Dari Tradisional ke Digital: Tembang Dolanan Bertransformasi dan Hidup Kembali di Era Globalisasi
Pewarta Nusantara, Banyuwangi - Warisan budaya tradisional Indonesia, yaitu Tembang Dolanan, berhasil menemukan tempatnya dalam era Digitalisasi dan globalisasi yang terus berkembang.
Meskipun popularitasnya sempat meredup akibat perubahan minat dan gaya hidup anak-anak modern, Tembang Dolanan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia.
Tembang Dolanan, yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak saat bermain, memiliki filosofi yang kuat dalam membentuk karakter dan identitas lokal.
Oleh karena itu, penting untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya ini. Dalam upaya tersebut, tim keris Sastralis-Inkrea dari dosen PBSI FKIP UNEJ telah mengembangkan kegiatan eduwisata berbasis digitalisasi Tembang Dolanan.
Program ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan dan memberikan pendidikan kepada anak-anak, terutama anak-anak nelayan di Muncar Banyuwangi.
Baca Juga; Proyek Strategis Nasional di Jawa Tengah Capai Rp258 Triliun, Ciptakan 66 Ribu Lapangan Kerja
Dalam skema pengembangan eduwisata berbasis digitalisasi ini, dokumentasi melalui media digital menjadi salah satu upaya yang patut diapresiasi untuk memastikan manfaat yang berkelanjutan.
Gerakan literasi bahari juga menjadi bagian penting dalam menghidupkan kembali Tembang Dolanan. Adanya kegelisahan terhadap kondisi anak-anak pesisir Muncar yang belum banyak yang bisa membaca dan bahkan putus sekolah menjadi pemicu terciptanya gerakan literasi ini.
Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan akademisi, diharapkan gerakan literasi bahari ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam membangun masa depan anak-anak pesisir.
Perubahan ini membuktikan bahwa Tembang Dolanan tidak hanya bertahan, tetapi juga bertransformasi menjadi bagian hidup yang relevan di tengah kemajuan teknologi dan pengaruh global.
Dengan adaptasi kreatif dan pemanfaatan teknologi, Tembang Dolanan telah menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat tetap hidup dan berharga dalam perubahan zaman.
Melalui langkah ini, Tembang Dolanan mampu memanfaatkan teknologi sebagai sarana penyebaran yang lebih luas dan memperkaya keberlanjutan budaya tradisional Indonesia. (*Ibs)
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida