Pewarta Nusantara - Derbi Manchester di Piala FA memiliki beberapa fakta menarik yang perlu diperhatikan. Pertama, ini adalah pertemuan pertama antara Manchester City dan Manchester United dalam final Piala FA, sebuah momen bersejarah bagi kedua klub.
Mereka sebenarnya sudah tidak asing satu sama lain karena sebelumnya mereka sudah bertemu sebanyak 8 kali di ajang ini. Namun, final kali ini memiliki makna yang lebih besar karena akan menentukan siapa yang akan menjadi juara.
Tidak mengherankan jika final Piala FA musim 2022-23 yang akan diadakan di Stadion Wembley pada Sabtu (3/6/2023) sangat dinantikan.
Pertandingan ini akan menjadi Derbi Manchester yang memperebutkan gelar juara, dan diperkirakan akan memberikan pertandingan yang seru dan sengit antara kedua tim.
Keberhasilan Manchester City dalam mencapai final ini menambah gairah pertandingan, karena mereka berhasil mengalahkan tim-tim tangguh sepanjang kompetisi.
Salah satu fakta menarik lainnya adalah pertemuan perdana antara Manchester City dan Manchester United di Piala FA terjadi pada 3 Oktober 1891 di Stadion North Road.
Pada pertandingan itu, Manchester United berhasil mengungguli Manchester City dengan skor telak 5-1. Namun, yang membuat pertandingan tersebut semakin menarik adalah penampilan brilian dari kiper Manchester United, John Slater, yang berhasil mementahkan eksekusi penalti pemain Manchester City, Davies, pada menit ke-33.
Ini menunjukkan bagaimana rivalitas antara kedua klub sudah ada sejak lama, dan pertandingan di masa kini diharapkan bisa menyamai intensitas dan drama dari pertemuan sejarah mereka.
Derbi Manchester pada final Piala FA 2022-23 bukan pertemuan pertama kedua klub di Stadion Wembley. Pada semifinal musim 2010-11, Manchester City berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor 1-0 berkat gol dari Yaya Toure.
Menariknya, dalam setiap pertemuan antara kedua klub di tempat netral, Manchester City selalu keluar sebagai pemenang. Pada semifinal musim 1925-26, The Cityzens bahkan mencetak kemenangan telak 3-0 di Stadion Bramall Lane.
Fakta ini menambahkan kekaguman terhadap performa Manchester City di Piala FA dan memperkuat ekspektasi bahwa pertandingan final ini akan menjadi seru dan kompetitif.
Fakta menarik lainnya adalah dalam 3 edisi terakhir Derbi Manchester di Piala FA, selalu terdapat pemain yang diusir wasit. Pada babak 16 besar musim 2003-04, Gary Neville mendapatkan kartu merah setelah pertandingan berjalan selama 39 menit.
Paul Scholes juga mengikuti jejaknya pada semifinal musim 2010-11, di mana dia diberikan kartu merah pada menit ke-72. Tidak hanya itu, pada Babak III musim berikutnya, Vincent Kompany dari Manchester City juga harus meninggalkan lapangan setelah mendapatkan kartu merah pada menit ke-12.
Hal ini menunjukkan betapa sengit dan penuh gairah pertandingan antara kedua klub ini, serta memperlihatkan tekanan yang ada dalam pertandingan dengan nilai yang begitu besar.
Old Trafford, Sang Neraka Bagi Man. City
Dalam sejarahnya, Man. City selalu mengalami kekalahan setiap kali bertandang ke Stadion Old Trafford dalam pertandingan Derbi Manchester di ajang Piala FA. Terdapat empat kesempatan di mana mereka harus mengakui keunggulan lawan.
Pertama kali terjadi pada musim 1969-1970, diikuti oleh pertemuan pada musim 1986-1987, 1995-1996, dan terakhir pada musim 2003-2004.
Selama empat kesempatan tersebut, Man. City tidak hanya menderita kekalahan, tetapi juga gagal mencetak satu pun gol saat bermain di markas Man. United.
Selain itu, fakta menarik lainnya adalah durasi pertandingan. Dalam delapan edisi sebelumnya Derbi Manchester di Piala FA, tidak ada satu pun pertandingan yang harus berlanjut hingga perpanjangan waktu, apalagi mencapai adu penalti.
Melihat deretan fakta menarik ini, sangat menarik untuk menantikan apakah fakta-fakta tersebut akan terulang dalam pertandingan Man. City melawan Man. United di Stadion Wembley nanti. Semua akan terungkap di lapangan hijau. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Mauricio Pochettino telah resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Chelsea untuk musim depan dengan kontrak berdurasi dua tahun.
Sejak dipecat oleh Paris Saint-Germain musim panas lalu, Pochettino telah menganggur dan kini memiliki kesempatan baru dalam karirnya.
Tentu saja, perpindahan ini menarik perhatian mantan pemainnya, Harry Kane, yang memberikan komentarnya mengenai keputusan tersebut.
Harry Kane, penyerang Tottenham, mengharapkan kesuksesan bagi Mauricio Pochettino di Chelsea. Meskipun demikian, Kane tidak berharap Pochettino mencapai tingkat kesuksesan yang pernah ia raih bersama Tottenham.
Sebagaimana diketahui, Pochettino dikenal atas kiprahnya sebagai pelatih Tottenham pada tahun 2014 hingga 2019. Selama masa itu, dia secara konsisten membawa Spurs finis di empat besar dan mencapai final Liga Champions.
Kane menyampaikan harapannya agar Pochettino sukses bersama Chelsea, namun dengan sedikit pemanis, ia menambahkan bahwa dia berharap Pochettino tidak sebaik Tottenham.
Seiring dengan komentarnya, Kane juga mengakui bahwa Pochettino telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangannya sebagai pemain sepak bola.
Pochettino memainkan peran penting dalam transformasi Kane menjadi penyerang utama Tottenham sejak musim 2014-2015, ketika Pochettino pertama kali bergabung dengan klub tersebut.
Sejak saat itu, Kane secara konsisten mencetak lebih dari 20 gol setiap musimnya. Kane tidak ragu untuk memuji Pochettino sebagai pelatih yang luar biasa dan menyatakan penghargaannya terhadap bantuan yang diberikan olehnya dalam mencapai posisinya saat ini.
Dengan demikian, keputusan Mauricio Pochettino untuk bergabung dengan Chelsea sebagai pelatih baru telah menarik perhatian publik, termasuk komentar dari mantan pemainnya, Harry Kane.
Kane berharap yang terbaik bagi Pochettino dalam perjalanan barunya tersebut, namun dengan sedikit keinginan agar kesuksesannya tidak melampaui apa yang pernah dia raih bersama Tottenham.
Selain itu, Kane mengakui peran penting Pochettino dalam membantunya mencapai level saat ini sebagai salah satu penyerang terkemuka. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, telah mengumumkan bahwa dia akan memainkan kiper kedua, Stefan Ortega, dalam laga final Piala FA melawan Manchester United.
Pep menjelaskan bahwa ini adalah sebuah tradisi yang dia lakukan sejak melatih Barcelona dan Bayern Munich. Meskipun ini adalah pertandingan penting bagi City untuk meraih treble, Guardiola memutuskan untuk memberi kesempatan kepada Ortega yang selalu bermain di kompetisi Piala FA.
Seperti dilansir dari laman resmi klub, Guardiola berkata, "Dia (Stefan Ortega) akan bermain. Saya selalu melakukan ini di Piala FA, baik di Barcelona (Copa del Rey) maupun Bayern (DFB Pokal). Kiper yang bermain di Piala FA akan bermain."
Guardiola juga menekankan bahwa Manchester United saat ini berbeda dari tim yang mereka lawan di awal musim ketika City berhasil mengalahkan mereka dengan skor 6-3.
Menurutnya, United telah mengalami peningkatan performa dalam beberapa bulan terakhir. Guardiola mengatakan, "Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan Manchester United dalam empat, lima, enam bulan terakhir? Itu adalah tim yang berbeda dengan yang kami hadapi di awal musim ketika kami mengalahkan mereka. Mereka jauh lebih baik ketika kami bermain di sana (Old Trafford) dan kalah (1-2), tetapi saya pikir kami bermain bagus."
Guardiola juga memberi penghargaan pada kualitas pemain United dan menyebut bahwa mereka selalu menjadi lawan yang tangguh.
Meskipun City telah mencapai tingkat permainan yang baik sepanjang musim ini, Guardiola menyadari bahwa final adalah pertandingan yang berbeda.
Dia menekankan bahwa tidak penting apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, yang terpenting adalah tampil maksimal dalam pertandingan tersebut.
Guardiola menyatakan, "Ini bukan apa yang telah Anda lakukan di masa lalu. Ini tentang seberapa baik Anda atau seberapa tidak baik Anda.
Ini tentang bagaimana Anda tampil secara individu, sebagai tim, dan semua detail selama 90, 95 menit ini. Final adalah itu. Kami harus menjadi versi terbaik dari diri kami sendiri untuk mengalahkan mereka."
Baca juga: Cedera Ringan Menghantui Manchester City Jelang Final Piala FA
Dengan keputusan Guardiola untuk memainkan kiper kedua dan pendekatan yang hati-hati dalam menghadapi United, final Piala FA ini diharapkan akan menjadi pertandingan yang menarik.
Kehadiran Stefan Ortega di bawah mistar gawang akan menjadi tantangan baru bagi United, sementara City akan berusaha tampil sebaik mungkin untuk meraih trofi dan mencatatkan sejarah dengan meraih treble.
Pada akhirnya, pertandingan akan menjadi bukti sejauh mana Guardiola dan timnya berhasil mengatasi tantangan dari rival sekota mereka. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Presiden Sevilla memberikan hadiah spesial kepada pelatih kepala Jose Luis Mendilibar dengan menawarkan perpanjangan kontrak.
Kontrak Mendilibar di Andalusia akan berakhir pada akhir musim 2022-23. Pada Maret 2023, Mendilibar diangkat sebagai pengganti Jorge Sampaoli dengan kontrak jangka pendek. Keputusan ini ternyata membawa perubahan yang signifikan bagi Sevilla.
Presiden Sevilla, Jose Castro, mengungkapkan kepuasannya terhadap kinerja Mendilibar sebagai pelatih kepala. Pada pesta perayaan juara Liga Europa Los Nervionenses di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Castro menyatakan bahwa mereka telah memberikan tawaran kontrak baru kepada Mendilibar.
Hal ini menjawab pertanyaan dari media selama beberapa pekan terakhir dan mendapat sambutan hangat dari para suporter.
Sebelum kedatangan Mendilibar, Sevilla mengalami masa sulit dan terpuruk di papan bawah klasemen Liga Spanyol. Bahkan, mereka sempat terjebak di zona degradasi selama beberapa pekan.
Namun, kehadiran Mendilibar mengubah nasib klub. Dalam 11 pertandingan bersama Mendilibar, Sevilla berhasil meraih enam kemenangan dan hanya dua kali kalah.
Keberhasilan ini membantu klub keluar dari ancaman degradasi dan hampir dapat dipastikan akan berada di papan tengah klasemen Liga Spanyol pada akhir musim ini.
Meskipun finis di papan tengah, Sevilla akan menjadi perwakilan Spanyol di Liga Champions musim depan. Mereka berhak tampil sebagai juara bertahan Liga Europa dan mendapatkan status pot 1 bersama dengan juara-juara liga top Eropa lainnya.
Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Sevilla dan menjadi bukti bahwa keputusan untuk memilih Mendilibar sebagai pelatih kepala telah memberikan dampak positif.
Baca juga: Lucas Ocampos: Penebusan Gemilang dalam Perjalanan Menuju Gelar Liga Europa Bersama Sevilla
Perpanjangan kontrak Mendilibar juga memberikan kepastian bagi Sevilla dalam menjaga kestabilan dan kontinuitas tim. Dengan kontrak baru, Mendilibar dapat melanjutkan kerja kerasnya untuk mengembangkan tim dan mencapai hasil yang lebih baik di kompetisi-kompetisi yang akan datang.
Tawaran kontrak tersebut juga menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari Presiden Sevilla terhadap kemampuan Mendilibar sebagai pelatih kepala.
Bagi Mendilibar sendiri, tawaran perpanjangan kontrak ini merupakan pengakuan atas kerja keras dan dedikasinya dalam mengubah performa tim.
Ia tentu merasa bangga dan terhormat dapat melanjutkan perjalanan bersama Sevilla. Dengan perpanjangan kontrak ini, Mendilibar memiliki kesempatan untuk mengukir prestasi lebih besar bersama klub.
Tentu saja, langkah Sevilla dalam memberikan hadiah spesial kepada Mendilibar ini juga mendapatkan apresiasi dari para suporter.
Mereka mengucapkan sorak-sorai dan mendukung keputusan Presiden Sevilla dalam memperpanjang kontrak Mendilibar. Diharapkan, keberhasilan yang telah diraih di musim ini dapat menjadi pijakan yang kuat untuk meraih prestasi yang lebih gemilang di masa depan.
Dalam kesimpulan, tawaran perpanjangan kontrak yang diberikan oleh Presiden Sevilla kepada Jose Luis Mendilibar menunjukkan pengakuan terhadap kinerja pelatih kepala tersebut.
Keberhasilan Mendilibar dalam mengubah nasib Sevilla dan membawa mereka kembali ke kancah kompetisi top seperti Liga Champions merupakan pencapaian yang luar biasa.
Dengan perpanjangan kontrak ini, Sevilla berharap dapat mempertahankan kestabilan dan mengembangkan tim di bawah kepemimpinan Mendilibar untuk meraih hasil yang lebih baik di masa depan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Lucas Ocampos, pemain sepak bola yang saat ini bermain untuk Sevilla, mengungkapkan betapa berartinya gelar Liga Europa 2022-23 baginya.
Bagi Ocampos, gelar tersebut menjadi penebusan atas kegagalan yang pernah ia alami ketika bermain untuk Ajax. Pada awal musim 2022-23, Ocampos bergabung dengan Ajax sebagai pemain pinjaman dari Sevilla.
Namun, ia menghadapi kesulitan mendapatkan waktu bermain dan lebih sering duduk di bangku cadangan. Karena itu, Ocampos memutuskan untuk kembali ke Spanyol pada bulan Januari 2023.
Dilansir oleh pewarta nusantara dari laman Football Espana, Ocampos mengungkapkan bahwa ia baru saja melewati masa-masa yang sulit.
Hanya dirinya dan keluarganya yang benar-benar tahu seberapa buruknya situasi yang ia hadapi. Bagi Ocampos, sepak bola memberikan kesempatan penebusan yang datang begitu cepat.
Dalam waktu tiga bulan saja, hidupnya mengalami perubahan yang luar biasa. Dari seorang yang ditinggalkan dan tidak berlatih, kini ia menjadi juara Eropa.
Kedatangan Ocampos di Sevilla pada bursa transfer musim dingin menjadi titik balik penting bagi tim tersebut. Sebelum kedatangannya, Sevilla mengalami kesulitan dalam menunjukkan performa terbaiknya dan terpaksa berjuang di papan bawah klasemen.
Namun, sejak kepulangannya, Ocampos berhasil memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam 29 penampilannya di paruh kedua musim ini, ia mampu mencetak lima gol dan memberikan tujuh assist.
Kontribusi Ocampos tidak hanya terbatas pada meraih gelar Liga Europa. Ia juga telah membantu Sevilla keluar dari zona degradasi.
Saat ini, tim tersebut berjuang untuk finis di 10 besar klasemen Liga Spanyol. Ocampos dan rekan-rekannya memiliki peluang untuk mencapai tujuan tersebut jika mereka mampu mengalahkan Real Sociedad dan Rayo Vallecano tidak mendapatkan poin dalam pertandingan melawan Real Mallorca.
Baca juga: Sevilla: Liga Europa adalah Agama Kami yang Tak Akan Pernah Tergoyahkan
Bagi Lucas Ocampos, gelar Liga Europa memiliki makna yang sangat penting dalam perjalanannya. Setelah melewati masa sulit di Ajax, ia berhasil mendapatkan kesempatan penebusan dan turut membantu Sevilla meraih kesuksesan. Ocampos berharap dapat melanjutkan performa gemilangnya dan mengakhiri musim ini dengan baik bersama timnya. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Karim Benzema memberikan klarifikasi mengenai kabar kepindahannya ke Klub Arab Saudi. Menurut laporan ESPN, Benzema disebut telah sepakat untuk bergabung dengan Al-Ittihad setelah meninggalkan Real Madrid pada akhir musim 2022-23.
Namun, pemain berusia 35 tahun tersebut menepis rumor tersebut dan menyebutnya sebagai omong kosong. Dalam wawancara dengan Marca, Benzema menegaskan bahwa masa depannya saat ini masih bersama Real Madrid dan bahwa rumor-rumor tersebut hanya disebar oleh orang-orang di internet. Ia menekankan bahwa kenyataan di lapangan dan dunia maya adalah dua hal yang berbeda.
Benzema juga mengungkapkan fokusnya saat ini adalah pada pertandingan melawan Athletic Bilbao dan bahwa ia sangat menyadari dukungan dan cinta dari para suporter Madrid.
Meskipun musim ini terganggu oleh cedera, Benzema tetap menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 30 gol dalam 42 penampilan di semua kompetisi. Performa impresifnya membuat Real Madrid mulai mempersiapkan diri jika kehilangan Benzema.
Menurut laporan media-media Spanyol, klub tersebut tertarik untuk mendatangkan Harry Kane sebagai pengganti Benzema. Namun, untuk merealisasikan transfer tersebut, Los Blancos harus bekerja keras dan siap mengeluarkan dana sekitar 100 juta euro untuk membawa penyerang 29 tahun itu dari Tottenham Hotspur.
Klarifikasi dari Benzema ini memberikan keyakinan bahwa masa depannya masih berada di Real Madrid. Meskipun rumor tentang kepindahannya telah muncul, Benzema menegaskan komitmennya terhadap klub saat ini.
Performa impresifnya musim ini juga menjadi bukti bahwa dia tetap menjadi pemain yang berharga bagi Madrid. Namun, klub harus tetap siap menghadapi situasi apapun dan mencari alternatif jika Benzema benar-benar memutuskan untuk pergi.
Keinginan Real Madrid untuk mendatangkan Harry Kane sebagai pengganti menunjukkan ambisi mereka untuk mempertahankan level kompetitif yang tinggi dan tetap menjadi kekuatan di dunia sepak bola. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Marco Asensio telah memutuskan untuk melanjutkan karier sepak bolanya dengan Paris Saint-Germain (PSG) setelah kontraknya dengan Real Madrid berakhir bulan Juni ini.
Alasan utama kepergiannya adalah kurangnya jaminan waktu bermain yang memadai di Madrid. Menurut laporan dari 90Min, Asensio telah mencapai kesepakatan pribadi dengan PSG, salah satu klub top di Prancis.
Selain PSG, Aston Villa juga menunjukkan minat pada Asensio dengan mengirimkan tawaran menarik pada awal bulan Mei. Namun, winger berusia 27 tahun tersebut memilih Prancis sebagai tujuan berikutnya dan bergabung dengan PSG.
Dengan kepindahannya ke PSG, Asensio dihadapkan pada tanggung jawab besar sebagai pengganti Lionel Messi, yang akan meninggalkan klub pada akhir musim ini setelah kontraknya berakhir.
Pelatih PSG, Christophe Galtier, menyatakan bahwa pertandingan akhir pekan ini akan menjadi pertandingan terakhir Messi di Parc des Princes dan berharap bahwa Messi akan mendapatkan sambutan yang meriah.
Galtier juga menekankan bahwa Messi adalah bagian penting dari tim PSG musim ini dan tidak ada alasan untuk mengkritik performanya.
Keputusan Asensio untuk bergabung dengan PSG memberikan pilihan baru dalam karier sepak bolanya dan memberikan kekuatan tambahan bagi tim Prancis tersebut.
Meskipun mengemban peran berat sebagai pengganti Messi, Asensio memiliki potensi untuk berkembang dan memberikan kontribusi signifikan di klub barunya.
Pewarta Nusantara - Hakan Calhanoglu bermimpi untuk mencatat sejarah sebagai pemain Turki pertama yang meraih gelar Liga Champions.
Sebagai gelandang Inter Milan, dia siap berjuang di partai final melawan Manchester City pada 11 Juni mendatang, yang akan diadakan di Stadion Ataturk, Istanbul, kota kelahirannya.
Sejauh ini, belum ada pemain timnas Turki yang berhasil meraih prestasi tersebut, meskipun Hamit Atlintop hampir mencapainya saat membela Bayern Munich, namun sayangnya, dia kalah di final 2010 oleh Inter.
"Saya ingin menjadi orang Turki pertama yang memenangkan Liga Champions, dan melakukannya di Istanbul. Itu akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan," ungkap Hakan seperti dikutip oleh Pewarta Nusantara dari Football Italia.
Bagi Hakan, Istanbul adalah kota terindah dan ia tak sabar untuk kembali ke sana serta bermain di depan publik Turki. Dia merasa optimis dengan peluang Inter Milan meraih gelar tersebut, karena mereka telah mencapai tahap akhir kompetisi dengan dedikasi dan keyakinan yang kuat.
"Sekarang kami sangat dekat dengan tujuan kami, jadi bermimpi untuk meraih gelar itu adalah hal yang wajar. Saya yakin bahwa kami bisa mencapainya, dan saya mengatakannya dengan jujur," tambahnya.
Hakan Calhanoglu berharap bisa mengakhiri kutukan tersebut dan menambahkan namanya dalam sejarah Liga Champions dengan prestasi yang gemilang di Istanbul.
Hakan Calhanoglu, seorang pemain sepak bola kelahiran Turki yang juga berdarah Jerman, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Ilkay Guendogan, rekan setimnya di tim nasional Jerman.
Dalam pertandingan yang akan datang, Calhanoglu akan bertanding melawan Guendogan saat timnya, Inter Milan, berhadapan dengan Manchester City.
Calhanoglu mengakui bahwa Guendogan adalah seorang kapten yang luar biasa bagi Manchester City, dan dia sangat menghormatinya.
Meskipun menyadari bahwa pertandingan melawan Guendogan tidak akan mudah, Calhanoglu berjanji akan melakukan segala upaya yang dia bisa untuk mengalahkannya.
Dalam sebuah wawancara, Calhanoglu mengatakan, "Saya memiliki rasa hormat karena dia lebih berpengalaman dari saya, tetapi saya akan melakukan semua yang saya bisa lakukan untuk mengalahkannya."
Sebagai seorang pesepakbola muda yang sedang meniti karirnya, Calhanoglu merasa terinspirasi oleh pemain berpengalaman seperti Guendogan.
Baca juga: Lautaro Martinez: Mempelajari Lawan dengan Cermat, Persiapan Matang Menjelang Final Liga Champions
Dia menyadari bahwa Guendogan telah mencapai banyak hal dalam karirnya dan memiliki reputasi yang sangat baik. Namun, Calhanoglu tidak gentar menghadapi lawan sekelas Guendogan, dan dia bertekad untuk mencatatkan sejarahnya sendiri di Liga Champions.
Dia ingin membuktikan kemampuannya dan memberikan yang terbaik untuk timnya dalam pertandingan melawan Manchester City.
Calhanoglu menyampaikan harapannya bahwa pertandingan tersebut akan menjadi momen penting bagi dirinya dan timnya, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam perjalanan Inter Milan di Liga Champions. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - PSIS Semarang telah mengonfirmasi usia Paulo Gali Freitas setelah adanya spekulasi seputar hal tersebut.
Keberadaan pemain muda asal Timor Leste ini di klub Mahesa Jenar bukanlah sekadar rumor belaka, karena manajemen klub telah secara resmi mengumumkan kedatangannya.
Kehadiran Gali di dunia sepak bola Indonesia telah dinantikan oleh banyak pihak, dan banyak yang penasaran tentang bagaimana penampilannya di lapangan hijau.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengenai usia Paulo Gali Freitas. Tercatat ada dua versi tahun kelahiran mantan pemain Lalenok United tersebut, yaitu 31 Desember 1996 atau 31 Desember 2004, dan bahkan situs Transfermarkt juga tidak memilih salah satunya.
Baca juga: Perkenalkan Paulo Gali Freitas, Bintang Muda Timor Leste yang Bersemangat Menaklukkan Liga Sepak Bola Indonesia Bersama PSIS Semarang!
Dalam hal ini, PSIS Semarang memberikan konfirmasi mengenai usia sang penyerang baru mereka. "Sesuai dengan paspor yang dimilikinya, Gali adalah pemain asal Timor Leste yang lahir pada tanggal 31 Desember 2004 dan telah memiliki pengalaman bermain bersama Timnas senior Timor Leste sebanyak 9 pertandingan, dua di antaranya melawan Timnas Indonesia," demikian yang tertulis dalam laman resmi Mahesa Jenar.
Dengan konfirmasi ini, diharapkan spekulasi seputar usia Paulo Gali Freitas dapat terjawab secara resmi dan fokus dapat kembali ditujukan pada kemampuan sepak bola yang ditawarkannya di PSIS Semarang.
PSIS Semarang telah memberikan kontrak selama satu musim kepada pemain yang mencetak gol saat Timor Leste kalah 1-4 dari timnas Indonesia dalam FIFA Matchday Januari 2022 di Kapten I Wayan Dipta Gianyar.
Manajemen Mahesa Jenar berharap agar pemain tersebut dapat beradaptasi dengan cepat di tim. Yoyok, perwakilan manajemen, menyatakan, "Gali akan kami kontrak selama satu musim ke depan. Selamat bergabung, Gali. Semoga cepat beradaptasi dan membawa tim meraih prestasi di musim ini."
Keputusan ini menunjukkan komitmen PSIS Semarang dalam mengembangkan tim dan berharap pemain baru ini dapat memberikan kontribusi yang baik dalam menghadapi musim yang akan datang. (*ibs)
Pewarta Nusantara - Lautaro Martinez, penyerang Inter Milan, telah mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan final Liga Champions melawan Manchester City.
Dalam wawancaranya, Lautaro mengungkapkan bahwa ia telah melakukan penelitian mendalam terhadap lawan-lawannya tersebut. Ia bahkan mengaku telah menonton banyak video kiper lawan untuk memahami taktik dan preferensi mereka.
Menjelang pertandingan final, Lautaro merasakan ketegangan yang wajar sebelum pertandingan besar. Ia menyadari pentingnya mempelajari setiap detail agar dapat membuat keputusan dengan cepat di lapangan.
Baginya, ini adalah momen yang istimewa yang tidak terjadi setiap hari, sehingga ia berharap dapat menikmati pertandingan tersebut.
Kesempatan untuk bermain dalam final Liga Champions adalah sesuatu yang harus dinikmati dengan penuh kegembiraan.
Dalam wawancara dengan Football Italia, Lautaro Martinez menyatakan, "Saya menonton banyak video kiper lawan untuk memahami bagaimana mereka memposisikan diri mereka, jadi jika mereka keluar untuk umpan silang, jika mereka terjun ke situasi satu lawan satu, posisi mana yang mereka sukai. Penting untuk mempelajari detail ini, jadi ketika saatnya tiba, saya dapat membuat keputusan dalam sepersekian detik. Saya tegang sebelum setiap pertandingan, itu akan menjadi akhir jika saya tidak merasa gugup. Kami harus menikmati ini, karena Anda tidak bisa memainkan Final Liga Champions setiap hari."
Lautaro Martinez mengungkapkan bahwa kemenangan Inter Milan dengan skor 1-0 atas Barcelona dalam fase grup Liga Champions menjadi momen penting yang membedakan perjalanan mereka.
Banyak yang meragukan kemungkinan Inter untuk lolos dari babak grup mengingat lawan-lawan tangguh seperti Barcelona dan Bayern Munich.
Namun, tim tersebut berhasil melaju hingga ke babak final. Lautaro mengatakan bahwa kemenangan mereka atas Barcelona menjadi titik balik di mana kesadaran tim tentang potensi dan kekuatan mereka muncul.
"Kami menyadari bahwa kami bisa menjadi hebat dan tim ini bersatu pada saat itu (kemenangan 1-0 lawan Barca). Kami tahu apa yang kami inginkan," ungkap Lautaro.
Selanjutnya, dia menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh Inter dalam pertandingan melawan Porto dan keunggulan mereka atas Benfica di perempat final.
Meskipun mengalami kesulitan melawan Porto, tim berhasil melaju setelah persiapan yang matang dan analisis yang dilakukan oleh pelatih untuk menghadapi lawan-lawan mereka.
Dalam semifinal melawan Milan, Lautaro merasa bahwa sikap mental dan keunggulan timnya jauh lebih baik. Kepemimpinan dengan mencetak dua gol awal memberikan kepercayaan diri dan kenyamanan yang membuat mereka santai menghadapi leg kedua di hadapan para pendukung mereka. (*Ibs)