Fentanyl
Pewarta Nusantara, Washington - Departemen Kehakiman AS telah mengambil langkah untuk menuntut secara pidana empat perusahaan China atas perdagangan bahan fentanyl, yaitu bahan yang digunakan untuk membuat obat penghilang rasa sakit yang sangat adiktif.
Tuntutan ini menjadi langkah pertama pemerintah AS dalam mencoba mengadili perusahaan dan individu yang berbasis di China atas penyelundupan bahan-bahan Fentanyl ke AS dan Meksiko.
Jaksa Agung Merrick Garland menegaskan komitmennya terhadap korban epidemi fentanyl dan menekankan bahwa Departemen Kehakiman tidak akan berhenti bekerja untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam perdagangan ini.
Strategi departemen ini melampaui penargetan pemimpin kartel narkoba Meksiko dengan juga mengejar para pemasok mereka. Garland menyebut bahwa perusahaan kimia China telah memfasilitasi pasokan bahan yang diperlukan oleh kartel untuk memproduksi fentanyl yang mematikan.
Selain menuntut empat perusahaan China, delapan karyawan dan eksekutif juga didakwa dalam kasus ini. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menghadapi krisis opioid yang serius, dengan jumlah kematian akibat overdosis yang mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Fentanyl, sebagai salah satu opioid sintetis, telah memperburuk krisis tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa sebelumnya krisis ini juga dipicu oleh produsen obat AS yang mempromosikan produk-produk yang sangat adiktif, seperti oksikodon.
Seiring dengan langkah-langkah untuk mengatasi ketersediaan obat-obatan tersebut, zat-zat terlarang seperti heroin dan kemudian fentanyl mengisi kekosongan tersebut.
Dalam tuntutan yang diajukan, jaksa federal mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan China memasarkan bahan kimia prekursor fentanyl melalui situs web dan akun media sosial mereka.
Bahan-bahan tersebut kemudian dijual kepada kartel narkoba Sinaloa dan kelompok kriminal lainnya di Meksiko, yang telah lama melakukan penyelundupan fentanyl ke AS.
Namun, penyebab krisis overdosis ini kompleks, dan beberapa pihak telah mengkritik pemerintah AS karena hanya fokus pada tindakan penegakan hukum terhadap kelompok kriminal di negara seperti Meksiko.
Juru bicara kedutaan China mengutuk tuntutan hukum yang diajukan, menyatakan bahwa AS mencoba mencari kambing hitam dengan menyalahkan China atas krisis obat di dalam negeri.
Baca juga: Pemberontakan Prigozhin dan Wagner Grup: Kronologi dan Peristiwa Kunci
Mereka juga menuduh Departemen Kehakiman AS melampaui kewenangannya. Kedutaan China dengan tegas mengutuk tindakan ini sebagai operasi perangkap yang direncanakan dengan baik yang melanggar hak-hak yang sah dari perusahaan dan individu terkait. (*Ibs)