Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Gunung

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Manila - Gunung berapi Mayon, yang merupakan salah satu Gunung berapi paling aktif di Filipina, kembali meletus dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Peningkatan aktivitas gunung berapi ini terjadi di daerah yang dihuni oleh puluhan ribu petani yang sebagian besar hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.

Lava mulai mengalir turun dari lereng Mayon pada malam hari Minggu, dan para ahli vulkanologi memperingatkan akan kemungkinan perkembangan lebih lanjut yang perlu diwaspadai.

Teresito Bacolcol, direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, menjelaskan bahwa letusan yang terjadi saat ini termasuk dalam kategori yang lebih tinggi.

Dia menyatakan, "Kami melihat ini setiap hari." Langkah evakuasi telah dilakukan sejak pekan lalu, dengan sekitar 12.800 orang yang tinggal dalam radius 6 km dari gunung berapi Mayon dievakuasi.

Namun, masih banyak orang yang tetap tinggal di daerah tersebut karena tidak memiliki tempat lain untuk pergi.

Para ahli vulkanologi mencatat bahwa aktivitas gunung berapi semakin meningkat, dengan terjadinya lebih banyak peristiwa jatuhan batu dalam 24 jam terakhir dibandingkan dengan 24 jam sebelumnya.

Baca juga: China Gelar Kegiatan Pelestarian Warisan Budaya: Memperkaya Sejarah dan Alam

Juga tercatat peningkatan jumlah getaran dan emisi sulfur dioksida. Menteri Kesehatan Teodoro Herbosa mengingatkan akan risiko kesehatan yang disebabkan oleh paparan gas sulfur dioksida dan partikel abu.

Mayon adalah salah satu dari 24 gunung berapi aktif di Filipina dan terakhir meletus secara besar-besaran pada tahun 2018, mengakibatkan pengungsiannya dan menghancurkan beberapa desa di sekitarnya.

Kepulauan Filipina terletak di wilayah yang dikenal sebagai "Cincin Api" Pasifik, yang sering mengalami aktivitas seismik, gempa bumi, letusan gunung berapi, serta cuaca buruk seperti topan dan badai tropis.

Pemerintah daerah telah menetapkan keadaan darurat di Provinsi Albay, di mana Mayon terletak, untuk memfasilitasi penyaluran bantuan bencana yang lebih cepat jika terjadi letusan besar.

Tingkat siaga gunung berapi tetap pada tiga dalam sistem peringatan lima langkah di Filipina, yang menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan terjadinya letusan berbahaya dalam beberapa minggu atau hari ke depan. (*Ibs)