Kongo Timur
Pewarta Nusantara - Korban tewas akibat Banjir dan tanah Longsor di Kongo Timur terus bertambah setelah kejadian tragis pada Rabu malam.
Berdasarkan laporan pihak berwenang, setidaknya 10 orang telah meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Banjir ini merupakan bagian dari rangkaian Bencana Alam yang terjadi akibat hujan lebat belakangan ini di wilayah Kongo.
Korban jiwa akibat banjir di wilayah yang lebih luas juga telah mencapai ratusan orang.
Salah satu desa yang paling terdampak adalah desa Vuveyi Lac, di mana banjir dan tanah longsor mengubur sejumlah orang yang sedang tidur di rumah mereka.
Pihak berwenang sedang melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi korban yang masih terjebak di bawah tanah.
Namun, sumber daya yang terbatas menjadi kendala dalam upaya pencarian dan penyelamatan di wilayah Kalehe di provinsi Kivu Selatan.
Banjir bandang di desa-desa tersebut telah menenggelamkan bangunan dalam lumpur dan puing-puing, dan sampai saat ini masih terdapat sekitar 1.000 orang yang belum ditemukan.
Komunitas yang terkena dampak bencana ini sangat rentan karena kemiskinan dan infrastruktur yang buruk. Perubahan iklim juga memainkan peran penting dalam intensitas bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Para pekerja bantuan berusaha untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada korban, termasuk mempersiapkan diri menghadapi potensi wabah kolera yang dapat muncul akibat kurangnya sanitasi.
Banjir dan tanah longsor juga terjadi di negara tetangga Rwanda, menyebabkan kerugian jiwa dan kerusakan properti yang signifikan.
Hujan lebat yang terus menerus di wilayah ini meningkatkan risiko banjir dan menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap manajemen air dan penggunaan lahan.
Terkait kejadian ini, ulasan lengkap mengenai Banjir dan Longsor Sapu Kongo Timur, 10 Orang Tewas telah disajikan. Semoga ulasan tersebut bermanfaat dalam memberikan pemahaman lebih mendalam tentang peristiwa tragis ini.