Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Revitalisasi Gurun Terkering: Inovasi Iptek Mengubah Taklimakan menjadi Ladang Subur

Revitalisasi Gurun Terkering: Inovasi Iptek Mengubah Taklimakan menjadi Ladang Subur

Pewarta Nusantara, Xinjiang - Gurun Taklimakan, yang terletak di China, merupakan salah satu daerah terkering di dunia. Di tengah tantangan kondisi yang keras, sekelompok ilmuwan dari Universitas Jiaotong Chongqing, dipimpin oleh Wang Zhixiang, telah mengembangkan solusi revolusioner yang dapat mengubah gurun tandus menjadi lahan yang subur.

Dengan memanfaatkan teknik inovatif yang mereka sebut "desert soilization" atau pengolahan tanah gurun, mereka berhasil menghadirkan harapan baru bagi warga setempat.

Teknologi ini melibatkan pencampuran pasta atau zat perekat yang terbuat dari selulosa tanaman dengan pasir gurun, yang kemudian diaplikasikan ke permukaan gurun.

Hasilnya adalah transformasi pasir menjadi tanah yang mampu menyerap air, udara, dan pupuk dengan efisien, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertanian.

Profesor Yi Zhijian dan timnya yang berbasis di Chongqing, setelah bertahun-tahun penelitian, berhasil mengembangkan perekat tersebut pada tahun 2013. Penemuan ini menandai awal dari perubahan yang menggembirakan.

Pada tahun 2016, di Gurun Ulan Buh di Mongolia Dalam, metode "desert soilization" diuji coba dan hasilnya sangat mengesankan. Lahan yang dulunya hanya pasir kini menjadi lahan subur yang mampu menghasilkan beragam tanaman, seperti padi, jagung, tomat, semangka, dan bunga matahari.

Melalui uji coba ini, diketahui bahwa lahan yang melalui proses tersebut membutuhkan lebih sedikit air tetapi memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang tidak diolah.

Kesuksesan uji coba ini memberikan kepercayaan diri bagi tim ilmuwan tersebut. Mereka menerima pengakuan internasional, termasuk Earthshot Prize 2022, yang didirikan oleh Pangeran William dari Inggris, sebagai penghargaan atas upaya mereka dalam melindungi dan memulihkan alam.

Teknologi "desert soilization" menjadi semakin terkenal dan relevan, terutama saat dunia memperingati Hari Dunia untuk Memerangi Desertifikasi dan Kekeringan.

Kisah perjuangan dan inovasi yang dilakukan oleh Profesor Yi Zhijian dan timnya menjadi representasi dari komitmen China dalam menghadapi masalah ekologis global.

Baca juga: Forum Davos Musim Panas di China Akan Menyoroti Peran Kewirausahaan sebagai Pendorong Ekonomi Global

Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keberanian, mereka berhasil mengubah gurun terkering di dunia menjadi ladang yang subur.

Keberhasilan ini tidak hanya memberikan harapan bagi warga setempat, tetapi juga menginspirasi dunia untuk terus menerapkan inovasi yang berkelanjutan dalam upaya melindungi lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih baik. (*Ibs)

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

260