Kenapa Kita tidak Husnudzon Saja Kepada Allah?
Husnudzon kepada Alloh sangatlah penting. Sebagai umat Islam, tentu kita tidak asing dengan asma al-husna (Nama-nama kebaikan yang melekat pada Allah). Asmaul husna yang berjumlah 99, memberikan kita pemahaman bahwa Allah memiliki sifat kemuliaan dan maha segala-galanya, termasuk maha kasih sayang.
Maha kasih sayang yang dimiliki Allah sering kali kita lupakan. Meskipun sebagai umat islam kita tidak pernah lupa untuk mengucapkannnya setiap hari. Ar-rahmanir rahim dalam alfatihah selalu kita ucapkan minimal dalam shalat lima waktu. Namun pada praktiknya, ternyata kita tidak benar benar meyakini bahwa Allah ar-rahmanir rahim.
Salah satu bukti ketidak percayaan pada sifat penyayang Allah adalah saat kita melihat fenomena perbedaan islam. Klaim kita atas kebenaran dan menyalahkan golongan Islam lainnya menjadi bukti bahwa kita tidak konsisten dengan pernyataan ar-rahmanir rahim yang diucapkan setiap melakukan shalat. Kita beranggapan kebenaran kitalah yang diterima Allah, dan jika tidak seperti apa yang kita yakini dan lakukan maka dia masuk neraka.
Surga dan neraka adalah hak priogatif Allah, kita yang hanya sebata hamba tidak berhak menghukumi siapapun untuk masuk neraka. Seperti kata Cak Nun, "Kenapa kita tidak husnudzon saja kepada Allah?" "kita doakan saja agar mereka masuk surga, toh kalau mereka masuk surga kan masa iya, Allah tega memasukan kita keneraka?".
Logika berfikir seperti ini memang terdengar seperti guyon. Namun, jika kita amati lebih dalam, hal ini merupakan salah-satu pembuktian keyakinan kita terhadap sifat Allah yang ar-rahmanir rahim (maha pengasih lagi maha penyayang). Sanagat disayangkan jika shalat tidak kita pahami arti dan maknanya. Tentu saja kita tidakmau shalat kita hanya menjadi latah rutinitas sehari-hari.
Husnudzon yang dimaksud Caknun juga menjadi resolusi terhadap fenomana banyaknya golongan-golongan atau organisasi-organisasi Islam yang terkesan carut marut atas klaim satu sama lain. Bukankah dengan kita berhusnudzon dan mendoakan satu sama lain akan lebih menentramkan daripada saling klaim dan saling menyalahkan, apa lagi sampai menyerobot ketentuan Allah dalam memberikan surga dan neraka pada makhluknya.
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida