Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Luhut Binsar Pandjaitan

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa pemerintah akan mengimpor tiga set kereta rel listrik (KRL) baru dari Jepang.

Langkah ini diambil guna memenuhi kebutuhan peremajaan PT Kereta Commuter Indonesia. Luhut menjelaskan bahwa Impor KRL baru ini dilakukan untuk menghindari pelanggaran aturan impor barang bekas yang berumur di atas 20 tahun.

Hal ini sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) serta peraturan di Kementerian Perhubungan.

"KRL tersebut akan diimpor dari Jepang. Tujuan kami adalah untuk menghindari impor barang bekas karena itu melanggar peraturan pemerintah terkait impor barang di atas 20 tahun serta peraturan dari Kementerian Perhubungan," ujar Luhut pada Jumat (23/6/2023).

Selain itu, Luhut menegaskan bahwa penolakan terhadap impor KRL bekas sejalan dengan upaya pemerintah untuk membangun industri dalam negeri.

Dalam konteks ini, pemerintah dengan tegas menolak opsi impor KRL bekas dan lebih memilih untuk mendorong produksi KRL dalam negeri.

Langkah ini sejalan dengan upaya untuk mengembangkan industri perkeretaapian nasional yang sudah mampu dan kompeten dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Luhut menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang mendorong PT KCI (Kereta Commuter Indonesia) untuk melakukan pengaturan alur rangkaian kereta guna mencegah terjadinya kepadatan yang menjadi kekhawatiran banyak pihak.

"Meskipun kemungkinan ada kekurangan, yang terpenting adalah kita mengimpor yang baru, bukan yang bekas. Sebanyak tiga set kereta akan diimpor. Selain itu, kami juga akan menyiapkan penyangga tambahan jika diperlukan. Tidak ada masalah," tambahnya.

Meskipun Luhut tidak mengetahui nilai pasti impor KRL baru tersebut, ia memastikan bahwa pengajuan impor akan segera dilakukan, meskipun estimasi waktu kedatangan rangkaian kereta tersebut tidak akan dalam waktu dekat.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Kritik Parlemen Uni Eropa atas Kebijakan Diskriminatif

"Tidak bisa dilakukan tahun ini. Namun, itu tidak masalah. Hingga saat ini, semuanya berjalan baik. Jadi, kami akan memindahkan kereta dari rute yang tidak terlalu padat ke rute yang lebih padat," ungkapnya. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, telah mencoba integrasi dua moda transportasi yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, yaitu LRT Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)

Pengalaman tersebut dibagikan oleh Luhut melalui akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, pada Kamis (22/6). Luhut dan seluruh jajaran Kementerian/Lembaga terkait serta Gubernur terlibat dalam uji coba tersebut, yang dimulai dari Stasiun LRT Dukuh Atas dengan rute Dukuh Atas-Halim-Padalarang hingga Stasiun KCJB Tegalluar.

Menurut Luhut, kereta berjalan dengan baik dan ia merasakan sensasi kenyamanan serta kecepatan yang luar biasa. Dalam waktu hanya 25 menit, ia berhasil menempuh jarak Halim-Padalarang yang mencapai 125 kilometer.

Selanjutnya, dilanjutkan dengan menggunakan kereta feeder menuju pusat kota Bandung yang memakan waktu 20 menit, sehingga total waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung dengan menggunakan KCJB hanya 45 menit.

Luhut menilai pengalamannya tersebut membuktikan bahwa Kereta Cepat adalah pilihan transportasi yang nyaman dan efisien untuk perjalanan dari Jakarta menuju pusat kota Bandung.

Luhut menjelaskan bahwa saat ini Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai tahap test and commissioning dengan kecepatan 350 km/jam, yang akan menjadi kecepatan operasional nantinya.

Ia menegaskan bahwa Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu dari hanya dua negara di dunia yang memiliki kecepatan transportasi secepat ini, yaitu Tiongkok dan Indonesia.

Untuk menjaga kelancaran proses test and commissioning serta mencapai target peresmian yang direncanakan pada tanggal 18 Agustus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Luhut menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama antara seluruh Kementerian/Lembaga dan instansi terkait.

Terutama dalam hal pengamanan yang akan dilakukan oleh sinergi TNI/Polri, mengingat uji coba KCJB dilakukan dengan kecepatan tinggi dan menggunakan arus listrik tegangan tinggi.

Baca juga: KPK Berkomitmen Tegas dalam Menindak Ekspor Ore Nikel Ilegal ke China dengan Syarat Ada Unsur Korupsi

Luhut mengungkapkan bahwa ia berharap tidak akan ada insiden atau kecelakaan dalam bentuk apa pun, baik selama masa uji coba maupun saat KCJB beroperasi secara penuh. Tujuan utamanya adalah agar Proyek Strategis Nasional ini memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat Indonesia. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Pemerintah Indonesia merencanakan untuk mengalihkan Ekspor minyak sawit dari Eropa ke Afrika sebagai respons terhadap European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR), kebijakan anti deforestasi yang diterapkan oleh Uni Eropa.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan rencana ini dalam sebuah konferensi pers yang membahas peningkatan tata kelola industri sawit di Jakarta.

Luhut menyampaikan pesannya kepada parlemen Uni Eropa bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan untuk secara bertahap mengalihkan ekspor sawit sebanyak 3,3 juta ton ke Afrika agar tidak terjadi perselisihan dengan Uni Eropa.

Uni Eropa sebelumnya telah menerapkan kebijakan European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR) yang mengharuskan setiap eksportir melakukan verifikasi untuk memastikan produk mereka tidak berasal dari daerah yang mengalami penggundulan hutan atau deforestasi.

Jika terjadi pelanggaran, eksportir dapat dikenakan denda hingga 4 persen dari pendapatan yang diperoleh dari Uni Eropa. Minyak sawit beserta produk turunannya, arang, kakao, kopi, kedelai, daging sapi, kayu, karet, kertas, dan kulit merupakan produk ekspor yang menjadi sasaran kebijakan EUDR.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai bahwa aturan semacam itu merugikan Indonesia dan kebijakan EUDR cenderung mengarah pada diskriminasi ekologis.

Selama kunjungan di Uni Eropa, mereka melihat bahwa produk-produk seperti kelapa sawit, kopi, kakao, sapi, karet, dan kayu juga menjadi target diskriminasi melalui EU Deforestation-Free Regulation.

EUDR juga menerapkan skema benchmarking yang mengklasifikasikan negara menjadi tiga tingkatan risiko deforestasi: rendah, standar, dan tinggi.

Baca juga: Kenya Perluas Program Makan Siang Gratis di Sekolah untuk 2,4 Juta Murid Baru

Meskipun kerangka kebijakan EUDR telah dibahas dalam parlemen Eropa sejak lama, baru pada April 2023 kebijakan tersebut diundangkan secara resmi, dan berlaku efektif mulai 16 Mei 2023.

Namun, Uni Eropa memberikan masa transisi selama 18 bulan bagi perusahaan besar untuk mengimplementasikan aturan baru ini, sementara perusahaan kecil mendapatkan fase transisi selama 24 bulan. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa ada proposal investasi senilai US$1,3 miliar yang masuk untuk industri mobil listrik di Indonesia.

Dalam acara groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Luhut dengan antusias melaporkan kabar ini. "Minggu lalu, kami menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi di Indonesia dengan nilai investasi US$1,3 miliar," ujar Luhut seperti dilansir oleh Antara.

Proposal tersebut membawa harapan baru dalam pengembangan kendaraan listrik di tanah air. Luhut juga menyebut bahwa calon investor tersebut membutuhkan suplai tembaga sebagai salah satu bahan baku utama dalam produksi mobil listrik.

Dalam konteks ini, hilirisasi tembaga menjadi prioritas utama dalam pengembangan ekosistem mobil listrik di Indonesia. Dengan memiliki cadangan tembaga yang melimpah dan regulasi yang mewajibkan pembuatan smelter tembaga, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik.

Selain itu, Luhut menekankan pentingnya integrasi strategi hilirisasi dengan bahan baku lain seperti timah, nikel, kobalt, dan bauksit, serta pengembangan baterai lithium dan teknologi lainnya.

Dengan menciptakan ekosistem mobil listrik yang komprehensif, Indonesia akan mampu memproduksi jutaan mobil dan motor listrik, sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Dengan kedatangan proposal investasi ini, Indonesia akan semakin siap untuk menghadapi masa depan kendaraan ramah lingkungan.

Baca juga: Skandal Besar Terkuak: Imigrasi Tolak 150 Permohonan Paspor Terkait Jaringan TPPO, Polisi Tangkap Pelaku Perdagangan Anak di Gorontalo!

Meskipun Luhut tidak memberikan rincian mengenai merek atau tipe mobil listrik yang dimaksud, kehadiran mobil listrik yang sesuai dengan selera konsumen Indonesia dan memiliki harga terjangkau akan memberikan dampak yang positif dalam perekonomian dan lingkungan di tanah air. (*Ibs)