengan baik seperti sembilan musim sebelumnya bersama Real Madrid, dan dia ingin memastikan musim berikutnya juga akan berjalan dengan sukses.

Kroos menegaskan bahwa dia masih menikmati bermain sepak bola dan lapar untuk meraih prestasi yang lebih gemilang.

Pengambilan keputusan untuk memperpanjang kontraknya bukan tanpa pertimbangan. Kroos merujuk pada izin dari istri dan dukungan emosional dari kakeknya yang membuatnya semakin mantap untuk melanjutkan karier di level tertinggi.

Ketika kakeknya menyampaikan ucapan terima kasih atas ketekunan Kroos dalam bermain sepak bola, perasaan haru menggelitik dirinya.

Lebih dari sekadar mencapai kesuksesan di level tertentu, Toni Kroos juga berambisi untuk pensiun dari dunia sepak bola ketika dirinya masih berada di puncak kariernya.

Ia menegaskan bahwa tidak ingin mengulangi nasib beberapa pemain yang harus berhenti bermain ketika kualitas permainannya menurun.

Maka dari itu, ia memastikan bahwa saat ia nanti memutuskan untuk pensiun, akan dilakukan ketika dirinya masih berada dalam performa yang sangat baik.

Meskipun beberapa spekulasi sempat menyebutkan tentang kemungkinan Kroos bermain di Amerika Serikat atau Timur Tengah menjelang akhir karier, kini ia mengindikasikan bahwa pilihannya adalah untuk terus bermain di level tertinggi bersama Real Madrid dan menyelesaikan kariernya dengan prestasi yang cemerlang. (*Ibs)

Baca Juga: Nicolas Jackson Menyambut Tantangan Bersama Chelsea Setelah Berkonsultasi dengan Sadio Mane