Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Jaringan 5G

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Jaringan 5G baru yang diaktifkan di dekat bandara utama AS telah menimbulkan kekhawatiran serius bagi maskapai penerbangan karena kemungkinan gangguan pada sistem pesawat.

Pengaktifan Jaringan 5G tersebut memicu kekacauan di cakrawala sejak Sabtu (01/7) lalu, menyebabkan maskapai melaporkan lambatnya peningkatan armada mereka, yang berpotensi menyebabkan gangguan lalu lintas udara.

Pakar penerbangan telah lama khawatirkan kemungkinan interferensi antara jaringan 5G dan sistem pesawat, terutama pada instrumen yang memanfaatkan gelombang radio untuk menilai ketinggian selama pendaratan, terutama dalam kondisi jarak pandang yang buruk.

Kapten Dennis Tajer, pilot American Airlines, dan Allied Pilot Association, mengungkapkan kekhawatiran tersebut dalam wawancara, menyatakan bahwa layanan 5G ini merupakan transaksi bisnis, dan keamanan penumpang harus menjadi prioritas utama.

Sebagai tindakan pencegahan, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) bersama maskapai penerbangan berhasil membujuk perusahaan telekomunikasi untuk menunda peluncuran layanan 5G di sekitar 50 bandara tersibuk di negara itu hingga 1 Juli tahun ini.

Presiden Joe Biden juga turut campur tangan dan memediasi kompromi dengan pemimpin industri telekomunikasi untuk memastikan bahwa penundaan ini memberi maskapai waktu tambahan untuk melakukan peningkatan armada yang diperlukan guna menghindari gangguan lalu lintas udara yang berpotensi berdampak negatif pada perjalanan udara.

Maskapai penerbangan seperti Alaska, American, Frontier, Southwest, dan United telah melengkapi seluruh armada pesawat mereka dengan altimeter radio yang kritis untuk mengukur ketinggian, sehingga mampu menahan gangguan dari jaringan 5G.

Namun, Delta Air Lines menjadi kasus unik dengan 190 pesawat, sebagian besar pesawat yang lebih kecil, yang masih memerlukan peningkatan altimeter karena keterlambatan pemasok.

Delta telah menyatakan bahwa tidak ada pembatalan penerbangan yang terjadi karena masalah tersebut, namun tetap melakukan pengalihan dengan hati-hati untuk meminimalkan gangguan atau penundaan.

Meskipun banyak pesawat AS telah ditingkatkan, Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg mengingatkan bahwa sebagian kecil dari armada nasional tetap tidak ditingkatkan dan rentan terhadap gangguan radio.

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan penundaan dan pembatalan, terutama pada hari-hari dengan jarak pandang rendah atau cuaca buruk.

Buttigieg menekankan bahwa penumpang tidak boleh menanggung risiko ketidakmampuan maskapai untuk melengkapi pesawat dengan perangkat yang memungkinkan operasi yang aman di lingkungan 5G C-band.

Pada akhirnya, situasi ini memunculkan kekhawatiran dalam industri penerbangan dan mengundang kritik terhadap penerbitan lisensi 5G FCC tanpa melibatkan pemangku kepentingan penerbangan.

Para ahli industri menegaskan bahwa keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk memastikan transisi yang lancar dan tanpa gangguan saat menggunakan jaringan 5G yang baru. (*Ibs)

Baca Juga: Hampir 720 Orang Ditangkap dalam Kekerasan Nasional di Prancis