Kritik Ratna Juwita terhadap Subsidi Kendaraan Listrik: Perlu Fokus pada Energi Bersih
Pewarta Nusantara, Jakarta - Ratna Juwita Kritik Kebijakan Subsidi Kendaraan Listrik: Perlu Fokus pada Sumber Energi Bersih.
Anggota Komisi VII DPR RI, Ratna Juwita Sari, mengungkapkan kritik terhadap kebijakan subsidi kendaraan listrik, menyatakan bahwa meskipun kendaraan listrik dapat mengurangi emisi gas buang, namun masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan energi kotor.
Dalam sebuah diskusi di DPR, Ratna menyoroti bahwa insentif yang ditujukan untuk mengurangi polusi akhirnya terhalang oleh polusi yang dihasilkan dari pembangkit listrik.
Ratna juga mengungkapkan bahwa mayoritas energi listrik di Indonesia masih berasal dari sumber non-terbarukan seperti batubara dan gas.
Ratna mengharapkan pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan subsidi kendaraan listrik dan memfokuskan pada penggunaan sumber energi baru terbarukan.
Ia menyoroti perlunya pengurangan penggunaan batubara dan gas sebagai sumber energi listrik dan pengembangan infrastruktur stasiun pengisian daya untuk mendukung peningkatan penjualan kendaraan listrik.
Meskipun demikian, Ratna juga menegaskan bahwa fraksinya tetap mendukung transformasi dari kendaraan bahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik, namun dengan strategi yang tidak membebani anggaran negara dengan subsidi pajak.
Kritik yang disampaikan oleh Ratna Juwita Sari menggambarkan keprihatinan terhadap kebijakan subsidi kendaraan listrik di Indonesia.
Fokus pada pengurangan emisi gas buang haruslah diiringi dengan upaya untuk memperbaiki sumber energi yang digunakan dalam pembangkit listrik.
Baca juga: Armada Pasifik Rusia Memusnahkan Kapal Selam Tiruan Musuh dalam Latihan Mematikan
Dalam rangka mencapai transisi yang lebih berkelanjutan, perhatian terhadap penggunaan energi terbarukan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung kendaraan listrik menjadi krusial.
Dukungan fraksi seperti PKB untuk transformasi menuju kendaraan listrik menunjukkan kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi dan perlindungan lingkungan, namun perlu dicari strategi yang tidak mengorbankan kestabilan anggaran negara. (*Ibs)