Inter Milan
Pewarta Nusantara, Surabaya - Fenerbahce, raksasa klub sepak bola Turki, secara resmi mengumumkan kedatangan striker terkenal dunia, Edin Dzeko, dari Inter Milan.
Dalam pernyataannya yang diunggah melalui akun Twitter resmi klub, Fenerbahce menyebut bahwa Dzeko sedang melakukan pemeriksaan kesehatan dan menyelesaikan negosiasi transfer di Istanbul.
Pemain itu diharapkan akan diperkenalkan ke publik setelah menjalani tes medis. Pakar transfer, Nico Schira, melaporkan bahwa Dzeko akan menandatangani kontrak hingga tahun 2025 dan mendapatkan gaji sebesar 4 juta euro ditambah bonus satu juta euro.
Edin Dzeko sendiri memasuki musim panas ini dengan kontraknya bersama Inter Milan akan berakhir. Meskipun Inter dikabarkan berusaha memperpanjang kontrak sang penyerang berusia 37 tahun tersebut dengan gaji yang lebih rendah, namun Dzeko menolak tawaran tersebut.
Kepindahan Dzeko ke Inter pada musim panas 2021 memang terjadi dengan cara yang cukup unik. Pada laga pramusim melawan Dynamo Kyiv, Dzeko tiba-tiba muncul tanpa pengumuman resmi bahwa Inter telah merekrutnya dari AS Roma.
Bahkan, Dzeko berhasil mencetak gol pada laga tersebut. Setelah pertandingan berakhir, Inter baru mengumumkan Dzeko sebagai pemain baru mereka tanpa biaya transfer, namun dengan bonus sebesar 1,5 juta euro.
Selama dua musim bersama Inter Milan, meskipun usianya sudah lanjut, Dzeko tetap menunjukkan performa yang mengesankan. Ia tampil sebanyak 101 kali dan mencetak 31 gol untuk I Nerazzurri.
Baca juga: Manchester City Menerima Keputusan Ilkay Guendogan: Barcelona Menjadi Destinasinya
Kontribusinya turut membantu Inter meraih dua gelar Coppa Italia dan dua Piala Super Italia. Musim ini, Dzeko juga membawa Inter mencapai final Liga Champions dengan mencatatkan empat gol dalam kompetisi tersebut. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Kekuatan lini depan Inter Milan musim ini menjadi sorotan, terutama dengan keputusan pelatih Simone Inzaghi untuk memadukan Lautaro Martinez dengan Edin Dzeko, meskipun klub memiliki pemain-pemain top seperti Romelu Lukaku dan Joaquin Correa.
Apa yang mengejutkan adalah fakta bahwa Dzeko, yang sudah berusia 37 tahun, masih menjadi pemain yang penting bagi Inter Milan di musim 2022-2023.
Kejutan ini tidak hanya dirasakan oleh para penggemar, tetapi juga oleh mantan rekannya, Grafite. Grafite tidak pernah menduga bahwa Dzeko akan tetap tampil dengan sangat baik di level tertinggi setelah meninggalkan AS Roma.
Dalam sebuah pernyataan di laman resmi Wolfsburg, Grafite mengungkapkan, "Pada usia 37 tahun, hal itu tidaklah mudah. Namun, di Inter, Dzeko tampil dengan sangat baik bahkan tanpa keluhan untuk bermain selama 90 menit."
Dzeko dan Grafite pernah menjadi duet yang menakutkan di Bundesliga pada musim 2008-2009. Mereka berhasil mencetak total 54 gol, dengan Grafite menyumbangkan 28 gol sementara Dzeko mencetak 26 gol.
Meskipun Grafite sudah lama pensiun, ia tetap melihat Dzeko sebagai pemain yang fantastis. "Dia adalah orang yang fantastis. Kami kadang-kadang bertukar pesan di Instagram, saya mengikuti perkembangannya, dan di Brasil semua orang menghubungkan saya dengannya karena kerja sama kami di Wolfsburg," tambah Grafite.
Grafite juga menekankan bahwa saat ini Dzeko lebih baik dan lebih berpengalaman, dan telah membuktikan kemampuannya. Meskipun memiliki sedikit peluang, Dzeko mampu mencetak gol yang penting bagi timnya.
Baca juga: AS Roma Mengincar Marco Verratti: Keinginan Pemain Kembali ke Italia
Keberhasilan Dzeko ini menjadi inspirasi bagi banyak pemain yang lebih tua dan membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap bersinar di level tertinggi sepak bola. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Legenda Inter Milan Meragukan Kemampuan Guglielmo Vicario sebagai Pengganti Andre Onana.
Kabar tentang kemungkinan kepindahan Andre Onana ke Chelsea dalam bursa transfer musim panas telah membuat Inter Milan waspada.
Jika klub lain bersedia membayar 80 juta euro untuk Onana, Inter akan terpaksa mencari pengganti yang cocok.
Salah satu nama yang disebut-sebut sebagai pengganti ideal adalah penjaga gawang Empoli, Guglielmo Vicario, yang telah menunjukkan performa impresif selama tiga musim terakhir.
Tidak hanya Inter Milan, klub-klub top seperti Juventus dan Manchester United juga tertarik padanya.
Namun, munculnya nama Vicario menuai keraguan dari Ivano Bordon, mantan kiper legendaris Inter Milan. Bordon mengakui kehebatan Vicario sebagai penjaga gawang, namun ia meragukan apakah Vicario dapat mengisi peran Onana sebagai pemain yang dapat memulai permainan dari belakang.
“Onana telah terbukti sangat penting karena Simone Inzaghi memberi isyarat untuk memulai permainan darinya," ujar Ivano Bordon kepada Tuttomercatoweb.
"Vicario jelas merupakan kiper yang luar biasa, tetapi saya tidak yakin apakah dia bisa melakukan apa yang dilakukan Andre Onana dengan cepat," tambahnya.
Pentingnya peran Onana sebagai "ball player" dalam strategi permainan Inter Milan membuat kehilangannya menjadi kerugian besar bagi Simone Inzaghi.
Kedua kiper, baik Handanovic maupun Onana, memiliki karakteristik yang sama dalam berperan sebagai pemain yang dapat memulai serangan dari belakang.
Oleh karena itu, Inzaghi akan kesulitan mencari pengganti yang memiliki karakteristik bermain serupa dan memiliki keunggulan di atas rata-rata.
Inter Milan juga dihadapkan pada kendala finansial yang mengharuskan mereka mempertahankan Onana dengan segala upaya. Pencarian kiper baru yang memiliki kualitas yang setara akan menjadi tugas yang sulit, mengingat keterbatasan anggaran transfer klub.
Inter Milan harus memastikan keberadaan Onana di skuat mereka untuk mempertahankan kekuatan permainan mereka di masa depan.(Ibs*)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Transfer Andre Onana Akan Memberikan Keuntungan Besar Bagi Inter Milan. Keberhasilan Andre Onana membantu Inter Milan mencapai final Liga Champions memberikan kontribusi besar bagi klub tersebut.
Namun, kabar tentang kemungkinan kepindahannya kini menjadi perbincangan hangat. Andre Onana telah menjalani musim pertamanya dengan Inter Milan dengan performa yang luar biasa.
Ia berhasil merebut posisi utama dari Samir Handanovic dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi tim. Namun, keberhasilan ini juga menarik perhatian klub lain, terutama Chelsea.
Kabarnya, Chelsea telah menyatakan minatnya dan bahkan telah menyiapkan dana sebesar 50 juta euro ditambah Edouard Mendy sebagai bagian dari tawaran mereka.
Kondisi ini tidak luput dari perhatian Ivano Bordon, mantan kiper Inter Milan. Bordon mengakui bahwa keinginan Chelsea untuk mendapatkan Andre Onana sangatlah kuat.
Namun, ia juga menyadari bahwa jika transfer ini terjadi, Inter Milan akan mendapatkan keuntungan finansial yang besar.
"Saya pikir keinginan Chelsea untuk memiliki Andre Onana sangat kuat," ujar Ivano Bordon seperti yang dikutip dari Tuttomercatoweb.
"Saya tidak tahu tentang situasi keuangan Inter Milan saat ini, tapi menurut saya, nilai Onana lebih dari 50 juta euro dan itu akan memberikan keuntungan besar bagi Inter," tambahnya.
Meskipun Chelsea menawarkan jumlah yang cukup besar, manajemen Inter Milan tidak tergoda untuk melepaskan Andre Onana. Mereka menolak tawaran sebesar 50 juta euro dari Chelsea.
Mengingat Onana baru satu musim berada di Giuseppe Meazza, klub tidak ingin kehilangan kiper mereka dengan mudah. Oleh karena itu, mereka telah menetapkan harga yang fantastis bagi sang kiper.
Menurut laporan Gazzetta dello Sport, Inter Milan hanya bersedia melepas Andre Onana pada musim panas ini jika ada klub yang bersedia membayar minimal 80 juta euro. (*IBs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Milan Skriniar merasa sedih ketika pertandingan terakhirnya bersama Inter Milan berakhir dengan kekalahan di final Liga Champions.
Skriniar telah memutuskan untuk meninggalkan klub ini musim panas ini setelah kontraknya berakhir, dan ia akan pindah ke Paris Saint-Germain.
Meskipun begitu, ia mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap hasil pertandingan terakhirnya bersama Inter.
Pada laga final Liga Champions melawan Manchester City pada tanggal 11 Juni 2023, Skriniar hanya menjadi cadangan yang tak terpakai.
Inter kalah dengan skor 0-1 dalam pertandingan tersebut. Skriniar merasa sedih karena hasil tersebut menjadi cara yang kurang memuaskan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada klubnya yang sudah lama ia bela.
Ia berharap bahwa kemenangan bisa menjadi penutup yang lebih indah bagi karirnya bersama Inter.
"Dengan kekalahan ini, kami akan merasakannya dalam waktu yang lama," ujar Skriniar seperti yang dilaporkan oleh Football Italia.
"Kami sangat dekat untuk memenangkan trofi, kami tampil dengan sangat baik dan pantas mendapatkan lebih dari ini. Kami bangga dengan pencapaian kami selama pertandingan."
Selain itu, Skriniar juga berbicara tentang musim terakhirnya bersama Inter Milan. Ia mengalami cedera punggung yang cukup parah sejak pertengahan Februari.
Meskipun sempat pulih dan kembali bermain dalam laga babak 16 besar Liga Champions melawan Porto pada bulan Maret, ia kemudian mengalami cedera kembali.
Pemain asal Slovakia tersebut berhasil pulih tepat sebelum musim berakhir, tetapi ia hanya menjadi cadangan yang tidak terpakai dalam dua laga terakhir.
Skriniar menjelaskan bahwa ia tidak dapat berbuat lebih banyak dalam pertandingan leg kedua melawan Porto karena ia masih mengalami masalah dengan satu kaki dan mempertaruhkan cedera yang lebih serius jika terus bermain.
"Saya berlatih keras untuk kembali ke kondisi fisik yang baik dalam latihan, tetapi itu tidak sama dengan kondisi saat bertanding," ungkap Skriniar.
"Selama tiga minggu terakhir, saya telah berlatih dengan tim Inter dan saya merasa siap serta sangat bersemangat. Saya berharap dapat memberikan kontribusi di Paris Saint-Germain dan tetap menjaga kebugaran saya."
Dengan kepindahannya ke Paris Saint-Germain, Skriniar berharap dapat memulai babak baru dalam karirnya dan memberikan kontribusi positif bagi tim barunya.
Meskipun berakhir dengan sedikit kekecewaan, ia tetap berterima kasih kepada Inter Milan atas kesempatan yang telah diberikan kepadanya dan memandang masa depan dengan optimisme. (*IBs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Denzel Dumfries: Inter Milan Menjalani Musim yang Positif Meski Kalah di Final Liga Champions.
Inter Milan harus menerima kekalahan 0-1 dari Manchester City dalam final Liga Champions (11/6/23). Meskipun begitu, I Nerazzurri tetap meraih musim yang positif dengan dua gelar dan finis di posisi 3 besar Serie A.
Menurut bek sayap Inter Milan, Denzel Dumfries, musim 2022-23 dapat dianggap sebagai musim yang baik bagi Inter. Namun, kekalahan di final Liga Champions memang sedikit memudarkan kegembiraan tersebut.
Dumfries setuju bahwa secara keseluruhan musim ini berjalan baik, tetapi ia merasa terganggu oleh kekalahan di final dan kegagalan meraih Scudetto.
"Sulit untuk mengatakannya saat ini. Kami tidak memenangkan Scudetto, kami kalah di final ini," ujar Dumfries seperti dilansir dari Sempreinter.
"Kami memiliki musim yang bagus, tetapi sekarang sulit untuk memberikan komentar dengan pikiran yang jernih. Ini adalah final, jadi kami memberikan segalanya sampai peluit akhir. Kami tidak beruntung karena tidak berhasil mencetak gol."
Dumfries merasa bangga dengan persiapan tim untuk pertandingan tersebut dan meskipun kalah, mereka telah memberikan segalanya.
Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh penyerang Inter, Lautaro Martinez. Ia menyebut bahwa tim harus bangga dengan pencapaian mereka.
"Sejak saya berada di Inter, saya belum pernah memenangkan gelar liga, dan setelah momen tersebut, kami akhirnya berhasil mengembalikan trofi yang sudah lama hilang dari klub," kata Lautaro.
"Hari ini kami mencapai final Liga Champions setelah melalui grup yang sulit. Kemudian kami mengalahkan Porto, Benfica, Milan, dan hari ini kami bermain melawan Manchester City, tim terkuat di dunia," tambahnya.
Lautaro menyadari bahwa tim sebenarnya pantas mendapatkan lebih dari hasil tersebut. Namun, ia juga menyadari bahwa dalam kompetisi ini, faktor-faktor kecil dapat membuat perbedaan.
Meskipun demikian, ia tetap merasa sangat bangga dengan pencapaian timnya sejauh ini. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Andre Onana, kiper Inter Milan, telah memberikan komentar mengenai masa depannya bersama klub tersebut.
Meskipun dirinya tampil impresif dalam pertandingan final Liga Champions melawan Manchester City, yang berakhir dengan kekalahan Inter 0-1, Onana mengungkapkan bahwa ia ingin bertahan di klub tersebut, tetapi ia akan mendengarkan pendapat dari pihak klub.
Pada musim panas tahun lalu, Inter merekrut Onana secara gratis, namun beberapa laporan menyebutkan bahwa klub ini bersedia melepasnya jika ada tawaran yang tinggi. Salah satu klub yang dikabarkan tertarik merekrut sang kiper adalah Chelsea.
Onana menegaskan bahwa ia merasa senang berada di Inter Milan. Namun, ia menyatakan bahwa keputusan mengenai masa depannya sepenuhnya bergantung pada klub.
"Saya tidak tahu. Sebenarnya saya bahagia di sini, tapi pada suatu tingkat, kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," ujar Onana seperti yang dilaporkan oleh Sempreinter.
"Saya tidak memiliki masalah dengan Inter. Hubungan saya dengan mereka sangat baik, dan saya siap membantu mereka. Saya akan melakukan apa pun yang mereka katakan kepada saya."
Onana juga menambahkan bahwa kekalahan Inter dari City dalam pertandingan final Liga Champions semata-mata disebabkan oleh kurangnya keberuntungan. Ia tetap merasa bangga dengan permainan timnya.
"Kami telah bermain dengan sangat baik. Sayangnya, kami tidak beruntung karena kami memiliki peluang-peluang yang jelas untuk mencetak gol. Dan jika kamu tidak mencetak gol, kamu tidak bisa memenangkan pertandingan," ungkap kiper asal Kamerun tersebut.
"Saya sangat puas dengan pengorbanan dan upaya tim. Jika kami tetap bekerja seperti ini, kami akan kembali ke level yang sama, dan di kesempatan berikutnya, kami akan meraih kemenangan."
Demikianlah komentar dari Andre Onana mengenai masa depannya bersama Inter Milan dan pandangannya terhadap pertandingan final Liga Champions melawan Manchester City.
Keputusan akhir mengenai kepindahannya atau bertahannya di klub masih menjadi pertimbangan klub dan dapat memberikan kejutan bagi para penggemarnya. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Semua wakil Italia mengalami kekalahan di final kompetisi Eropa, tetapi Fabio Capello, pelatih legendaris Italia, tetap merasa bangga dengan penampilan mereka.
Kekalahan Inter Milan, AS Roma, dan Fiorentina di final Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League membuat Capello mengapresiasi perkembangan sepak bola Italia secara keseluruhan.
Capello menekankan bahwa meskipun mereka kalah, tidak ada tim yang mampu menguasai permainan mereka. Inter Milan, Roma, dan Fiorentina mampu bermain dengan gaya mereka sendiri dan menunjukkan permainan yang baik.
"Sepak bola Italia telah berkembang. Ini final ketika di mana kami menelan kekalahan. Kami semua kalah, tapi tidak ada yang mampu mendominasi kami. Inter, Roma, dan Fiorentina bisa bermain melawan semua tim dengan kepribadiannya," kata Fabio Capello kepada Sky Sport Italia.
Capello juga memberikan apresiasi khusus untuk perjuangan Inter Milan. Meskipun mereka gagal menjadi juara, ia melihat bahwa Inter telah melakukan pekerjaan yang luar biasa.
Namun, ia menyoroti masalah dalam komposisi pemain yang dimiliki oleh Simone Inzaghi.
Meskipun demikian, Capello percaya bahwa Inter Milan dapat menjadi lebih kompetitif di Serie A dan Liga Champions dengan beberapa penyesuaian yang tepat.
Menurutnya, mereka hanya perlu memiliki pemain yang tepat di posisi yang tepat. Capello menekankan pentingnya kepresisian dalam pertandingan semacam itu, di mana kesalahan kecil dapat berakibat fatal.
Dalam pandangan Fabio Capello, meskipun kekalahan di final kompetisi Eropa adalah pukulan yang menyakitkan, hal itu tidak mengurangi kebanggaannya terhadap permainan dan perkembangan sepak bola Italia secara keseluruhan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Federico Dimarco: Inter Bangga Bisa Menyamai Permainan Manchester City. Banyak yang memprediksi bahwa final ini akan menjadi pertandingan yang dominan dari satu sisi, terutama mengingat performa City di Liga Champions.
Namun, Federico Dimarco, pemain Inter Milan, tetap bangga dengan timnya meskipun mereka kalah tipis 0-1 dari Manchester City (11/6/23). Dimarco menyatakan bahwa Inter mampu mengimbangi salah satu tim terbaik di dunia.
Fakta menunjukkan bahwa Inter mampu memberikan perlawanan yang kuat dan bahkan memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan, salah satunya melalui peluang yang mengenai mistar dari Dimarco.
Meskipun kecewa dengan kekalahan Inter, Dimarco juga merasa bangga dengan perjuangan timnya.
"Yang tersisa hanyalah banyak kekecewaan, karena kami bermain sejajar dengan City, meskipun itu hanya berarti kami berada di posisi kedua, dan kami merasa sedih karena kalah dalam pertandingan yang sangat penting," ujar Dimarco seperti dilansir dari Football Italia.
"Tim City ini dibangun untuk meraih Liga Champions. Kami bermain dengan sangat seimbang melawan mereka malam ini, tetapi bola tidak mau masuk, dan saat Anda mencetak gol, itu bisa mengubah jalannya Final. Saya merasa bangga dengan skuat ini karena kami memberikan segalanya, bahkan melebihi kemampuan kami."
Federico Dimarco: Titik Awal yang Cerah untuk Inter menyelesaikan musim dengan pencapaian yang cukup positif. Mereka berhasil meraih dua trofi, yaitu Piala Super Italia dan Coppa Italia, serta finis di posisi tiga besar dan menjadi runner-up Liga Champions. Dimarco melihat masa depan yang cerah bagi I Nerazzurri.
"Dengan melihat apa yang kami capai musim ini dalam Liga Champions, saya percaya bahwa ini harus menjadi titik awal bagi kami, bukan akhir dari perjalanan kami," ungkapnya.
Meskipun musim telah berakhir bagi Inter, perjalanan Dimarco belum berakhir. Dia akan memperkuat timnas Italia dalam putaran final Nations League pekan ini, membawa semangat dan pengalaman yang dia dapatkan bersama Inter ke panggung internasional. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Pep Guardiola memberikan pujian kepada permainan Inter dalam final Liga Champions yang mempertemukan Manchester City dengan Inter Milan.
Meskipun City berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0, Guardiola mengakui bahwa mereka harus berjuang keras untuk meraih gelar juara.
Dalam wawancara, Guardiola mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap permainan tim lawan.
"Saya mengucapkan selamat kepada Inter, tim yang luar biasa," ujar Guardiola seperti yang dilansir dari Football Italia.
"Saya mengatakan ini bukan hanya karena kami menang, tetapi saya akan mengatakannya bahkan jika kami kalah. Mereka benar-benar pantas berada di sini, dan kami tahu bahwa pertandingan ini akan sangat sulit."
Guardiola juga mengakui bahwa pertandingan final Liga Champions ini sesuai dengan ekspektasinya terhadap permainan Inter.
Ia menghargai kualitas tim lawan, termasuk kecerdikan kiper Onana, kemampuan Calhanoglu dan Barella, serta kekuatan fisik para pemainnya.
Guardiola menggambarkan pertandingan tersebut sebagai kompetisi yang ketat dan sulit, dengan potensi perpanjangan waktu yang mengancam mereka.
Selain memberikan pujian kepada Inter, Pep Guardiola juga memberikan saran kepada Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan yang menghadapi final Liga Champions pertamanya.
Guardiola ingin memastikan bahwa Inzaghi menyadari bahwa dia memiliki tim yang luar biasa dan telah mencapai level yang sangat tinggi sebagai tim terbaik kedua di Eropa.
Baca juga: Manchester City Membuat Sejarah: Juara Liga Champions dan Treble Winners!
"Ketika Anda memiliki tim terbaik kedua di Eropa, itu adalah level yang sangat tinggi. Dia pasti akan kembali ke sini. Dalam olahraga, ada pihak yang kalah dan pihak yang menang," kata Guardiola memberikan dorongan kepada Inzaghi.
Pep Guardiola menunjukkan sikap sportivitasnya dengan memberikan penghormatan kepada Inter Milan dan Simone Inzaghi atas permainan yang hebat.
Pujian dan saran yang diberikan Guardiola menunjukkan rasa saling menghormati antara dua tim dan pelatih dalam kompetisi sepak bola yang tinggi. (*Ibs)