Pewarta Nusantara, Nasional - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya, menyampaikan harapannya terhadap kerja sama yang kuat antara KLHK dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam penerapan Nilai Ekonomi Karbon, termasuk Bursa Karbon, di masa depan.
Dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara KLHK dan OJK, terdapat beberapa ruang lingkup kerja sama yang mencakup harmonisasi kebijakan di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Sektor Jasa Keuangan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, penyediaan, pertukaran, dan pemanfaatan data dan informasi untuk mendukung tugas dan fungsi KLHK dan OJK, termasuk pengendalian perubahan iklim, pengembangan produk dan infrastruktur Keuangan Berkelanjutan.
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, juga merespons positif penandatanganan Nota Kesepahaman ini.
Ia menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan kesempatan berharga bagi OJK dan menjadi dasar yang baik untuk kerja sama yang telah terjalin dan akan datang antara KLHK dan OJK.
Dalam konteks penandatanganan Nota Kesepahaman ini, Mahendra mengungkapkan bahwa OJK telah melakukan konsultasi yang intensif dengan Komisi XI DPR RI dan mendapatkan persetujuan dari komisi tersebut.
Ia juga menyampaikan harapannya agar DPR menyetujui dan mendukung agar kerja sama ini dapat berjalan dengan cepat dan lancar.
"Kerja sama ini bukan hanya untuk menyelesaikan masalah di Indonesia, tetapi juga merupakan upaya dalam menangani masalah global terkait potensi karbon yang besar yang dimiliki oleh Indonesia," ujar Mahendra Siregar.
Melalui kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat lebih efektif dalam mengatasi perubahan iklim dan memanfaatkan potensi karbon yang dimiliki negara tersebut untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan keuangan berkelanjutan di masa depan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Dalam serangan terbaru, Israel melancarkan serangan udara di Damaskus, Suriah, yang menyebabkan dua Tentara Suriah mengalami luka-luka.
Laporan dari kantor berita negara Suriah, SANA, menyatakan bahwa serangan itu terjadi pada Rabu pagi, dengan rudal-rudal Israel diluncurkan dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Pertahanan udara Suriah berhasil menghadapi serangan tersebut dan berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal-rudal tersebut. Namun, dua tentara Suriah mengalami luka-luka akibat serangan ini dan ada beberapa kerugian materi.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), yang memantau perang dari Inggris, mencatat bahwa ini merupakan kali ke-20 Israel telah menyerang target di Suriah sepanjang tahun ini.
Serangan udara Israel kali ini menyasar posisi militer dekat bandara di kota Dimas serta jalan raya Beirut-Damascus di sebelah barat ibu kota, di mana anggota elit dari tentara Suriah ditempatkan.
https://twitter.com/syriahr/status/1681431890631204864
SOHR melaporkan bahwa rudal-rudal itu mengenai gudang milik kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, sekutu pemerintah Suriah, dan menyebabkan kebakaran.
Israel telah sering kali melancarkan serangan udara di wilayah Suriah yang dikuasai oleh pemerintah, tetapi jarang mengakui tanggung jawabnya.
Negara itu berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutan mereka, Iran, memperluas keberadaannya di wilayah Suriah, dan hal ini telah menjadi salah satu alasan di balik serangkaian serangan Israel di negara tetangga tersebut.
Meskipun Israel sering kali merahasiakan serangan-serangannya di Suriah, mereka terus melakukan langkah-langkah militer untuk menghadapi ancaman potensial dari Iran di wilayah tersebut. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Insiden bom bunuh diri di Pakistan mengguncang kota Peshawar, wilayah barat laut Pakistan, ketika truk yang mengangkut pasukan paramiliter menjadi target serangan.
Dua orang tewas, termasuk pelaku bom bunuh diri itu sendiri, dan sedikitnya tujuh orang terluka dalam ledakan yang terjadi di jalan ramai di daerah Hayatabad, dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Tehreek-e-Jihad Pakistan, kelompok bersenjata yang baru saja didirikan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dalam serangan serupa sebelumnya, kelompok yang sama menyerang pangkalan militer di provinsi barat daya Balochistan, membunuh empat tentara.
Kekhawatiran pun meningkat karena para pejuang yang terlibat dalam serangan ini diperkirakan memiliki tempat aman di Afghanistan tetangga.
Angkatan Darat Pakistan telah menyatakan keprihatinan atas situasi ini dan mengancam akan memberikan "respon yang efektif" menyusul kematian 12 tentara Pakistan dalam dua serangan terpisah.
Keamanan dan stabilitas wilayah perbatasan dengan Afghanistan menjadi perhatian utama pemerintah Pakistan dalam menghadapi ancaman serangan terorisme yang terus berlanjut. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Hujan deras di Kolombia memicu longsor yang mengakibatkan sedikitnya 12 orang tewas dan sekitar 20 orang hilang, seperti yang diumumkan oleh otoritas setempat.
Kejadian tanah longsor ini terjadi pada Senin (17/7) malam di wilayah pedesaan Quetame, di tenggara ibu kota Bogotá, di provinsi Cundinamarca.
Nicolás García Bustos, gubernur provinsi tersebut, melaporkan melalui Twitter bahwa jumlah korban meningkat menjadi 14 orang, dengan enam orang lainnya mengalami luka-luka dan dibawa ke pusat kesehatan.
Ricardo Coronado, Direktur Operasional Pertahanan Sipil, memberikan perkiraan yang sedikit lebih rendah, menyatakan bahwa sejauh ini telah ditemukan 12 jenazah, termasuk dua anak-anak di antara korban tewas.
Gubernur Coronado juga telah mendeklarasikan keadaan darurat untuk wilayah administratif khusus dalam upaya untuk mengelola bencana ini dengan menggunakan sumber daya secara efektif.
Dalam upaya pencarian korban, warga menggunakan drone untuk melanjutkan pencarian di wilayah yang terdampak.
Beberapa rumah mengalami kerusakan parah, dan jalur perdagangan utama terhambat oleh lumpur. Tumpukan puing di seluruh wilayah sulit diatasi dan mempengaruhi upaya pencarian para korban.
Di sisi lain, topik lain yang mencuat dalam berita adalah tentang keputusan pengadilan yang mempengaruhi diplomasi Afrika Selatan dengan Rusia.
Partai oposisi terkemuka, Aliansi Demokrat (DA), menekankan pentingnya pemerintah untuk menjadi terbuka dan transparan dalam kebijakan luar negeri yang dapat mempengaruhi reputasi internasional dan perekonomian negara tersebut.
Perdebatan ini mencerminkan kompleksitas hubungan internasional dan dampaknya terhadap keamanan dan kestabilan nasional.
Dalam berita terkini lainnya, Direktur Pertahanan Sipil Kolombia, Jorge Diaz, menyatakan bahwa tanah longsor tersebut menutupi sebagian jalan yang menghubungkan Bogota dengan wilayah tenggara negara, yang merupakan salah satu jalur transportasi utama di negara tersebut.
Presiden Gustavo Petro juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban melalui akun Twitternya.
Drone footage shows damage from deadly landslide in #Colombia
A landslide caused by heavy rains in a mountainous region of central Colombia killed at least 15 people and destroyed 22 houses pic.twitter.com/sppSki0t3m
— DD India (@DDIndialive) July 19, 2023
Musim hujan di Kolombia yang berlangsung dari Juni hingga November setiap tahunnya sering menimbulkan bencana dan menelan banyak korban.
Pada musim hujan tahun 2022 saja, sekitar 300 orang tewas akibat banjir. Kondisi ini menuntut upaya pencegahan dan penanganan yang lebih baik dari pihak berwenang untuk mengurangi risiko bencana alam yang berulang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menegaskan bahwa upaya menangkap Presiden Rusia, Vladimir Putin, berarti akan menyebabkan deklarasi perang dengan Rusia.
Dalam surat-surat pengaduan yang dirilis, Ramaphosa menyatakan bahwa "Rusia telah menegaskan bahwa menangkap Presiden mereka saat ini akan menjadi deklarasi perang."
Hal ini terkait dengan surat perintah penangkapan Putin yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan bahwa Rusia secara tidak sah mengusir anak-anak Ukraina.
Sebagai anggota ICC, Afrika Selatan berada dalam dilema karena diharapkan untuk menangkap Putin jika ia hadir di KTT BRICS di Johannesburg bulan depan, tetapi Ramaphosa menggambarkan permintaan penangkapan sebagai "tidak bertanggung jawab" dan menyatakan bahwa keamanan nasional berada dalam bahaya.
Dalam upayanya untuk menghindari perang dengan Rusia, Afrika Selatan mencari pengecualian dari ICC berdasarkan aturan yang memungkinkan negara anggota untuk berkonsultasi dengan pengadilan dalam situasi yang dapat mengganggu kekebalan diplomatik.
Presiden Ramaphosa menyatakan bahwa melibatkan diri dalam perang dengan Rusia akan bertentangan dengan konstitusi Afrika Selatan dan dapat mengganggu upaya perdamaian di Ukraina yang dipimpin oleh negara tersebut. Namun, pemerintah Afrika Selatan belum berhasil meyakinkan Putin untuk tidak datang ke KTT BRICS.
Dalam tanggapan atas keputusan pengadilan untuk membuat surat pernyataan sumpah publik, pemimpin Aliansi Demokrat (DA), John Steenhuisen, memuji keputusan tersebut dan mengkritik argumen Ramaphosa yang dinilai "menggelikan" dan "lemah."
Steenhuisen menekankan pentingnya pemerintah untuk menjadi terbuka dan transparan dalam kebijakan luar negeri yang dapat mempengaruhi reputasi internasional dan perekonomian Afrika Selatan.
Di sisi lain, meskipun menghadapi dilema politik terkait penangkapan Putin, Afrika Selatan memiliki hubungan ekonomi dan perdagangan yang kuat dengan Amerika Serikat dan Eropa.
Hubungan ini menjadi faktor penting dalam mempertimbangkan dampak keputusan-keputusan kebijakan luar negeri negara tersebut terhadap stabilitas ekonomi dan reputasinya di kancah internasional.
Sebagai anggota BRICS, Afrika Selatan berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan diplomasi dengan berbagai negara mitra, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Brigadir Jenderal Damian Hill, selaku Direktur Latihan Talisman Sabre, telah mengungkapkan bahwa Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) akan melakukan peluncuran rudal permukaan-ke-kapal (SSM) Tipe 12 untuk pertama kalinya di perairan Australia dalam rangka latihan militer Talisman Sabre.
Menurut Hill, ini merupakan momen bersejarah karena JSDF belum pernah sebelumnya menguji kemampuan ini di Australia. Peluncuran rudal tersebut direncanakan dari Beecroft Weapons Range ke Area Latihan Australia Timur di lepas pantai Teluk Jervis.
Latihan militer Talisman Sabre 2023, sebagaimana dilansir oleh Sputnik News, akan berlangsung dari 22 Juli hingga 4 Agustus. Acara ini merupakan latihan terbesar yang diadakan antara Australia dan Amerika Serikat, yang dilaksanakan setiap dua tahun di kawasan Indo-Pasifik.
Peserta latihan kali ini akan melibatkan lebih dari 30.000 personel militer dari 13 negara yang berpartisipasi dalam berbagai skenario latihan dan simulasi untuk meningkatkan kemampuan dan kerjasama antar-negara dalam menghadapi tantangan keamanan di kawasan tersebut.
Latihan militer seperti Talisman Sabre memiliki tujuan strategis dalam memperkuat kesiapan dan kerjasama militer di kawasan Indo-Pasifik. Partisipasi Jepang dalam latihan ini menunjukkan komitmen negara tersebut untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan mitra regionalnya, khususnya Australia dan Amerika Serikat.
Baca Juga; Singapura Meluncurkan Paspor Supernya! Geser Jepang dalam Peringkat Paspor Paling Kuat di Dunia
Melalui latihan ini, negara-negara peserta berkesempatan untuk memperkuat interaksi dan interoperabilitas militer mereka, meningkatkan pemahaman bersama tentang taktik dan strategi, serta merespons tantangan keamanan bersama dengan langkah-langkah yang koordinatif.
Dengan jumlah personel yang besar dan beragam, latihan Talisman Sabre 2023 akan menjadi platform penting untuk menguji kesiapan militer dan merancang respons yang efektif dalam menghadapi situasi nyata di kawasan Indo-Pasifik.
Peningkatan kerjasama dan koordinasi antar-negara diharapkan dapat memperkuat stabilitas dan keamanan regional, serta membangun kerja sama yang berkelanjutan dalam mengatasi berbagai tantangan keamanan yang kompleks di masa depan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Pada Rabu (19/7), dinas keamanan dari Maroko dan Spanyol berhasil menangkap dua tersangka yang terlibat dalam kelompok teroris Negara Islam (ISIS).
Operasi gabungan ini membawa hasil dengan penangkapan masing-masing tersangka di dua kota berbeda, yakni kota Nador di Maroko utara dan kota Spanyol Lleida.
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh Biro Investigasi Yudisial Pusat, intelijen mengungkapkan bahwa kedua tersangka memiliki kaitan dengan kelompok teroris ISIS yang beroperasi di Suriah.
Selain itu, mereka juga telah merencanakan untuk melaksanakan serangan teroris di Eropa, menimbulkan ancaman bagi keamanan dan ketertiban di benua tersebut.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa kedua tersangka terlibat dalam jaringan imigrasi ilegal. Mereka berusaha untuk memperoleh dokumen identitas palsu melalui jalur tidak resmi guna mendukung rencana terorisme mereka.
Penangkapan kedua tersangka ini menjadi langkah signifikan dalam upaya pencegahan dan penindakan terhadap kelompok teroris yang berencana melakukan serangan di wilayah Eropa.
Baca Juga; Singapura Meluncurkan Paspor Supernya! Geser Jepang dalam Peringkat Paspor Paling Kuat di Dunia
Operasi gabungan antara Maroko dan Spanyol menunjukkan pentingnya kerjasama internasional dalam mengatasi ancaman terorisme.
Keberhasilan dalam menangkap tersangka yang terlibat dalam jaringan teroris ISIS memberikan bukti nyata bahwa negara-negara bekerja sama dalam upaya bersama untuk menjaga keamanan dan mencegah terjadinya serangan teror di wilayah mereka.
Tentu saja, upaya pencegahan dan penindakan terorisme harus terus diperkuat dan ditingkatkan. Ancaman teroris masih menjadi isu yang serius dan global.
Negara-negara di seluruh dunia perlu tetap waspada dan saling berbagi informasi untuk mengidentifikasi dan menangani kelompok teroris yang beroperasi di wilayah mereka.
Selain itu, pendekatan multilateral dan tindakan koordinatif akan semakin efektif dalam memberantas ancaman terorisme dan melindungi keamanan masyarakat internasional. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa Ukraina telah mengalami kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Donetsk.
Selama 24 jam terakhir, lebih dari 340 Tentara Ukraina tewas, dan 15 item peralatan militer mereka berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia.
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia juga berhasil menangkis 25 serangan yang dilancarkan oleh militer Ukraina di arah Donetsk.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip dari Sputnik News, daftar kerugian militer Ukraina mencakup dua tank, tiga kendaraan tempur lapis baja, empat truk pickup, howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 buatan Jerman, dua tunggangan artileri self-propelled Krab buatan Polandia, Gvozdika self-propelled, dan dudukan artileri yang didorong, serta dua howitzer D-30.
Semua peralatan ini berhasil dihancurkan dalam pertempuran dengan pasukan Rusia. Selain di wilayah Donetsk, pertempuran juga terjadi di arah Zaporozhye dan Krasny Liman.
Di arah Zaporozhye, lebih dari 170 tentara Ukraina dilaporkan tewas, sementara di arah Krasny Liman, jumlah korban tewas mencapai 100 tentara.
Meskipun pasukan Ukraina mencoba melancarkan empat serangan di arah Krasny Liman, namun upaya mereka berhasil dipukul mundur oleh pasukan Rusia.
Kondisi ini mencerminkan eskalasi ketegangan yang serius dan tingkat kekerasan yang tinggi dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga; Singapura Meluncurkan Paspor Supernya! Geser Jepang dalam Peringkat Paspor Paling Kuat di Dunia
Pertempuran di wilayah Donetsk dan sekitarnya terus berlangsung, dengan kedua pihak menanggung kerugian besar dalam upaya mencapai kendali atas wilayah strategis tersebut.
Ketegangan semakin meningkat dengan hilangnya lebih banyak nyawa dan peralatan militer dalam bentrokan ini.
Para pihak terkait, termasuk komunitas Internasional, harus berupaya mencari cara untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai atas konflik ini.
Upaya diplomasi dan dialog harus didorong agar kekerasan dapat dihentikan dan korban sipil dan militer dapat dihindari.
Kondisi kemanusiaan di wilayah yang terlibat harus menjadi perhatian utama bagi komunitas internasional dalam mengatasi konflik ini dan mencari jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan bagi kedua negara. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Armada helikopter Ka-27 Rusia yang berbasis di kapal patroli Sergey Kotov, telah berhasil mengatasi ancaman Ranjau Ukraina yang tersesat di Laut Hitam. Sejauh 180 kilometer (111 mil) timur laut Selat Bosphorus, demikian diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (19/7).
Dalam situasi yang menuntut, kapal patroli Sergey Kotov dari Armada Laut Hitam secara cepat mengidentifikasi dan melumpuhkan ranjau Ukraina yang melayang di Laut Hitam.
Tindakan tegas diambil oleh komandan kapal dengan mengacarkan helikopter Ka-27 ke udara. Kru helikopter tersebut melakukan tembakan dari senapan mesin yang berhasil menghancurkan ranjau berbahaya tersebut, menghilangkan potensi ancaman terhadap keselamatan dan pengiriman di perairan tersebut.
Sebelumnya, Komando Armada Laut Hitam Rusia telah mengeluarkan peringatan mengenai bahaya ranjau terkait rute pengiriman di bagian barat laut perairan.
Baca Juga; Singapura Meluncurkan Paspor Supernya! Geser Jepang dalam Peringkat Paspor Paling Kuat di Dunia
Hal ini terjadi setelah ditemukannya ranjau Ukraina yang hanyut dan terombang-ambing di Laut Hitam. Para pejabat menyuarakan keprihatinan atas ketidakprofesionalan dan ketidaktanggungjawaban angkatan laut Ukraina yang telah menyebabkan situasi ini.
Ranjau yang tidak terkendali tersebut dianggap sebagai ancaman serius bagi keselamatan pengiriman di wilayah tersebut dan menimbulkan potensi bahaya bagi kapal-kapal yang melintasi perairan tersebut.
Kejadian ini mencerminkan pentingnya kesadaran dan koordinasi yang tinggi dalam menghadapi ancaman maritim di wilayah perairan yang strategis.
Pihak-pihak terkait harus tetap waspada dan mengambil tindakan preventif untuk menjaga keamanan perairan dan jalur pengiriman.
Sehingga mengurangi risiko potensial dari kehadiran ranjau atau ancaman lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kapal dan kru serta mengganggu kelancaran pengiriman di wilayah tersebut. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memutuskan untuk tidak menghadiri KTT BRICS yang akan datang, menurut kantor presiden Afrika Selatan pada Rabu (19/7).
Namun, keputusan bersama telah dicapai untuk menghadapi masalah ini, dan Rusia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam pertemuan tersebut.
KTT BRICS 2023 akan berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan pada 22-24 Agustus, dan para pemimpin dari Brasil, India, China, dan Afrika Selatan akan berpartisipasi dalam acara tersebut.
Presiden Afrika Selatan, Ramaphosa, memiliki keyakinan bahwa KTT ini akan sukses, dan dia meminta keramahtamahan bagi para peserta yang datang dari berbagai belahan benua dan dunia.
Namun, hingga saat ini, Kremlin belum memberikan komentar mengenai keputusan Putin untuk tidak hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ini.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memberikan tanggapan ringkas dengan mengatakan bahwa biasanya administrasi kepresidenan yang mengomentari pertemuan tingkat tinggi seperti ini.
Namun, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi lebih lanjut dari pihak Rusia terkait absennya Putin dalam KTT BRICS.
Baca Juga; Rusia Menyatakan Penangguhan Kesepakatan Biji-bijian dan Menyoroti Kerja Sama dengan Mitra Afrika
BRICS adalah kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang didirikan pada tahun 2009.
Kelompok ini telah menjadi platform penting untuk kerja sama ekonomi antara negara-negara anggotanya. Selain itu, beberapa negara lain juga menyatakan niatnya untuk bergabung dengan blok ekonomi ini, termasuk Argentina dan Iran, serta Indonesia, Turki, Arab Saudi, dan Mesir.
Meskipun organisasi Kesehatan Dunia telah mengumumkan berakhirnya pandemi COVID-19 pada Mei 2023, KTT BRICS 2023 akan menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka sejak dimulainya pandemi pada tahun 2020.
Acara ini diharapkan menjadi momen penting untuk membahas isu-isu global dan memperkuat kerja sama antara negara-negara anggota. (*Ibs)