ekonomi global
Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa Indonesia tetap memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat meskipun perlambatan ekonomi global sedang terjadi.
Dalam acara perayaan 160 tahun operasional Standard Chartered di Indonesia, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa meskipun banyak risiko yang mengancam, seperti gejolak geopolitik, kekeringan dan fenomena El Nino di beberapa negara, serta ancaman pandemi berikutnya, perekonomian Indonesia tetap optimis namun dengan kewaspadaan yang tinggi.
Menkeu Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun pelemahan ekonomi global diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2024, Indonesia harus berada dalam posisi yang tepat untuk memastikan bahwa permintaan domestik tetap terjaga.
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak alasan untuk tetap optimis terhadap perekonomian domestik. Diskusi dalam acara tersebut juga membahas tentang perekonomian ASEAN, terutama dalam konteks Keketuaan Indonesia di tahun ini yang mengedepankan kolaborasi dan kerja sama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kawasan, termasuk dengan ASEAN+3.
Selain itu, dalam diskusi tersebut, isu perubahan iklim juga menjadi perhatian utama, termasuk peluang yang ada bagi dunia bisnis terkait komitmen Indonesia dalam transisi energi.
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tekad yang kuat terkait perubahan iklim, seperti melalui Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang diluncurkan saat Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.
Ia juga mengundang para pelaku bisnis untuk berkolaborasi dalam mempercepat transisi Indonesia menuju energi terbarukan. Terakhir, Menkeu Sri Mulyani menanggapi pertanyaan terkait kondisi perekonomian Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Baca juga: Tegas! Presiden Jokowi Dorong Pemanfaatan Peluang Menuju Kejayaan Indonesia Emas 2045
Ia memberikan jaminan bahwa keberlanjutan dan keandalan perekonomian Indonesia akan tetap terjaga di tengah proses demokrasi yang dinamis. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan terkait stabilitas ekonomi Indonesia.
Dalam keseluruhan diskusi, Menkeu Sri Mulyani memberikan penekanan pada upaya pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang kuat, menghadapi tantangan global, serta berkomitmen terhadap perubahan iklim dan transisi energi yang berkelanjutan. (*IBs)
Pewarta Nusantara, Canberra - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan pentingnya negara tersebut memanfaatkan peluang pembangunan untuk mengatasi tantangan ekonomi global.
Dalam pidatonya di konferensi Komite Pembangunan Ekonomi Negara Bagian Australia, Albanese menyatakan bahwa ekonomi maju di seluruh dunia sedang menghadapi inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga yang sulit.
Namun, ia tetap optimis bahwa Australia dapat bangkit dari tantangan ini dan menguatkan posisinya dalam perekonomian global.
Albanese menekankan perlunya terobosan baru untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dia mengidentifikasi transisi ke energi bersih, teknologi baru, dan sektor perawatan dan dukungan yang berkembang sebagai peluang utama yang harus dimanfaatkan oleh negara tersebut.
Ia menyadari bahwa Australia tidak bisa hanya menunggu dan bereaksi terhadap perubahan tersebut, tetapi harus aktif mengambil inisiatif untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Australia dalam tiga bulan pertama tahun 2023 hanya sebesar 0,2 persen, yang merupakan pertumbuhan triwulanan terendah sejak September 2021, Perdana Menteri Albanese masih memiliki kepercayaan dari pemilih.
Baca juga: Indonesia Usulkan Peningkatan Layanan dan Informasi Kuota Haji dalam Rapat Delegasi OKI
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh The Guardian menunjukkan bahwa lebih banyak pemilih mempercayai Partai Buruh yang dipimpin oleh Albanese untuk mengelola biaya hidup, kenaikan suku bunga, dan utang yang meningkat daripada partai Koalisi.
Situasi ekonomi yang sedang dihadapi Australia menjadi perhatian, dan Albanese berusaha mengatasi tantangan tersebut dengan memfokuskan pada peluang dan terobosan baru.
Dalam konteks politik, pemilih tetap memberikan kepercayaan kepada Partai Buruh sebagai pemimpin yang dapat mengelola kondisi ekonomi yang sulit. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengeluarkan peringatan mengenai situasi ekonomi global yang sedang tidak stabil.
Dalam pernyataannya, ia mengajak kita semua untuk waspada dan mengikuti perkembangan terkini yang terjadi di pasar global.
Agus Gumiwang mengakui bahwa kondisi ekonomi global saat ini tidak menguntungkan dan membutuhkan kewaspadaan, terutama dalam menghadapi pelemahan pasar global.
Selain itu, Menteri juga mengingatkan bahwa Eropa secara resmi telah memasuki masa resesi, yang berpotensi menurunkan permintaan terhadap barang-barang impor dari Eropa.
Kementerian Perindustrian telah berkoordinasi dengan industri dan asosiasi terkait untuk memonitor masuknya barang-barang impor ke Indonesia.
Agus Gumiwang menegaskan pentingnya meningkatkan kewaspadaan di tengah situasi ekonomi sulit ini.
"Situasi ini mengharuskan kita saling waspada terhadap perkembangan ekonomi global, terutama di wilayah seperti Eropa yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Kita perlu memperhatikan bahwa daya beli masyarakat Eropa sedang menurun," jelasnya.
Menteri juga menyampaikan keprihatinannya terhadap penurunan sektor industri di Indonesia yang dapat berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Meskipun menyadari bahwa pasar menjadi lebih kecil setelah resesi di Eropa, Agus Gumiwang berencana untuk mengalihkan arah ekspor dari pasar tradisional ke negara-negara dengan pertumbuhan yang lebih baik.
Ia menyoroti bahwa negara-negara industri akan mencari pasar di negara-negara dengan populasi besar untuk menjual produk-produk mereka.
Selain mengalihkan fokus ekspor, Kementerian Perindustrian juga akan melakukan penguatan di pasar domestik melalui pemberian insentif.
Baca juga: Aliran Modal Asing ke Pasar Keuangan Indonesia Mencapai Rp4,87 Triliun dalam 4 Hari, Rupiah Menguat
Mereka akan memberikan perhatian khusus pada sektor industri padat karya untuk mengurangi jumlah PHK.
"Prioritas kita adalah memberikan perhatian utama kepada industri padat karya yang memiliki efek pengganda yang tinggi. Sektor-sektor tersebut akan diberikan insentif agar tidak terjadi peningkatan jumlah PHK," tambah Menteri Agus Gumiwang.
Dengan langkah-langkah tersebut, Menteri Perindustrian berharap dapat mengatasi dampak negatif dari situasi ekonomi global yang tidak menguntungkan dan menjaga stabilitas sektor industri di Indonesia. (*Ibs)