Ilmuwan Bomb Termonuklir Rusia Bunuh Diri, Polisi Membuka Penyelidikan
Pewarta Nusantara, Moskow - Berita menghebohkan datang dari Moskow ketika dilaporkan bahwa seorang ilmuwan bom termonuklir Rusia, Grigory Klinishov, ditemukan tewas bunuh diri.
Menurut laporan resmi dari TASS, jenazah Klinishov ditemukan di apartemennya di pusat Moskow pada 17 Juni, dengan sebuah catatan bunuh diri yang ditemukan di dekatnya.
Klinishov adalah seorang Fisikawan Nuklir terkemuka dan merupakan salah satu pencipta bom termonuklir Rusia yang terkenal, RDS-37.
Bom ini pertama kali diuji coba pada tahun 1955 dan memiliki daya ledak yang sangat besar. Ledakan tersebut merusak jendela dalam radius 240 km dari pusat ledakan dan dilaporkan menimbulkan korban jiwa dan kerusakan struktur di daerah sekitarnya.
Selain terlibat dalam pengembangan bom termonuklir generasi baru, Klinishov juga membantu dalam upaya memperkuat kekuatan nuklir Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk memperkuat kemampuan nuklir negaranya, termasuk penggunaan rudal balistik antarbenua Sarmat yang mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir.
Putin juga menekankan pentingnya "triad" kekuatan nuklir Rusia yang dapat diluncurkan dari darat, laut, atau udara. Berita tentang kematian Klinishov ini datang pada saat yang sensitif, di mana isu kekuatan nuklir menjadi sorotan.
Baca juga: Skandal Mata-Mata Asing Terbongkar! IRGC Temukan 20 Agen yang Terlibat dalam Protes Iran
Polisi telah membuka penyelidikan terkait dengan kematian ilmuwan terkemuka ini, dan detail lebih lanjut mengenai motif bunuh diri maupun faktor lain yang mungkin mempengaruhinya masih belum diketahui. (*Ibs)