Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Gandum

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Dmitry Peskov, Sekretaris Pers Presiden Rusia, mengumumkan bahwa Rusia secara de facto telah menangguhkan kesepakatan biji-bijian dengan negara-negara Eropa.

Meskipun Rusia telah memperpanjang kesepakatan tersebut beberapa kali, peserta lainnya tidak melaksanakan ketentuan yang disepakati.

Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang menuduh Rusia sebagai penyebab kenaikan harga biji-bijian, Peskov menyatakan bahwa posisi negara-negara Eropa mungkin harus disebut tidak bermoral.

Peskov juga menekankan bahwa negara-negara yang paling membutuhkan kesepakatan biji-bijian menerima manfaat yang paling sedikit.

Rusia saat ini sedang menjalin hubungan dengan mitra dari Afrika untuk membahas masalah ini dan akan melanjutkan diskusi selama KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg pada akhir bulan ini.

Baca Juga; Tim Medis Tiongkok Berhasil Melakukan Lebih dari 100 Operasi Gratis di Ghana, Membawa Harapan bagi Komunitas yang Kurang Terjangkau

Meskipun Rusia menangguhkan kesepakatan biji-bijian, Peskov menegaskan bahwa itu bukan kesalahan dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Rusia menghargai upayanya.

Dalam konteks ini, juru bicara Kremlin juga menyoroti adanya risiko keamanan jika kesepakatan biji-bijian dilanjutkan tanpa partisipasi Rusia, yang perlu diperhatikan. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Rusia telah mengambil keputusan untuk menarik diri dari perjanjian yang memfasilitasi Ekspor gandum dari Ukraina setelah terjadinya serangan drone terhadap jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Krimea.

Laporan dari AFP mencatat bahwa Rusia telah mengeluhkan pelaksanaan perjanjian Gandum tersebut selama beberapa bulan.

Meskipun demikian, Moskow menyatakan bahwa serangan terhadap jembatan Kerch tidak menjadi faktor utama dalam keputusan mereka untuk keluar dari perjanjian tersebut.

Langkah ini diambil untuk menghindari kemungkinan kelangkaan pangan di negara-negara yang rentan. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa perjanjian gandum telah berakhir, tetapi Rusia akan kembali menjalin kesepakatan segera setelah kebutuhan domestik terpenuhi.

Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan bahwa Ukraina tetap siap melanjutkan ekspor gandum melalui Laut Hitam meskipun Rusia telah keluar dari perjanjian tersebut.

Baca Juga; Laos Mengukir Rekor Ekspor Singkong: Pendapatan Lebih dari 408 Juta Dolar AS dalam 5 Bulan Pertama 2023

Zelensky menegaskan bahwa perusahaan pemilik kapal sudah menyatakan kesiapan mereka untuk melanjutkan pengiriman. Data dari JCC menunjukkan bahwa Tiongkok dan Turki merupakan importir utama dalam pengiriman gandum.

Meskipun keputusan Rusia untuk keluar dari perjanjian ini kemungkinan hanya memiliki dampak terbatas pada harga gandum internasional yang telah mengalami penurunan sekitar seperempat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pengiriman gandum dari Ukraina tetap berlanjut.

Perjanjian tersebut telah menjadi bagian dari upaya Program Pangan Dunia dalam memberikan bantuan kepada negara-negara yang menghadapi kekurangan pangan kritis, seperti Afghanistan, Sudan, dan Yaman. (*Ibs)