Krimea
Pewarta Nusantara, Internasional - Sebuah insiden menarik perhatian terjadi di Krimea ketika sistem pertahanan udara berhasil menjatuhkan sebuah Drone di bagian tengah wilayah tersebut.
Pada Kamis (20/7). Beruntung, insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang berarti, demikian dikonfirmasi oleh kepala Krimea, Sergey Aksenov.
"Saya dengan senang hati memberitahu kamu bahwa pasukan pertahanan udara berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak musuh di bagian tengah Krimea. Berita baiknya, tidak ada korban atau kerusakan yang terjadi akibat kejadian ini. Oleh karena itu, saya mengajak semua orang untuk tetap tenang dan hanya mempercayai informasi resmi yang diberikan," ujar Aksenov melalui kanal Telegram.
Terkait insiden ini, laporan dari Sputnik News menyebutkan bahwa rezim Kiev, yang merupakan pihak berlawanan di wilayah tersebut, baru-baru ini meningkatkan serangan teror di Krimea.
Hari Kamis lalu, sebuah serangan pesawat tak berawak Ukraina menyebabkan tewasnya seorang gadis remaja dan merusak empat bangunan di bagian barat laut Krimea.
Baca Juga; Pemerintah Menegaskan Pentingnya Investasi Pendidikan melalui Beasiswa LPDP
Selain itu, sebelumnya, rezim Kiev juga pernah menggunakan drone maritim permukaan dalam serangan teror terhadap Jembatan Krimea, yang menyebabkan kematian dua orang dewasa dan melukai seorang anak.
Insiden ini menunjukkan eskalasi ketegangan dan konflik yang sedang berlangsung di wilayah Krimea. Masyarakat di daerah tersebut harus tetap waspada terhadap potensi serangan lebih lanjut, sementara pihak berwenang dan pasukan keamanan terus berusaha untuk melindungi dan menjaga keamanan warga.
Perlu adanya keterbukaan dan kepercayaan kepada sumber-sumber informasi resmi untuk memahami situasi secara lebih akurat dan menghindari penyebaran berita yang tidak terverifikasi, sehingga dapat menjaga ketenangan dan keamanan wilayah.
Semoga situasi dapat diselesaikan dengan damai dan tanpa menimbulkan lebih banyak korban jiwa atau kerusakan yang merugikan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Rusia mengklaim berhasil menggagalkan upaya pembunuhan Sergey Aksyonov, kepala Krimea yang diakui oleh Rusia, yang dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Badan Keamanan Federal (FSB) mengeluarkan pernyataan pada hari Senin (3/7) yang menyatakan bahwa mereka telah menangkap seorang warga negara Rusia yang direkrut oleh badan intelijen SBU Ukraina sebagai pembunuh.
FSB menuduh tersangka tersebut telah menjalani pelatihan dalam bahan peledak, pengintaian, dan sabotase di Ukraina. Belum ada tanggapan langsung dari pihak Ukraina terhadap tuduhan Rusia tersebut.
Laporan media Rusia juga menyebutkan bahwa keamanan di Krimea telah ditingkatkan setelah insiden tersebut.
FSB mengumumkan bahwa pemeriksaan keamanan tambahan sedang dilakukan terhadap individu yang ingin menyeberangi jembatan dari wilayah Krasnodar di selatan Rusia ke Krimea.
Tindakan ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih berlanjut, sementara perjuangan untuk mengendalikan Krimea dan wilayah-wilayah lain yang dianeksasi oleh Rusia tetap menjadi isu yang hangat.
Sementara itu, Ukraina mengklaim melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia dan merebut kembali wilayah seluas 37,4 kilometer persegi di front timur dan selatan.
Baca Juga: Pemerintah Italia Mengeluarkan Larangan Penggunaan Nomor Punggung 88 dalam Sepak Bola
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, menyatakan bahwa pasukan Ukraina telah maju menuju Bakhmut, sementara pasukan Rusia menyerang wilayah Lyman, Avdiivka, dan Mariinka di wilayah Donetsk.
Meskipun mengalami kesulitan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa militer Ukraina tetap membuat kemajuan dan berterima kasih kepada mereka yang membela negara.
Konflik antara Rusia dan Ukraina terus memanas, dengan kedua belah pihak bertahan pada posisi dan tuntutannya masing-masing.
Ketegangan di Krimea dan front timur terus menjadi sorotan internasional, dengan upaya diplomatik dan keamanan yang terus dilakukan untuk mencari jalan keluar dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan bagi kedua negara. (*Ibs)
Baca Juga: China Batasi Ekspor Chip untuk Keamanan Nasional saat AS