Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Jose Mourinho

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Solo - Kepergian Mourinho yang dijatuhi sanksi bukanlah hal baru bagi Roma. Pada bulan Maret, posisinya digantikan oleh asistennya, Salvatore Foti. Namun, untuk pertandingan pertama Serie A 2023-24, situasinya menjadi lebih rumit.

Putusan FIGC memberikan sanksi 10 hari kepada Jose Mourinho mulai dari pertandingan pertama Serie A 2023-24, yang menjadi masalah tersendiri bagi as roma. Hal ini membuat tim seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Bukan hanya itu, Foti juga harus absen selama 2 pertandingan karena mendapat sanksi dari FIGC setelah terlibat konfrontasi dengan asisten wasit saat pertandingan melawan Spezia pada akhir musim lalu.

Sebagai alternatif, Nuno Santos, yang merupakan pelatih kiper, juga mendapatkan sanksi serupa. Namun, perbedaannya, rekannya, Jose Mourinho, hanya dilarang satu pertandingan. Artinya, untuk pertandingan kedua Serie A 2023-24, Mourinho bisa kembali berada di pinggir lapangan.

Pada pertandingan pertama Serie A 2023-24, AS Roma dan Jose Mourinho hanya bisa mengandalkan sisa staf yang masih dapat berada di pinggir lapangan. Staf yang tersisa termasuk Giovanni Cerra, Michele Salzarulo, Manrico Ferrari, Maurizio Franchini, Carlos Lalin, dan Stefano Rapetti.

Dalam staf kepelatihan Mourinho, Cerra bertugas sebagai pelatih teknik, sedangkan Salzarulo sebagai kepala analis. Sementara itu, Ferrari, Franchini, Lalin, dan Rapetti bertugas sebagai pelatih kebugaran.

Melihat status mereka, Cerra adalah yang paling mungkin mengambil alih komando sementara dari Mourinho. Terlebih lagi, dia telah bekerja cukup lama dengan "The Special One," khususnya pada tahun 2016 di Manchester United.

Namun, jika dilihat dari masa tugasnya, Ferrari memiliki peluang yang lebih besar. Pria berusia 53 tahun itu telah bertugas sejak tahun 2012 dan merupakan yang tertua di staf kepelatihan Mourinho saat ini.

Siapapun yang akan bertugas, mereka akan dihadapkan pada tantangan yang berat. Pasalnya, Roma juga harus bermain tanpa Paulo Dybala dan Lorenzo Pellegrini.

Keduanya mendapatkan kartu kuning pada pertandingan terakhir musim lalu dan akhirnya terkena larangan bermain. (*Ibs)

Baca Juga: Gianluca Scamacca Diharapkan Kembali ke Sassuolo untuk Menemukan Kepercayaan Diri yang Hilang

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Solo - Jose Mourinho sekali lagi harus menghadapi konsekuensi dari komentarnya yang kontroversial terkait dengan wasit.

Kali ini, Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC) memberikan hukuman ganda kepada pelatih AS Roma tersebut. Dalam laga antara Monza vs Roma pada tanggal 3 Mei 2023 yang dipimpin oleh wasit Daniele Chiffi, Mourinho dianggap telah menghina dan merendahkan wasit tersebut.

FIGC mengumumkan bahwa Mourinho akan didenda 50.000 euro dan dilarang mendampingi timnya dalam dua giornata awal Serie A musim 2023-24.

Hukuman ini diberlakukan oleh Pengadilan Federal Nasional yang dipimpin oleh Carlo Sica. Mourinho harus menjalani sanksi selama 10 hari, yang berarti ia tidak akan bisa menjadi pelatih Roma dalam dua pertandingan awal musim mendatang.

Saat ini, lawan yang akan dihadapi Roma dalam dua laga tersebut masih belum diketahui. Meskipun dijatuhi hukuman, Mourinho tetap teguh pada pendiriannya.

Setelah pertandingan melawan Monza, dia secara terbuka menyebut Chiffi sebagai wasit terburuk yang pernah ia temui.

Mourinho bahkan mengungkapkan bahwa ia merekam seluruh pernyataan yang dia ucapkan selama pertandingan tersebut.

Meski proses hukum sudah berjalan, Mourinho enggan mencabut pernyataannya atau meminta maaf kepada Chiffi.

Baca Juga: Gianluca Scamacca Diharapkan Kembali ke Sassuolo untuk Menemukan Kepercayaan Diri yang Hilang

Sebelum dihukum oleh FIGC, Mourinho juga telah mendapat sanksi berat dari UEFA. Pelatih asal Portugal tersebut dilarang mendampingi Roma dalam empat pertandingan awal di kompetisi antarklub Eropa musim depan karena menyerang wasit Anthony Taylor dalam final Piala UEFA.

Hukuman-hukuman tersebut tidak hanya berdampak pada Mourinho, tetapi juga terhadap Roma secara keseluruhan.

Klub ini didenda 50.000 euro dalam kedua kasus tersebut dan oleh UEFA, mereka juga dilarang menjual tiket tandang pada pertandingan pertama di Liga Europa musim 2023-24. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Surabaya - Pedro Rodriguez, pemain serang Lazio, mengungkapkan rasa sakit hatinya terhadap perlakuan Jose Mourinho.

Pedro sebelumnya bermain untuk AS Roma pada musim 2020-2021, tetapi petualangannya bersama klub berakhir ketika Mourinho tiba pada musim panas 2021. Pedro akhirnya melanjutkan karirnya dengan bergabung dengan rival sekota Roma, Lazio.

Pedro mengaku bahwa ia merasa kecewa karena Mourinho tidak memberikan penjelasan mengapa ia tidak dipertahankan di AS Roma.

Pedro berkata, "Mourinho memutuskan untuk tidak mempertahankan saya di Roma. Tetapi yang membuat saya kecewa adalah dia sama sekali tidak memberikan alasan kepada saya."

Pedro berharap Mourinho dapat menjelaskan alasan tersebut secara langsung. Dia menyatakan, "Kami bukan lagi anak-anak. Bahkan klub tidak memperbolehkan saya bertemu dengan Mourinho. Situasi tersebut terasa sedikit aneh."

Sebenarnya, Pedro pernah bekerja sama dengan Mourinho saat bermain untuk Chelsea. Namun, kolaborasi mereka di London Barat hanya berlangsung selama enam bulan.

Baca Juga: Arrigo Sacchi: Gaya Bermain yang Penting, AC Milan Tak Masalah Jual Sandro Tonali

Pedro merasa bahwa dia kurang cocok dengan filosofi permainan Mourinho. Pemain berusia 35 tahun itu lebih memilih metode latihan dan filosofi yang dianut oleh Pep Guardiola.

Pedro mengungkapkan, "Guardiola dan Mourinho adalah dua sosok yang sangat berbeda. Guardiola adalah seorang perfeksionis, sedangkan Mourinho memiliki metode dan pendekatan yang berbeda."

Jika harus memilih, Pedro dengan tegas menyebut bahwa ia akan memilih Guardiola sebagai pelatih terbaik yang pernah menangani dirinya, karena berkat Guardiola, Pedro bisa berkembang menjadi pemain profesional.

Dalam situasi yang penuh kekecewaan, Pedro berusaha menemukan lingkungan yang cocok untuk berkembang dan menyatukan visi permainan dengan pelatih yang sesuai dengan gaya dan filosofinya.

Baca Juga: Keterbatasan Slot Non-Uni Eropa Membayangi AC Milan: Strategi Transfer

Keputusannya untuk bergabung dengan Lazio setelah meninggalkan Roma menunjukkan tekadnya untuk tetap fokus dan memberikan kontribusi maksimal bagi tim barunya. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Surabaya - Pelatih berpengalaman Jose Mourinho mendapat hukuman berat dari UEFA setelah insiden kontroversial melawan Sevilla di final Liga Europa.

Tindakan intimidasi terhadap wasit Anthony Taylor membuat Mourinho harus absen selama empat pertandingan Eropa musim depan bersama AS Roma.

Selain itu, Roma juga dijatuhi denda sebesar 55 ribu euro karena gagal mengendalikan perilaku pemain dan suporternya.

Pertandingan final Liga Europa dipenuhi keputusan kontroversial yang melibatkan wasit Taylor, dan ketidakpuasan terhadap kepemimpinannya tidak hanya datang dari Mourinho. Suporter Roma juga terlibat dalam kerusuhan, bahkan melempari kursi ke arah wasit di bandara.

Meskipun UEFA mengakui adanya kesalahan yang dilakukan oleh Taylor, mereka juga memberikan hukuman kepada Roma dengan larangan menjual tiket pertandingan tandang pada satu pertandingan Eropa musim depan karena aksi suporternya membawa kembang api ke Puskas Arena.

Hukuman ini tentu memberikan dampak negatif bagi Roma, yang merupakan salah satu perwakilan Italia di Liga Europa musim depan.

Mereka akan kehilangan kehadiran Mourinho dalam empat pertandingan awal di fase grup dan harus berjuang tanpa kehadiran pelatih mereka yang berpengalaman.

Baca juga: Ledakan Transfer Barcelona: Pemain Kelas Dunia Berbondong-bondong Menuju Camp Nou!

Meskipun menjadi tim unggulan di kompetisi tersebut, Roma akan menghadapi tantangan besar bersama dengan tim besar lainnya seperti Liverpool, Villarreal, dan Bayer Leverkusen. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Manajer terkenal, Jose Mourinho, membuat keputusan mengejutkan dengan menolak tawaran menarik dari klub Arab Saudi, Al-Hilal.

Meskipun ditawari gaji yang sangat menggiurkan, Mourinho lebih memilih untuk tetap bertahan di AS Roma dan fokus pada pencarian striker baru untuk memperkuat lini serangan timnya.

Kehadiran Mourinho di Roma telah mengundang spekulasi tentang masa depannya, terutama setelah rumor ketertarikan dari Al-Hilal.

Namun, penolakan Mourinho menunjukkan niatnya untuk tetap berkomitmen dengan Giallorossi dan menyelesaikan kontraknya yang baru akan berakhir pada musim panas 2024.

Baca juga: Emil Forsberg Mendesak Anthony Elanga Bergabung dengan RB Leipzig: Pemain Muda Berbakat yang Cocok dengan Gaya Permainan Klub!

Saat ini, fokus utama Mourinho adalah memperbaiki lini depan Roma yang mengalami tantangan besar sepanjang musim sebelumnya.

Dengan Paulo Dybala menjadi satu-satunya penyerang yang tampil konsisten, Mourinho sedang mencari penyerang baru yang dapat membantu memperkuat skuad dan mencetak gol secara reguler.

Gianluca Scamacca menjadi target utama, dan Mourinho bahkan telah bertemu dengan agen yang mewakili Scamacca untuk membahas potensi transfer tersebut. (*IBs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Brasil masih mencari pelatih baru sejak Piala Dunia di Qatar tahun lalu setelah Tite mengundurkan diri.

Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) telah menargetkan Carlo Ancelotti sebagai kandidat utama dan telah berusaha mendapatkan tandatangannya selama berbulan-bulan, namun belum membuahkan hasil.

Ednaldo Rodrigues, Presiden CBF, tetap gigih dalam upayanya untuk merekrut Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid. Rodrigues menyatakan bahwa ia belum menyerah dalam upaya tersebut.

Ancelotti sendiri sudah beberapa kali menegaskan bahwa ia akan tetap berada di Real Madrid musim depan, mengingat kontraknya berakhir pada 2024.

Meskipun Ancelotti telah membuat pernyataan tersebut, Presiden CBF, Rodrigues, tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa Ancelotti masih menjadi target mereka.

Rodrigues berpendapat bahwa pernyataan Ancelotti hanya dilakukan karena hati-hati, mengingat ia masih terikat kontrak dengan Real Madrid. Dalam situasi ini, Rodrigues masih bertekad untuk mendapatkan Ancelotti sebagai pelatih Brasil.

"Kami memiliki rencana, bahwa 'Rencana A' adalah Ancelotti, dan seperti yang mereka katakan di dunia tinju, saya belum menyerah," ungkap Rodrigues seperti dilansir dari Mundo Deportivo.

Ia menambahkan, "Saat seseorang memiliki kontrak, mereka berhati-hati."

Namun, jika upaya untuk mendapatkan Ancelotti terbukti tidak berhasil, CBF juga telah mempertimbangkan opsi lain. Beberapa laporan menyebutkan bahwa jika Ancelotti gagal didapatkan, CBF akan mencoba merekrut Jose Mourinho, pelatih AS Roma.

Baca juga: Sergio Ramos: Real Madrid Sulit Temukan Pengganti Karim Benzema, Harry Kane Dibidik sebagai Calon Penerus

Mourinho awalnya menunjukkan niatnya untuk tetap bertahan di AS Roma dalam pertandingan terakhir tim akhir pekan lalu.

Namun, kabar yang beredar menyebutkan bahwa ketertarikannya tertarik oleh Paris Saint-Germain, sementara AS Roma sedang fokus merekrut Julian Nagelsmann.

Saat ini, timnas Brasil dipimpin sementara oleh Ramon Menezes, pelatih timnas U-20, yang akan bertugas sampai CBF menemukan pelatih baru yang sesuai dengan kebutuhan timnas. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Jose Mourinho, pelatih as roma yang berusia 60 tahun, belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mengakhiri kariernya dalam Sepak Bola.

Meski telah menggeluti dunia kepelatihan profesional selama lebih dari dua dekade, Mourinho tampaknya masih memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam melanjutkan karier di level teratas.

Banyak pemain yang dulunya bermain di bawah asuhannya kini sudah menjadi pelatih selevel dengan dirinya, namun Mourinho tetap enggan meredupkan semangatnya.

Mourinho, yang dikenal sebagai "The Special One", belum merasa siap untuk mengakhiri perjalanan panjangnya dalam dunia sepak bola.

Ia berpendapat bahwa usia 60 tahun belum cukup layak baginya untuk pensiun dari posisi pelatih. Dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport, Mourinho menyatakan, "Saya sama sekali belum siap untuk menutup bab sepak bola saya. Saya belum cukup tua untuk berhenti dalam waktu dekat. Kalian masih akan melihat saya dalam beberapa tahun mendatang."

Dengan keyakinan dan semangat yang masih membara, Mourinho tampaknya masih memiliki banyak kontribusi yang ingin diberikan dalam dunia sepak bola.

Jose Mourinho: Persepsi Umur dan Penampilan

Jose Mourinho, pria asal Portugal yang kini berusia 60 tahun, menyadari bahwa orang-orang menganggapnya lebih tua dari penampilannya yang sebenarnya.

Meskipun rambutnya mulai memutih, Mourinho tidak merasa bahwa ada perubahan dramatis dalam kondisi fisiknya.

Mourinho terlihat awet muda dan energik meski telah lama berkecimpung di dunia sepak bola. Namun, ia tidak bisa menghindari pandangan orang-orang yang mengasosiasikan usianya dengan penampilannya.

"Saya sudah berkecimpung di dunia sepak bola selama bertahun-tahun," ungkap Mourinho.

"Orang-orang mengira saya lebih tua daripada yang sebenarnya karena melihat rambut putih saya," tambahnya.

Meskipun persepsi orang tentang usia dan penampilannya mungkin berbeda, Mourinho tetap fokus pada pekerjaannya sebagai pelatih di AS Roma.

Ia terus membuktikan dengan semangat dan dedikasinya bahwa usia bukanlah penghalang dalam meraih kesuksesan dalam dunia sepak bola. (*ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Jose Mourinho: Hanya Klub Besar yang Bisa ke Final Eropa 2 Musim Beruntun. AS Roma sedang mempersiapkan diri dengan fokus penuh untuk final Liga Europa.

Hal ini terlihat dari hasil buruk yang mereka dapatkan dalam tiga pertandingan terakhir Serie A. Mereka ingin memberikan yang terbaik pada pertandingan penting ini.

Jose Mourinho, pelatih AS Roma, bersiap-siap untuk menjalani final Eropa yang kedua bersama klub ini. Timnya akan bertemu dengan Sevilla pada final Liga Europa, yang akan digelar pada Kamis (1/6/2023) dini hari WIB.

Mourinho menyadari pentingnya menentukan prioritas saat memasuki akhir musim, dan Liga Europa menjadi tujuan utamanya untuk meraih sukses.

Ia berambisi untuk mengulangi sejarah ketika ia berhasil menjadi juara kompetisi Eropa dua musim berturut-turut ketika melatih Porto, dengan meraih gelar Liga Europa dan Liga Champions secara beruntun.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Mourinho telah membawa Roma ke final Eropa pada musim sebelumnya, tepatnya dalam Conference League, dan berhasil keluar sebagai juara.

Hal ini menunjukkan dedikasinya dalam membangun sejarah bagi klub ini. "Kami bekerja setiap hari untuk membangun sejarah Roma.

Hanya klub besar dengan sejarah hebat yang mampu mencapai final Eropa dua musim beruntun," kata Mourinho dengan penuh keyakinan.

Ia juga menambahkan bahwa setelah lama berkecimpung di dunia sepak bola, final ini menjadi tantangan baru baginya. Kini, ia tidak hanya berpikir tentang apa yang bisa ia menangkan, tetapi juga tentang kebahagiaan yang bisa ia berikan kepada para penggemar Roma.

Rekor 100% Jose Mourinho di Final

Jose Mourinho, pelatih asal Portugal, memiliki catatan yang sangat mengesankan sebelum menghadapi final di Budapest. Ia memiliki rekor sempurna setiap kali mencapai final kompetisi Eropa.

Dalam enam kesempatan berada di partai puncak, Mourinho berhasil keluar sebagai juara sebanyak enam kali. Klub-klub seperti FC Porto, Inter Milan, Manchester United, dan as roma telah merasakan keajaiban yang diciptakan olehnya.

Pada pertengahan pekan ini, Jose Mourinho siap untuk mengangkat trofi Eropa yang ketujuh dalam kariernya, atau yang ketiga dalam ajang Liga Europa.

Namun, meskipun memiliki rekor yang sangat mengesankan, Mourinho tidak boleh merasa puas. Pasalnya, lawannya dalam final ini, Sevilla, juga memiliki catatan 100% kemenangan dalam final Liga Europa.

Ini menunjukkan betapa pentingnya pertandingan ini bagi Mourinho dan timnya. Keduanya akan berjuang untuk mencapai kemenangan dan mengukir sejarah baru.

Pertandingan ini akan menjadi pertarungan yang sengit antara dua tim yang memiliki rekor luar biasa dalam final kompetisi Eropa. (*ibs)