Inter Milan
Pewarta Nusantara, Jakarta - Matteo Darmian, pemain Inter Milan, merasa memiliki motivasi ekstra ketika menghadapi Manchester City dalam final Liga Champions di Stadion Ataturk, Istanbul, pada tanggal 11 Juni 2023.
Darmian yakin bahwa Inter memiliki kualitas yang diperlukan untuk mengalahkan City dalam pertandingan tersebut.
Sebagai mantan pemain Manchester United, Darmian merasa memiliki motivasi tambahan untuk mengalahkan City. Ia mengatakan, "Menjadi mantan pemain United mungkin merupakan motivasi ekstra. Akan bagus bermain melawan mereka. Ini akan seperti derbi bagi saya."
Darmian pernah bermain untuk Manchester United antara tahun 2015 hingga 2019 dan terlibat dalam empat pertandingan Derbi Manchester, dengan catatan satu kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan.
Meskipun City dianggap sebagai tim yang diunggulkan dalam pertandingan tersebut, terutama karena mereka sedang membidik gelar treble winners, Darmian menyadari bahwa City saat ini adalah klub terbaik di dunia.
Namun, ia tetap yakin bahwa Inter memiliki kemampuan untuk mengalahkan mereka. Darmian menyatakan, "Kami harus siap dan memainkan permainan kami sendiri untuk mengalahkan mereka.
Baca juga: Pelatih Erik Ten Hag Bangga dengan Performa Manchester United Meski Gagal Juara Piala FA
Ini tidak akan mudah. Mereka adalah tim terbaik di dunia, tetapi kami memiliki kualitas kami dan kami harus menunjukkannya kepada mereka. Kami memiliki kemampuan untuk mengalahkan mereka."
Dengan tekad dan keyakinan yang dimiliki oleh Matteo Darmian, Inter Milan berharap dapat memberikan perlawanan yang kuat kepada Manchester City dalam pertandingan final Liga Champions.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang pertarungan antara dua klub besar, tetapi juga menjadi momen spesial bagi Darmian untuk membuktikan kemampuannya dan meraih kejayaan di panggung sepak bola Eropa. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Inter Milan semakin percaya diri setelah berhasil mengalahkan Torino dengan skor 1-0 dalam pertandingan terakhir Serie A musim 2022-2023.
Kemenangan ini merupakan yang kedelapan dari sembilan laga terakhir tim, sebuah catatan yang membanggakan dan memperkuat kepercayaan diri mereka menjelang final Liga Champions.
Pekan depan, Inter Milan akan menghadapi Manchester City di Istanbul, dan pelatih Simone Inzaghi semakin yakin menyambut pertandingan tersebut.
"Ini adalah impian besar kami, Liga Champions. Kami pergi ke sana untuk tampil sebaik mungkin melawan tim yang memiliki kualitas luar biasa," ujar Simone Inzaghi kepada DAZN.
Dia juga menambahkan bahwa timnya akan menjalani pertandingan ke-57 musim ini dengan penuh keyakinan. Pertandingan melawan Manchester City diprediksi akan berbeda dengan lawan-lawan sebelumnya, karena tim asal Inggris tersebut memiliki lini depan yang sangat kuat.
Simone Inzaghi menekankan kepada para pemainnya untuk siap menderita di lapangan dan menjaga keseimbangan saat berhadapan dengan Manchester City.
"Kami harus bersedia berjuang untuk merebut bola dari Manchester City, sambil tetap menjaga keseimbangan dalam serangan," ucapnya.
Pelatih Inter Milan juga menekankan pentingnya persiapan yang maksimal dan berharap agar seluruh pemain pulih dari cedera menjelang pertandingan tersebut.
Dalam menghadapi pertandingan final Liga Champions melawan Manchester City, Inter Milan telah memperoleh kemenangan yang mengesankan dalam beberapa pertandingan terakhir.
Hasil ini memberikan kepercayaan diri lebih kepada tim dan memperkuat motivasi mereka untuk meraih prestasi tertinggi di kompetisi ini. Simone Inzaghi sebagai pelatih menyatakan bahwa timnya akan berusaha keras untuk menampilkan performa terbaik melawan lawan yang memiliki kualitas luar biasa.
"Ini adalah momen yang sangat istimewa bagi kami. Kami memiliki impian besar dalam Liga Champions. Kami siap bermain melawan tim yang sangat kuat seperti Manchester City," ungkap Inzaghi kepada DAZN.
Baca juga: Torino dan Siap Melaju ke Final Liga Champions!" href="https://www.pewartanusantara.com/inter-milan-menang-tipis-melawan-torino-dan-siap-melaju-ke-final-liga-champions/" rel="bookmark">Inter Milan Menang Tipis Melawan Torino dan Siap Melaju ke Final Liga Champions!
Dia juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam permainan, baik dalam menyerang maupun bertahan. Inzaghi ingin para pemainnya menderita bersama untuk merebut bola dari Manchester City, sambil tetap menjaga keseimbangan dalam serangan.
Inter Milan akan menghabiskan minggu ini untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang pertandingan tersebut. Mereka berharap agar seluruh pemain kembali fit dan siap berkontribusi secara maksimal.
Kedatangan di final Liga Champions merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Inter Milan, dan mereka bertekad untuk memberikan penampilan terbaik demi meraih gelar juara. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Simone Inzaghi Semakin Ragukan Pilihan Starting 11 di Final Liga Champions. Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, semakin ragu dalam menentukan starting 11 untuk final Liga Champions.
Pada pertandingan terakhir di Turin, Inzaghi melakukan rotasi dan tidak memasukkan beberapa nama penting seperti Nicolo Barella, Francesco Acerbi, dan Federico Dimarco ke dalam starting 11.
Inter Milan berhasil menutup musim Serie A dengan kemenangan saat bertandang ke markas Torino dengan skor 1-0. Pemain yang menjadi bintang dalam pertandingan tersebut adalah Marcelo Brozovic yang mencetak gol tunggal bagi timnya.
Performa impresif dari Henrikh Mkhitaryan juga menambah kebingungan bagi Inzaghi dalam menentukan pemain yang akan bermain di final.
Selain itu, kerja sama antara Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku juga berjalan cukup baik. Semua faktor ini membuat Inzaghi semakin bingung dalam menentukan komposisi pemain.
"Saya memiliki keraguan setiap hari dalam menentukan starting 11 karena kami memiliki banyak pemain hebat. Namun, besok kami akan istirahat dan menghadapi minggu yang sangat padat. Setelah itu, kita akan melihat," ujar Simone Inzaghi kepada DAZN.
"Ini bukanlah alasan bahwa pemain kunci seperti Brozovic dan Lukaku absen selama lima bulan. Bagi kami, sangat penting bahwa mereka kembali dengan performa terbaik mereka," tambahnya.
Simone Inzaghi Penuh Emosi Menjelang Final Liga Champions. Meskipun Serie A sudah berakhir, Inter Milan masih memiliki satu pertandingan yang sangat penting untuk dimenangkan, yaitu final Liga Champions melawan Manchester City.
Bagi Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, ini adalah final Liga Champions pertamanya dalam karier.
Perasaan emosional semakin menguat dalam diri Inzaghi menjelang pertandingan tersebut. Ia mengakui bahwa ini adalah tantangan besar yang dinantikan dengan rasa kecemasan yang tinggi.
"Jelas saja, rasa emosional yang saya rasakan semakin kuat. Ini adalah tantangan besar yang kami nantikan dengan penuh kecemasan," tutup sang nakhoda.
Dalam final nanti, Inzaghi harus mengambil keputusan yang sulit dalam menentukan starting 11 terbaik untuk melawan tim kuat seperti Manchester City.
Kepandaian dalam membaca situasi dan pemahaman terhadap potensi pemain akan menjadi faktor kunci dalam upaya Inter Milan meraih gelar juara Liga Champions. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Torino dan Inter Milan bertemu dalam pertandingan pamungkas Liga Italia yang menjadi modal penting bagi Inter menjelang final Liga Champions melawan Manchester City.
Torino berusaha menekan Inter di awal-awal pertandingan dengan serangan yang cukup mengancam. Pada menit ke-13, Samuele Ricci hampir mencetak gol untuk Torino, tetapi sepakannya melebar tipis dari gawang yang dijaga oleh Samir Handanovic.
Inter Milan berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 atas Torino. Gol tunggal dalam pertandingan ini dicetak oleh Marcelo Brozovic pada babak pertama.
Pada menit ke-22, Inter mengancam melalui sepak pojok yang diambil oleh Hakan Calhanoglu dan berhasil diteruskan oleh Denzel Dumfries. Sayangnya, tembakan Dumfries langsung berada dalam pelukan kiper Torino, Vanja Milinkovic-Savic.
Marcelo Brozovic menjadi pahlawan bagi Inter pada menit ke-37 ketika ia berhasil mencetak gol dari luar kotak penalti. Gol tersebut membuat Inter unggul 1-0 dan mereka mampu mengendalikan tempo pertandingan hingga akhir babak pertama.
Setelah turun minum, Inter melakukan pergantian pemain untuk mengubah strategi permainan. Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu digantikan oleh Edin Dzeko dan Nicolo Barella pada awal babak kedua.
Pergantian pemain hampir membuahkan hasil pada menit ke-57 ketika Dzeko melepaskan tembakan mendatar yang berhasil dijangkau oleh Milinkovic-Savic, namun bola tersebut tidak menemui sasaran.
Torino juga tidak tinggal diam dan mencoba merespons. Pemain pengganti Yann Karamoh melepaskan tembakan dari sisi kiri pertahanan Inter yang membuat Handanovic harus berjuang untuk menyelamatkan gawangnya pada menit ke-60.
Kedua tim saling serang dengan intensitas yang tinggi, tetapi hingga akhir pertandingan tidak ada gol tambahan yang tercipta.
Kemenangan ini memberikan modal berharga bagi Inter menjelang final Liga Champions melawan Manchester City. Pertandingan final tersebut akan dilangsungkan di Istanbul pada akhir pekan mendatang.
Inter akan berusaha memanfaatkan momen positif ini untuk mempersiapkan diri secara maksimal guna meraih gelar juara di ajang bergengsi tersebut.
Berikut adalah susunan pemain Torino dan Inter dalam pertandingan ini. Torino menurunkan Vanja Milinkovic-Savic di posisi kiper, sedangkan Inter mengandalkan Samir Handanovic sebagai penjaga gawang.
Pemain-pemain seperti Romelu Lukaku, Marcelo Brozovic, dan Denzel Dumfries turut berperan penting dalam kemenangan Inter.
Dalam pertandingan ini, wasit juga memberikan kartu kuning kepada beberapa pemain. Singo dari Torino mendapatkan kartu kuning pada menit ke-58, sementara Calhanoglu dan Gosens dari Inter juga mendapatkan kartu kuning masing-masing pada menit ke-50 dan 68.
Pertandingan ini menegaskan bahwa Inter Milan berada dalam kondisi yang baik menjelang final Liga Champions. Dengan semangat dan modal yang dimiliki, Inter akan berjuang untuk meraih gelar juara di kompetisi bergengsi tersebut.
Sementara itu, Torino meskipun kalah dalam pertandingan ini, tetap menunjukkan semangat dan kegigihan yang patut diapresiasi. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Hakan Calhanoglu bermimpi untuk mencatat sejarah sebagai pemain Turki pertama yang meraih gelar Liga Champions.
Sebagai gelandang Inter Milan, dia siap berjuang di partai final melawan Manchester City pada 11 Juni mendatang, yang akan diadakan di Stadion Ataturk, Istanbul, kota kelahirannya.
Sejauh ini, belum ada pemain timnas Turki yang berhasil meraih prestasi tersebut, meskipun Hamit Atlintop hampir mencapainya saat membela Bayern Munich, namun sayangnya, dia kalah di final 2010 oleh Inter.
"Saya ingin menjadi orang Turki pertama yang memenangkan Liga Champions, dan melakukannya di Istanbul. Itu akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan," ungkap Hakan seperti dikutip oleh Pewarta Nusantara dari Football Italia.
Bagi Hakan, Istanbul adalah kota terindah dan ia tak sabar untuk kembali ke sana serta bermain di depan publik Turki. Dia merasa optimis dengan peluang Inter Milan meraih gelar tersebut, karena mereka telah mencapai tahap akhir kompetisi dengan dedikasi dan keyakinan yang kuat.
"Sekarang kami sangat dekat dengan tujuan kami, jadi bermimpi untuk meraih gelar itu adalah hal yang wajar. Saya yakin bahwa kami bisa mencapainya, dan saya mengatakannya dengan jujur," tambahnya.
Hakan Calhanoglu berharap bisa mengakhiri kutukan tersebut dan menambahkan namanya dalam sejarah Liga Champions dengan prestasi yang gemilang di Istanbul.
Hakan Calhanoglu, seorang pemain sepak bola kelahiran Turki yang juga berdarah Jerman, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Ilkay Guendogan, rekan setimnya di tim nasional Jerman.
Dalam pertandingan yang akan datang, Calhanoglu akan bertanding melawan Guendogan saat timnya, Inter Milan, berhadapan dengan Manchester City.
Calhanoglu mengakui bahwa Guendogan adalah seorang kapten yang luar biasa bagi Manchester City, dan dia sangat menghormatinya.
Meskipun menyadari bahwa pertandingan melawan Guendogan tidak akan mudah, Calhanoglu berjanji akan melakukan segala upaya yang dia bisa untuk mengalahkannya.
Dalam sebuah wawancara, Calhanoglu mengatakan, "Saya memiliki rasa hormat karena dia lebih berpengalaman dari saya, tetapi saya akan melakukan semua yang saya bisa lakukan untuk mengalahkannya."
Sebagai seorang pesepakbola muda yang sedang meniti karirnya, Calhanoglu merasa terinspirasi oleh pemain berpengalaman seperti Guendogan.
Baca juga: Lautaro Martinez: Mempelajari Lawan dengan Cermat, Persiapan Matang Menjelang Final Liga Champions
Dia menyadari bahwa Guendogan telah mencapai banyak hal dalam karirnya dan memiliki reputasi yang sangat baik. Namun, Calhanoglu tidak gentar menghadapi lawan sekelas Guendogan, dan dia bertekad untuk mencatatkan sejarahnya sendiri di Liga Champions.
Dia ingin membuktikan kemampuannya dan memberikan yang terbaik untuk timnya dalam pertandingan melawan Manchester City.
Calhanoglu menyampaikan harapannya bahwa pertandingan tersebut akan menjadi momen penting bagi dirinya dan timnya, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam perjalanan Inter Milan di Liga Champions. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Simone Inzaghi mengungkapkan bahwa Inter Milan bukanlah favorit dalam Final Liga Champions. Ini menjadi final pertama bagi Inzaghi dalam Liga Champions, dan juga merupakan final pertama bagi Inter setelah 13 tahun.
Dalam sepekan, pertandingan final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan akan berlangsung, dan Inzaghi sangat antusias menyambutnya.
Inter Milan akan berhadapan dengan Manchester City, tim yang telah menjadi runner-up Liga Champions selama tiga musim terakhir.
Inzaghi dan timnya berkomitmen untuk melakukan segalanya dalam pertandingan ini. Meskipun demikian, Inzaghi mengakui bahwa anak asuhnya tidak diunggulkan. Menurutnya, City memiliki keunggulan dengan pencapaian yang mereka raih musim ini.
"Dalam pertandingan ini, kami tentu saja bukanlah favorit. Namun, itulah yang membuat sepak bola menjadi begitu indah," kata Inzaghi kepada UEFA Magazine.
"Kami akan menghadapi salah satu tim terbaik di dunia yang dipimpin oleh seorang pelatih yang telah dikenal oleh semua orang. Bersama-sama, kami telah membuktikan bahwa kami mampu mencapai tahap ini," tambahnya.
Dalam menyambut final Liga Champions, Simone Inzaghi menyadari tantangan besar yang dihadapi Inter Milan dalam menghadapi Manchester City.
Meskipun tidak menjadi favorit, ia tetap optimis bahwa timnya akan memberikan pertandingan yang sengit dan menarik.
Simone Inzaghi mengungkapkan keinginannya untuk membawa Inter Milan meraih gelar juara. Meskipun Inter Milan menghadapi beberapa tantangan di musim ini, seperti penampilan yang tidak konsisten di Serie A, mereka berhasil keluar sebagai juara Coppa Italia.
Di sisi lain, Manchester City telah menguasai gelar Premier League dan mencapai final Piala FA. City juga memiliki keunggulan dalam hal kekuatan serangan dengan adanya Erling Haaland sebagai ujung tombak mereka.
Namun, Inzaghi menegaskan bahwa Inter Milan tidak akan merasa rendah diri. "Dengan segala hal yang kami alami musim ini, kami berharap dapat mengakhiri dengan gelar melalui final yang menarik," ujar Inzaghi.
Baca juga: Inter Milan Mengejutkan Dunia: Perjalanan Panjang Nan Melelahkan ke Final Liga Champions
Dengan demikian, penjelasan mengenai keinginan Simone Inzaghi untuk membawa Inter Milan menjadi juara di Final Liga Champions bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan.
Harapannya adalah bahwa penjelasan mengenai keinginan Simone Inzaghi untuk membawa Inter Milan menjadi juara di Final Liga Champions ini dapat memberikan pemahaman yang bermanfaat. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Inter Milan telah menaklukkan perjalanan panjang yang melelahkan di Liga Champions.
Tidak ada yang memprediksi bahwa mereka akan mencapai tahap ini, karena mereka bukanlah unggulan dan bahkan diprediksi akan tersingkir dari fase grup.
Namun, I Nerazzurri berhasil membuktikan keberanian mereka dengan kembali ke final setelah 13 tahun.
Perjalanan Inter Milan tidaklah mudah. Mereka tergabung dalam grup yang sulit bersama Bayern Munich, Barcelona, dan Viktoria Plzen.
Kegagalan tampaknya sudah mengintai mereka setelah mereka kalah 0-2 dari Bayern Munich di Giuseppe Meazza. Namun, Inter Milan tidak menyerah begitu saja. Mereka berhasil mengatasi semua rintangan dengan mengalahkan Barcelona dan Plzen.
Setelah melalui fase grup, Inter Milan menghadapi lawan-lawan yang lebih mudah di fase knockout. Mereka berhasil mengalahkan dua raksasa Portugal, Porto dan Benfica, sebelum akhirnya bertemu dengan lawan berat, AC Milan, di semifinal.
Dalam pertemuan yang penuh tekanan tersebut, Inter Milan berhasil meraih kemenangan dan melaju ke final.
Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, mengungkapkan rasa kelelahan mereka selama perjalanan ini, namun juga kebanggaan yang mereka rasakan.
"Ini merupakan perjalanan panjang yang melelahkan. Kami melaluinya dengan penuh kesulitan, tapi kami mencapai final yang layak kami dapatkan," kata Inzaghi kepada UEFA Magazine.
Ia juga menambahkan, "Sukses ini membuat kami sangat bangga. Sudah sangat lama sejak tim Italia berada di final Liga Champions."
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Inter Milan siap melakoni pertandingan final yang akan menjadi momen bersejarah bagi mereka. Semoga mereka bisa meraih kemenangan yang membanggakan dan membawa pulang trofi Liga Champions.
Pertandingan Derby Della Madonnina kembali tersaji dalam ajang Liga Champions musim ini, mengingatkan kita pada pertemuan Inter dan AC Milan hampir dua dekade lalu di babak semifinal.
Pada masa itu, AC Milan berhasil meraih kemenangan dan melaju ke final. Namun, musim ini tampaknya keberuntungan berpihak pada Inter Milan.
Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, mengungkapkan bahwa semifinal melawan Milan telah meninggalkan kesan mendalam dalam pikirannya.
Dengan saling mengenal satu sama lain, ia menyaksikan pertandingan berlangsung di level yang berbeda dari biasanya.
"Kami melakukan segalanya untuk mencapai final. Kami sadar bahwa semifinal melawan Milan akan menjadi pertandingan yang berbeda," ungkap Inzaghi.
"Ini adalah pendekatan yang luar biasa dari kami. Kami berhasil mencetak dua gol dengan cepat dalam leg pertama dan meraih kemenangan lagi dalam leg kedua. Hal ini membuktikan bahwa kami pantas berada di final," tutup sang pelatih. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Alessandro Bastoni, bek andalan Inter Milan, mengungkapkan kekagumannya terhadap Manchester City. Ia mengakui bahwa ia sering terinspirasi dengan cara para pemain bertahan The Cityzens bermain.
Bagi Bastoni, tim ini dianggap sebagai tim yang hampir tidak memiliki kelemahan di semua lini, terutama penyerang mereka yang sangat berkualitas.
"Saya sangat menghargai (Pep) Guardiola dan cara dia mengubah cara para pemain bertahan bermain di lapangan," kata Bastoni seperti yang dilansir oleh Pewarta Nusantara dari laman Football Italia.
Ia juga mengungkapkan bahwa ia sering menonton pertandingan City dan mengakui bahwa tim ini hampir tidak memiliki kelemahan. Bastoni menekankan bahwa timnya akan berusaha keras untuk menghentikan serangan mereka.
Pernyataan ini menunjukkan pengakuan Bastoni terhadap kualitas tim Manchester City dan kekagumannya terhadap keterampilan mereka.
Ia terinspirasi oleh cara para pemain bertahan The Cityzens bermain, dan ia mengakui tantangan yang dihadapi timnya dalam menghadapi lini depan yang menakutkan dari City.
Bastoni menyatakan bahwa Inter Milan tidak merasa gugup menjelang pertandingan puncak Liga Champions melawan Manchester City.
Inter telah sering berkompetisi di partai final dalam beberapa musim terakhir, sehingga mereka tidak gugup menghadapinya. Bastoni menekankan bahwa partai final memiliki atmosfer yang berbeda dibandingkan pertandingan lainnya.
Baca juga: Spekulasi Transfer Menguat, Lautaro Martinez Menuju Real Madrid? Javier Zanetti Angkat Bicara!
Ia meyakini bahwa pengalaman mereka dalam partai final sebelumnya memberi mereka keuntungan dan kemampuan untuk menjadi juara.
Selain itu, Bastoni juga menambahkan bahwa kehadiran Simone Inzaghi sebagai pelatih memberikan ketenangan kepada tim dalam setiap pertandingan penting.
Sebelumnya, mereka sering merasakan kegugupan sebelum partai final, namun kehadiran Inzaghi telah mengubah suasana menjadi lebih tenang dan meningkatkan rasa percaya diri seluruh pemain.
Dengan kehadiran Inzaghi, Inter Milan merasa lebih siap dan percaya diri menghadapi tantangan besar dalam pertandingan final Liga Champions. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Lautaro Martinez sedang dikabarkan menjadi incaran Real Madrid, namun Wakil Presiden Inter Milan, Javier Zanetti, memberikan tanggapannya terkait rumor tersebut.
Menurut laporan yang disampaikan oleh The Athletic, Real Madrid telah meminta informasi kepada Inter mengenai Lautaro Martinez.
Namun, Zanetti mengklarifikasi bahwa Madrid belum menghubungi klub mereka mengenai pemain tersebut. Meskipun Karim Benzema dikabarkan akan meninggalkan klub, Lautaro Martinez menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan oleh Madrid sebagai penggantinya.
Meski demikian, Zanetti yakin bahwa Lautaro akan bertahan di Inter. "Saya tidak khawatir (dengan minat dari Madrid) karena saya melihat nilainya. Kami belum mendengar sama sekali tentang gagasan bahwa Real Madrid tertarik padanya," ujar Zanetti seperti dikutip oleh Pewarta Nusantara dari TyC Sports.
Baca juga: Carlo Ancelotti Berharap Mendapatkan Striker Baru untuk Menguatkan Lini Serang Real Madrid
Zanetti juga memuji mentalitas dan dedikasi yang dimiliki oleh Lautaro Martinez, baik di dalam maupun di luar lapangan. Musim ini, Lautaro tampil impresif bersama Inter dengan mencetak 28 gol dan memberikan 11 assist dari 55 pertandingan di semua kompetisi.
Banyak striker top menjadi incaran Real Madrid selain Lautaro Martinez, yang sedang menjadi sorotan klub tersebut. Madrid dilaporkan tengah mempersiapkan beberapa penyerang berkualitas untuk menggantikan peran Karim Benzema yang mulai menua.
Menurut laporan dari The Times, striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, menjadi target utama Madrid. Kane dianggap sebagai pemain yang memiliki kualitas dan pengalaman yang dibutuhkan untuk memperkuat lini serang Madrid.
Selain itu, jurnalis Marca, Jose Felix Diaz, juga menyebutkan bahwa Madrid sedang mempertimbangkan penyerang Chelsea, Kai Havertz. Havertz telah menunjukkan performa yang impresif dan bisa menjadi pilihan menarik bagi Los Blancos.
Namun, Madrid juga dikabarkan sedang mempertimbangkan opsi yang lebih ekonomis, seperti Roberto Firmino dari Liverpool dan Joselu dari Espanyol.
Keduanya adalah pemain yang memiliki kemampuan mencetak gol yang handal dan bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau bagi Madrid.
Dengan demikian, terdapat berbagai nama penyerang yang sedang dikaitkan dengan Real Madrid, termasuk Lautaro Martinez.
Keputusan akhir mengenai rekrutmen penyerang baru ini tentu akan bergantung pada strategi dan kebijakan klub serta penilaian dari pelatih dan manajemen klub. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Walter Zenga, legenda Inter Milan, dikabarkan akan menjabat sebagai Direktur Teknik Persita Tangerang.
Kabar ini disampaikan oleh pakar transfer Italia, Gianluca Di Marzio, melalui akun Twitter dan laman resminya.
Di Marzio mengungkapkan bahwa Ketua Umum PSSI dan mantan presiden Inter Milan, Erick Thohir, sangat mendukung keputusan ini.
Walter Zenga, yang dikenal sebagai mantan kiper legendaris Italia, akan mengisi posisi Direktur Teknik di klub Persita Tangerang mulai 1 Juli 2023.
Gianluca Di Marzio juga mencuitkan di akun Twitternya, "@OptaPaolo: Mantan kiper legendaris Italia Walter Zenga akan menjadi Direktur Teknik baru tim Indonesia Persita." Di Marzio melanjutkan, "Presiden PSSI, Erick Thohir, ingin dia bergabung dan membawa pengetahuan dan pengalamannya ke liga Indonesia."
Lebih lanjut, Di Marzio juga menyebutkan melalui laman resminya bahwa kedatangan Zenga ke Indonesia bertujuan untuk meningkatkan citra tidak hanya bagi klub yang akan ia pimpin, tetapi juga untuk sepak bola Indonesia secara keseluruhan di mata dunia.
Karier Walter Zenga sebagai pemain sepak bola dapat dibilang sangat mengesankan.
Ia bermain untuk Inter Milan selama 16 tahun, dari tahun 1978 hingga 1994, sebelum akhirnya mengakhiri karier sebagai pemain dan menjadi player-manager untuk klub MLS New England Revolution pada tahun 1999.
Setelah berhenti bermain, Zenga memilih jalur karier sebagai pelatih sepak bola.
Ia melatih berbagai klub di Eropa dan Asia, termasuk FCSB, Red Star Belgrade, Al Nassr, Catania, Palermo, Sampdoria, Wolves, dan terakhir Cagliari pada tahun 2020.
Namun, meskipun telah memiliki pengalaman melatih yang cukup banyak, hasil karier kepelatihannya tidak sejajar dengan prestasinya sebagai pemain.
Hal ini mungkin menjadi suatu kekecewaan bagi Zenga, terutama mengingat dia juga pernah bermain lebih dari 50 kali untuk timnas Italia.
Jika kabar yang dilaporkan oleh Gianluca Di Marzio benar adanya, yaitu tentang Zenga akan menjadi direktur teknik Persita Tangerang, maka ini akan menjadi pekerjaan pertama Zenga dalam kapasitas tersebut.
Hal ini dapat menjadi langkah baru dalam karier sepak bola Zenga, di mana ia dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya yang luas untuk mendukung perkembangan dan kemajuan klub tersebut.