Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Kejadian Mengejutkan: Banjir Terjadi di Tiga Wilayah Indonesia Saat Musim Kemarau

Kejadian Mengejutkan: Banjir Terjadi di Tiga Wilayah Indonesia Saat Musim Kemarau

Pewarta Nusantara, Nasional - Banjir yang terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa wilayah di Indonesia menjadi perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Meskipun saat ini sedang memasuki Musim Kemarau, tercatat tiga kejadian banjir signifikan di Bengkulu, Jawa Timur, dan Bali.

Menurut Prakirawan BMKG, Efa Septiani, kejadian banjir pertama terjadi di Bengkulu Utara pada tanggal 5 Juli dengan curah hujan tertinggi mencapai 200 mm.

Sementara itu, banjir kedua terjadi di Lumajang, Jawa Timur pada tanggal 7 Juli dengan curah hujan mencapai 160 mm.

Kejadian banjir ketiga terjadi di tujuh kabupaten di Bali pada tanggal 7 Juli dengan curah hujan tertinggi mencapai 260 mm.

Namun, mengapa hujan lebat pada musim kemarau dapat memicu banjir di tiga wilayah tersebut?. Efa menjelaskan bahwa meskipun bulan Juli memiliki jumlah kejadian banjir terendah dalam setahun, peluang terjadinya banjir di wilayah Indonesia tetap ada pada periode musim kemarau.

Faktor dinamika atmosfer harian menjadi penentu penting dalam proses pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir.

Baca Juga; Gus Yusuf Apresiasi Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Adakan Halaqah Pendidikan Politik Santri

"Dalam kejadian banjir di tiga wilayah Indonesia dalam seminggu terakhir, kondisi dinamika atmosfer yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan dalam skala regional dan lokal, seperti aktifnya MJO atau Medan Julian oscillation," jelasnya.

Selain itu, pertumbuhan sistem tekanan atau pola siklonik di Samudra Hindia juga memengaruhi arah angin. Di Bali, adanya intrusi udara kering menyebabkan pengangkatan massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembap, yang berkontribusi pada terjadinya banjir.

Ketiga dinamika atmosfer tersebut menjadi faktor penyebab terjadinya banjir di Bengkulu, Jawa Timur, dan Bali.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun musim kemarau, fenomena cuaca yang tidak biasa dapat mempengaruhi kondisi hujan dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Indonesia.

178