Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Ibu Ani Yudhoyono: dalam Duka, Memori, dan Solidaritas

Tepat pada 1 Juni 2019, isteri dari Presiden ke- 6 RI ini, Ibu Ani Yudhoyono menutup usia. Berpulangnya Ibu Ani Yudhoyono menjadi duka yang dalam bagi segenap masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi keluarga dan kalangan pemerintahan.

Semasa mendampingi Presiden ke- 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai ibu negara, Ibu Ani Yudhoyono juga banyak memberikan peran strategis dan kontribusi penting dalam situasi pemerintahan saat itu. Dalam sebuah acara disalah satu TV Nasional yang mengundang seluruh keluarga besar Pak SBY, Pak SBY banyak menceritakan bahwa Ibu Ani semasa pemerintahannya, banyak membantu termasuk menerima laporan dan informasi-informasi penting dari masyarakat diberbagai daerah yang disampaikan secara langsung maupun melalui sosial media kepada Ibu Ani. Sehingga, ketika ada informasi darurat yang disampaikan oleh masyarakat bisa secara cepat diketahui oleh Pak SBY.

Ada memori yang melekat dari sosok Ibu Ani Yudhoyono, bagaimana beliau tidak hanya menjadi isteri seorang Presiden, tetapi sekaligus mengemban tugas sebagai ibu negara. Dalam menghadapi situasi negara yang sering mengalami ancaman dan ketidakpastian, beliau menjadi salah satu orang yang sangat berperan penting dibalik Pak SBY.

Ibu Ani Yuhoyono adalah satu dari sekian banyak potret bahwa kedudukan ibu negara mempunyai peran yang strategis dalam pemerintahan. Ia mempunyai fungsi, relasi, dan potensi dalam masyarakat. Sehingga, tidak seimbang jika hanya dilihat dari sisi luarnya saja. Karena pengaruhnya cukup besar dalam kekuasaan. Baik sebagai kekuatan, strategi, dan eksistensinya.

Kehadirannya tidak sekadar menjadi status pemerintahan. Peran serta ibu negara atau kedudukan yang sejenisnya, bukan hanya menjadi seremonial dan simbol biologis semata, tetapi menjadi sebuah pendekatan dan ruang tersendiri dalam masyarakat.

Sisi lain yang juga bisa kita lihat dari kondisi ini, ada momen solidaritas yang kuat ditunjukkan oleh semua kalangan. Terlepas dari pemaknaan secara politis, dalam situasi politik yang belum selesai, pihak-pihak yang saling berkontestasi menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap duka yang dialami oleh keluarga SBY. Dari berbagai pihak yang saling berkepentingan, dapat bertemu dalam solidaritas kekeluargaan. Paling tidak, kita masih bisa menemukan spirit yang menunjukkan nilai-nilai yang kuat dalam masyarakat kita, yakni kekeluargaan dalam ikatan kebangsaan dan kemanusiaan. Sebagai bagian dari konsekuensi nilai yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat kita.

Kita bisa belajar dari situasi di atas, bahwa cara hidup dan cara berpolitik orang Indonesia pun mempunyai ikatan komunalitas yang kuat, meskipun sulit ketemu dalam persepsi dan pilihan apa saja, tetapi ada sebuah ikatan yang sama dalam prinsip kebangsaan, kekeluargaan, dan kemanusiaan. Prinsip yang mengalir dalam kesadaran kultural, sosial, maupun keagamaan yang bisa kita temukan nilainya dalam bentuk apa pun pada masing-masing komunitas masyarakat kita.

Sumbangan dari warisan di atas menjadi penting sebagai kesanggupan kita sebagai masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang terus berubah. Bagaimana pun situasi sosial yang kita hadapi, selalu ada cara untuk menemukan jalan keluarnya. Sebab, dari pandangan di atas bisa menjadi tujuan. Pandangan di atas akan terus kita butuhkan, menjadi sebuah sumbangan terhadap masyarakat saat ini dan yang akan datang.

225