Pewarta Nusantara
Menu Menu
Kapitalisme Digital Membedah Dimensi Politis dari Platform Informasi

Kapitalisme Digital Membedah Dimensi Politis dari Platform Informasi

Perkembangan teknologi informasi yang bersifat simultan membawa dampak yang signifikan terhadap situasi dan kondisi peradaban manusia di abad 21. Infrastruktur teknologi tersebut dibangun ketika umat manusia mulai mencurahkan sumber daya yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Penemuan radio dan televisi merupakan titik balik kehidupan modern yang mana informasi dapat disebarluaskan secara langsung. Namun alat komunikasi massal tersebut memiliki keterbatasan terutama dalam hal penyimpanan dan perekayasaan informasi. Lalu era digital datang memberikan solusi yang ditandai dengan penemuan komputer dan teknik jaringan dua arah (networking).

Jaringan internet menjadi wahana baru bagi masyarakat dunia (khususnya negara) untuk memenangkan persaingan. Mula-mula yang pertama kali menerapkan jenis jaringan ini adalah sektor keuangan. Jika menengok sejarah, klausul Breeton Wood yang menjadi titik awal kebijakan bercorak neo-liberal mendapatkan pijakannya yang berupa jaringan keuangan internasional. Kemudian hal tersebut memperoleh jalan mulus setelah blok komunis runtuh yang berarti gagasan mengenai globalisasi dan pasar bebas tidak bisa ditolak oleh dunia. Dengan begitu sebagai satu-satunya negara adidaya, Amerika memiliki hak untuk menetapkan kebijakan global terutama pada mata uangnya sebagai alat tukar internasional.

Konsentrasi kekayaan dunia yang berupa modal di negeri paman Sam telah menyuburkan daya inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak sedikit para ilmuwan avant-garde yang melakukan penemuan-penemuan penting dan membangun bisnis berteknologi tinggi di negara ini. Tidak salah kalau Silicon Valley sebagai pusat kendali sekaligus bengkel teknologi maju menjadi markas perusahan besar seperti Microsoft, Alphabet dan Facebook. Ketiga perusahaan tersebut menduduki posisi puncak dalam hal pendapatan. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir dominasi perusahaan teknologi informasi mulai diancam oleh perusahaan retail seperti Walmart, Amazon dan Alibaba namun kedigdayaan mereka masih sulit dilampaui. Alasannya cukup sederhana sebab teknologi informasi mampu menjangkau setiap aspek kehidupan masyarakat dibandingkan dengan teknologi retail yang hanya berurusan dengan komoditas yang dibutuhkan masyarakat. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah: apakah perkembangan masyarakat di abad 21 dengan corak teknologi informasi juga mengubah bentuk kapitalisme? Jika jawabannya positif maka seperti apa sebenarnya wajah kapitalisme di era digital dan menjadikannya berbeda dengan kapitalisme terdahulu?

Dalam menjawab dua pertanyaan diatas pertama-tama akan dibahas perubahan bentuk kapitalisme semenjak revolusi industri hingga masa kini secara umum. Tugas utama dari penjelasan ini tidak lain adalah untuk memberikan gambaran mengenai proses evolusi kapitalisme yang berdialektika dengan kondisi masyarakat dunia. Saya ingin membuktikan tesis yang mengatakan bahwa kapitalisme akan selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Bagian kedua dari pembahasan dalam artikel ini akan lebih ditujukan pada fenomena kapitalisme digital yang beroperasi di era informasi. Shoshana Zuboff menjuluki fenomena tersebut dengan “Surveillance Capitalism” yang memiliki struktur logika tersendiri dan menjadikan pengalaman individu sebagai bahan bakunya.

Baca juga: Metamorfosis Kapitalisme

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida