Manchester United
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Emil Forsberg Rayu Anthony Elanga untuk Bergabung dengan RB Leipzig: Potensi Besar yang Cocok dengan Gaya Permainan Die Roten Bullen!.
Bintang RB Leipzig, Emil Forsberg, dengan penuh keyakinan mengungkapkan harapannya agar pemain muda berbakat Anthony Elanga mau melanjutkan karirnya di Jerman.
Forsberg melihat bahwa Elanga memiliki potensi yang sesuai dengan filosofi permainan klub Die Roten Bullen.
"Saya akan mencoba berbicara dengan Oliver. Anthony akan cocok dengan gaya permainan kami. Dia adalah pemain muda yang sangat berkeinginan untuk belajar," tegas Forsberg seperti dilaporkan oleh dari laman Bulinews.
Forsberg juga menambahkan bahwa sudah ada pembicaraan antara dirinya, Anthony Elanga, dan Oliver Mintzlaff, pimpinan RB Leipzig.
Forsberg merasa Elanga memiliki bakat luar biasa dan cocok dengan gaya permainan klub. Selain itu, klub ini memiliki rekam jejak yang baik dalam mengembangkan bakat-bakat muda, yang dapat menjadi peluang besar bagi Elanga.
Namun, sinar Anthony Elanga di Manchester United tampaknya semakin meredup. Setelah mencuri perhatian saat berhasil masuk ke skuat utama pada musim 2021-22 dengan catatan gol dan assist yang mengesankan, penampilannya mulai menurun saat Erik ten Hag menjadi pelatih klub pada musim panas 2023.
Kehadiran Ten Hag telah mengurangi waktu bermain Elanga, yang sebelumnya diharapkan menjadi pemain inti dan bintang masa depan bagi The Red Devils.
Pemain berusia 21 tahun itu harus puas dengan berada di bangku cadangan dan kesulitan mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter.
Selama musim 2022-23, Anthony Elanga tampil dalam 26 pertandingan di berbagai kompetisi. Namun, kontribusinya tidak mencapai level maksimal, hanya berhasil menciptakan dua assist tanpa mencetak gol. (*IBs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Erik ten Hag Terkesan dengan Kemampuan Sofyan Amrabat yang Hebat. Mantan Pelatih Ajax memiliki banyak pilihan, dan salah satunya adalah Sofyan Amrabat. Gelandang Fiorentina telah mengucapkan selamat tinggal kepada La Viola.
Erik ten Hag sudah sejak lama menyatakan bahwa Manchester United membutuhkan banyak pemain baru, dan salah satu posisi yang diinginkan adalah gelandang.
Nordin Amrabat, kakak Sofyan Amrabat, juga mengkonfirmasi bahwa adiknya akan pergi pada musim panas ini. Dia mengungkapkan bahwa Sofyan memiliki pilihan berikutnya antara Spanyol dan Inggris.
Nordin yakin bahwa Erik ten Hag tidak akan melewatkan kesempatan ini, terutama karena pelatih Manchester United sudah lama mengagumi kemampuan Sofyan Amrabat yang menjadi andalan timnas Maroko.
"Adik saya sekarang memiliki niat untuk bermain di level atas. Saya kira dia lebih suka datang ke Spanyol atau Inggris," ujar Nordin Amrabat kepada ESPN.
"Saya tahu Ten Hag terkesan dengan Sofyan. Dia sudah lama mengenal Sofyan sejak di Belanda dan mereka memiliki hubungan yang baik. Jadi, siapa tahu," tambahnya.
Meskipun begitu, Erik ten Hag tetap memberi prioritas pada striker. Nordin Amrabat menyadari bahwa gelandang bukan prioritas utama bagi Manchester United dalam bursa transfer kali ini, mengingat mereka telah memiliki Casemiro, Bruno Fernandes, Christian Eriksen, Fred, dan Scott McTominay.
"Pastinya Ten Hag sedang mencari striker. Itu adalah prioritasnya, dia menginginkan itu lebih dulu," lanjut Nordin Amrabat.
"Tapi setelah mereka berhasil mendapatkan striker, dia akan melihat apa yang mungkin terjadi selanjutnya," tutup mantan pelatih Ajax Amsterdam. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Erik ten Hag, pelatih Manchester United, mengakui kekalahan timnya dari Manchester City dalam final Piala FA dengan skor 1-2 (3/6/23), tetapi tetap merasa bangga dengan permainan yang ditunjukkan oleh timnya.
Dalam pernyataannya kepada laman resmi klub, Ten Hag memberikan ucapan selamat kepada City atas kemenangan mereka, sambil menyatakan keyakinannya bahwa Man United mungkin satu-satunya tim yang mampu melawan balik terhadap Man City.
Menurut Ten Hag, pertandingan tersebut menunjukkan kekompetitifan timnya dan kualitas organisasi yang baik. Dia juga menekankan betapa sulitnya untuk melawan tim terbaik seperti City, tetapi dia bangga melihat reaksi timnya setelah tertinggal satu gol dengan cepat.
Menurutnya, mentalitas dan karakter tim Man United luar biasa, karena mereka tetap tenang dan mampu bangkit.
Ten Hag menyadari bahwa timnya masih memiliki ruang untuk peningkatan dalam penguasaan bola, namun dia menekankan bahwa langkah selanjutnya adalah memperbaiki hal tersebut.
Meskipun demikian, dia tidak menganggap pertandingan tersebut sebagai hari untuk menerima kritik, melainkan sebagai penampilan yang hebat dan musim yang fantastis bagi Man United.
Dia juga mengapresiasi upaya timnya dalam menciptakan peluang untuk menyamakan kedudukan.
Selain itu, Erik ten Hag juga menyatakan keyakinannya bahwa timnya berada di jalur yang benar. Menyelesaikan musim dengan finis di posisi ketiga Premier League, mencapai perempat final Liga Europa, final Piala FA, dan menjadi juara Carabao Cup, menjadi bukti bahwa Man United sedang menuju arah yang benar.
Ten Hag memiliki rencana untuk terus meningkatkan klub dan tim tersebut, dan dia telah berkomunikasi dengan klub mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca juga: Kepergian Cristiano Ronaldo menjadi Kunci Peningkatan Performa Marcus Rashford
Dia juga menyadari bahwa masih ada aspek-aspek dalam permainan yang perlu ditingkatkan agar timnya dapat melangkah lebih jauh dan meraih trofi.
Dengan pencapaian yang telah diraih dan keyakinan Erik ten Hag dalam pengembangan timnya, Man United memiliki harapan besar untuk bersaing di level tertinggi di musim-musim mendatang.
Pelatih asal Belanda ini berkomitmen untuk bekerja sama dengan staf dan pemainnya guna mencapai hasil yang lebih baik dalam waktu yang akan datang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Performa Manchester United dalam pertandingan final Piala FA 2022-2023 mungkin tidak membuahkan gelar juara, namun pelatih mereka, Erik Ten Hag, tetap merasa bangga dengan usaha yang telah dilakukan oleh para pemainnya.
Ten Hag memberikan penghormatan kepada para pemain yang mampu memberikan perlawanan sengit kepada Manchester City dalam pertandingan final tersebut.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Wembley, Inggris, pada Sabtu (3/6/2023) malam waktu Indonesia, Manchester United mengalami kekalahan dengan skor 1-2 dari tim tetangganya, Manchester City.
Tim Setan Merah ini harus menghadapi ketertinggalan sejak menit pertama ketika Ilkay Gundogan mencetak gol. Meski begitu, mereka tidak menyerah begitu saja dan berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti Bruno Fernandes pada menit ke-33.
Sayangnya, keberhasilan tersebut tidak berlangsung lama karena Manchester City berhasil mencetak gol kemenangan pada menit ke-51.
Meskipun kekalahan ini menghalangi Manchester United untuk meraih gelar double winners musim ini, Erik Ten Hag tetap memuji perjuangan dan semangat yang ditunjukkan oleh Marcus Rashford dan rekan-rekannya dalam pertandingan tersebut.
"Kami merasa hancur dan tentu saja kecewa, tetapi saya harus mengatakan bahwa saya sangat bangga dengan tim saya. Kami tampil sangat baik, meskipun kami kebobolan dua gol yang seharusnya bisa dihindari. Ketika Anda bermain melawan City dan hampir tidak kebobolan dalam permainan terbuka, itu adalah penghargaan yang besar bagi tim. Namun, jika Anda kebobolan gol seperti itu, itu tentu mengecewakan," ungkap Ten Hag seperti yang dilansir oleh BBC Internasional pada Minggu (4/6/2023).
Selain itu, pelatih Manchester United ini juga menyoroti karakter tangguh yang ditunjukkan oleh timnya dalam pertandingan tersebut.
Ten Hag berharap agar karakteristik tersebut dapat dipertahankan dan digunakan sebagai modal untuk musim depan. "Tim ini telah menunjukkan ketangguhan, karakter, dan kepribadian.
Baca juga: Bruno Fernandes Ungkap Rencana Membangun Sesuatu yang Istimewa di Manchester United di Bawah Ten Hag
Kami tahu bahwa kami memiliki perjalanan yang harus dijalani, tetapi ini akan membuat kami menjadi lebih baik. Ini adalah ujian bagi kami, meskipun kami tidak berhasil, tetapi kami dapat mengambil banyak hal positif untuk musim depan," tambahnya.
Dengan semangat dan semangat juang yang telah ditunjukkan oleh Manchester United dalam Piala FA musim ini, penggemar tim dan Erik ten Hag berharap bahwa keberhasilan dan prestasi akan terus diraih oleh tim ini di masa depan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Manchester City mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1 dalam final Piala FA, mendekati pencapaian treble musim ini berkat kontribusi Ilkay Guendogan.
Pertandingan di Wembley dimulai dengan sangat cepat, ketika Guendogan mencetak gol pada detik ke-14 setelah menerima umpan dari Kevin De Bruyne. Gol tersebut membuat City tampak akan menguasai pertandingan dengan mudah.
Meskipun tertinggal dalam waktu singkat, Manchester United tidak panik dan perlahan tapi pasti berhasil mengimbangi permainan City.
Mereka berhasil menyamakan skor melalui tendangan penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Bruno Fernandes pada menit ke-33 setelah Jack Grealish dianggap menyentuh bola dengan tangannya.
Setelah turun minum, Manchester City kembali menggebrak dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mencetak gol kedua.
Pada menit ke-55, Guendogan mencatatkan namanya lagi di papan skor dengan tendangan voli yang indah ke sudut kiri gawang. Keunggulan ini semakin memperkuat dominasi City dalam pertandingan.
Meskipun Manchester United berusaha keras di masa injury time untuk mencetak gol penyama, pertahanan City yang tangguh yang dipimpin oleh Raphael Varane dan Scott McTominay mampu mencegah mereka.
Akhirnya, pertandingan berakhir dengan skor 2-1 dan Manchester City keluar sebagai juara Piala FA musim ini.
Baca juga: Inter Milan Menang Tipis Melawan Torino dan Siap Melaju ke Final Liga Champions!
Kemenangan ini semakin memperkuat ambisi Manchester City untuk meraih treble musim ini. Satu pertandingan terakhir yang tinggal dihadapi adalah final Liga Champions melawan Inter Milan di Istanbul.
Jika mereka berhasil memenangkan pertandingan tersebut, maka City akan mencatat sejarah sebagai tim yang meraih treble winner, mengukuhkan dominasi mereka di dunia sepak bola. (*Ibs)
Bruno Fernandes Ungkap Rencana Membangun Sesuatu yang Istimewa di Manchester United di Bawah Ten Hag
Pewarta Nusantara - Bruno Fernandes, salah satu pemain Manchester United, merasa yakin bahwa timnya sedang membangun sesuatu yang istimewa di bawah kepemimpinan Erik ten Hag.
Meskipun mengalami kekalahan dalam final Piala FA, Bruno tetap optimis bahwa United akan tetap percaya diri dan menghadapi musim depan dengan semangat baru.
"Dalam proses membangun tim, ini sangat penting bagi kami. Kami sedang membangun sesuatu yang kami lihat memiliki potensi untuk menjadi luar biasa di masa depan," ujar Bruno seperti yang dilansir oleh Planet Sports.
"Meskipun kami mengalami kekalahan dalam final Piala FA, itu memberikan kami keyakinan bahwa kami dapat meraih tujuan yang lebih besar di musim mendatang."
Bruno juga berbagi pandangannya tentang gaya melatih Ten Hag. Ia menjelaskan bahwa Ten Hag selalu menuntut yang tinggi, yang merupakan hal yang positif.
"Sejak awal musim, dia telah menetapkan standar yang tinggi. Dia ingin menang. Dia ingin kami berada di posisi untuk memenangkan segalanya," kata Bruno.
"Dia tidak menyembunyikan ambisinya dan dengan jelas menyampaikan pesan kepada para pemain bahwa kami harus berada dalam performa terbaik kami untuk bermain di bawah kepemimpinannya dan menjadi bagian dari klub ini."
Menurut Bruno, Ten Hag telah mengubah mentalitas setiap orang dalam tim, mengajarkan mereka untuk tidak mengambil situasi dengan santai atau menganggap bahwa tempat mereka di tim ini sudah pasti.
"Dia telah mengubah pandangan semua orang, bahwa di klub besar ini, kita tidak boleh merasa puas dan santai," tambah Bruno.
Dengan tuntutan tinggi yang diajukan oleh Ten Hag, Bruno dan rekan-rekannya merasa terpacu untuk terus berusaha dan membuktikan bahwa mereka pantas berada di klub ini.
Meskipun masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki, Bruno percaya bahwa dengan belajar dari pengalaman musim ini, mereka akan menjadi lebih baik di musim mendatang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Manchester United diharapkan untuk melakukan rekrutmen besar-besaran pemain top di musim panas oleh gelandang mereka, Casemiro.
Meskipun klub tersebut menghabiskan £208 juta untuk merekrut pemain pada musim panas tahun lalu, mereka masih tertinggal 14 poin dari pemuncak klasemen Premier League, Manchester City.
Casemiro meyakini bahwa dengan merekrut pemain-pemain berkualitas, timnya akan mampu bersaing dengan baik di musim depan.
Ia berpendapat bahwa klub perlu berinvestasi secara besar-besaran untuk membawa pemain-pemain top ke skuat mereka.
"Pemain-pemain kelas atas selalu disambut dengan baik," ujar Casemiro seperti dilansir dari Mirror.
"Kami selalu menginginkan pemain berkualitas, dan semakin banyak opsi yang dimiliki klub, semakin penting untuk memiliki kualitas yang maksimal dalam skuat. Namun, kami sebagai pemain sadar bahwa ada orang yang memiliki pengetahuan untuk mengambil keputusan ini."
Casemiro menunjukkan kepercayaan penuh kepada direktur klub, John Murtough, yang sebelumnya telah merekrutnya dan membawanya ke Manchester United.
Ia juga memberikan apresiasi kepada staf dan manajer klub. Meskipun para pemain memiliki pendapat dan harapan, keputusan akhir tetap berada di tangan klub.
Meski begitu, Casemiro tetap menyadari bahwa semakin banyak pemain top yang ada di skuat, semakin baik. Persaingan internal yang sehat akan mendorong para pemain untuk tampil lebih baik, dan itu akan berdampak positif pada akhir musim.
Baca juga: Derbi Manchester di Final Piala FA: Dua Raksasa Kota Bersaing Memperebutkan Gelar Juara
Saat ini, Manchester United telah mencapai posisi tiga besar di Premier League, menjadi juara Carabao Cup, dan menelan kekalahan di final Piala FA melawan Manchester City pada tanggal 3 Juni 2023.
Casemiro percaya bahwa timnya sedang berada di jalur yang benar, dengan pertumbuhan dan pemahaman yang baik terhadap mentalitas pelatih dan cara bermain yang diinginkan.
"Kami terus tumbuh sebagai sebuah tim. Kami memahami ide dan filosofi pelatih, dan kami harus terus melangkah maju, tumbuh, dan berkembang secara bertahap," ungkap Casemiro. (*ibs)
Pewarta Nusantara - Derbi Manchester di Piala FA memiliki beberapa fakta menarik yang perlu diperhatikan. Pertama, ini adalah pertemuan pertama antara Manchester City dan Manchester United dalam final Piala FA, sebuah momen bersejarah bagi kedua klub.
Mereka sebenarnya sudah tidak asing satu sama lain karena sebelumnya mereka sudah bertemu sebanyak 8 kali di ajang ini. Namun, final kali ini memiliki makna yang lebih besar karena akan menentukan siapa yang akan menjadi juara.
Tidak mengherankan jika final Piala FA musim 2022-23 yang akan diadakan di Stadion Wembley pada Sabtu (3/6/2023) sangat dinantikan.
Pertandingan ini akan menjadi Derbi Manchester yang memperebutkan gelar juara, dan diperkirakan akan memberikan pertandingan yang seru dan sengit antara kedua tim.
Keberhasilan Manchester City dalam mencapai final ini menambah gairah pertandingan, karena mereka berhasil mengalahkan tim-tim tangguh sepanjang kompetisi.
Salah satu fakta menarik lainnya adalah pertemuan perdana antara Manchester City dan Manchester United di Piala FA terjadi pada 3 Oktober 1891 di Stadion North Road.
Pada pertandingan itu, Manchester United berhasil mengungguli Manchester City dengan skor telak 5-1. Namun, yang membuat pertandingan tersebut semakin menarik adalah penampilan brilian dari kiper Manchester United, John Slater, yang berhasil mementahkan eksekusi penalti pemain Manchester City, Davies, pada menit ke-33.
Ini menunjukkan bagaimana rivalitas antara kedua klub sudah ada sejak lama, dan pertandingan di masa kini diharapkan bisa menyamai intensitas dan drama dari pertemuan sejarah mereka.
Derbi Manchester pada final Piala FA 2022-23 bukan pertemuan pertama kedua klub di Stadion Wembley. Pada semifinal musim 2010-11, Manchester City berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor 1-0 berkat gol dari Yaya Toure.
Menariknya, dalam setiap pertemuan antara kedua klub di tempat netral, Manchester City selalu keluar sebagai pemenang. Pada semifinal musim 1925-26, The Cityzens bahkan mencetak kemenangan telak 3-0 di Stadion Bramall Lane.
Fakta ini menambahkan kekaguman terhadap performa Manchester City di Piala FA dan memperkuat ekspektasi bahwa pertandingan final ini akan menjadi seru dan kompetitif.
Fakta menarik lainnya adalah dalam 3 edisi terakhir Derbi Manchester di Piala FA, selalu terdapat pemain yang diusir wasit. Pada babak 16 besar musim 2003-04, Gary Neville mendapatkan kartu merah setelah pertandingan berjalan selama 39 menit.
Paul Scholes juga mengikuti jejaknya pada semifinal musim 2010-11, di mana dia diberikan kartu merah pada menit ke-72. Tidak hanya itu, pada Babak III musim berikutnya, Vincent Kompany dari Manchester City juga harus meninggalkan lapangan setelah mendapatkan kartu merah pada menit ke-12.
Hal ini menunjukkan betapa sengit dan penuh gairah pertandingan antara kedua klub ini, serta memperlihatkan tekanan yang ada dalam pertandingan dengan nilai yang begitu besar.
Old Trafford, Sang Neraka Bagi Man. City
Dalam sejarahnya, Man. City selalu mengalami kekalahan setiap kali bertandang ke Stadion Old Trafford dalam pertandingan Derbi Manchester di ajang Piala FA. Terdapat empat kesempatan di mana mereka harus mengakui keunggulan lawan.
Pertama kali terjadi pada musim 1969-1970, diikuti oleh pertemuan pada musim 1986-1987, 1995-1996, dan terakhir pada musim 2003-2004.
Selama empat kesempatan tersebut, Man. City tidak hanya menderita kekalahan, tetapi juga gagal mencetak satu pun gol saat bermain di markas Man. United.
Selain itu, fakta menarik lainnya adalah durasi pertandingan. Dalam delapan edisi sebelumnya Derbi Manchester di Piala FA, tidak ada satu pun pertandingan yang harus berlanjut hingga perpanjangan waktu, apalagi mencapai adu penalti.
Melihat deretan fakta menarik ini, sangat menarik untuk menantikan apakah fakta-fakta tersebut akan terulang dalam pertandingan Man. City melawan Man. United di Stadion Wembley nanti. Semua akan terungkap di lapangan hijau. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, telah mengumumkan bahwa dia akan memainkan kiper kedua, Stefan Ortega, dalam laga final Piala FA melawan Manchester United.
Pep menjelaskan bahwa ini adalah sebuah tradisi yang dia lakukan sejak melatih Barcelona dan Bayern Munich. Meskipun ini adalah pertandingan penting bagi City untuk meraih treble, Guardiola memutuskan untuk memberi kesempatan kepada Ortega yang selalu bermain di kompetisi Piala FA.
Seperti dilansir dari laman resmi klub, Guardiola berkata, "Dia (Stefan Ortega) akan bermain. Saya selalu melakukan ini di Piala FA, baik di Barcelona (Copa del Rey) maupun Bayern (DFB Pokal). Kiper yang bermain di Piala FA akan bermain."
Guardiola juga menekankan bahwa Manchester United saat ini berbeda dari tim yang mereka lawan di awal musim ketika City berhasil mengalahkan mereka dengan skor 6-3.
Menurutnya, United telah mengalami peningkatan performa dalam beberapa bulan terakhir. Guardiola mengatakan, "Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan Manchester United dalam empat, lima, enam bulan terakhir? Itu adalah tim yang berbeda dengan yang kami hadapi di awal musim ketika kami mengalahkan mereka. Mereka jauh lebih baik ketika kami bermain di sana (Old Trafford) dan kalah (1-2), tetapi saya pikir kami bermain bagus."
Guardiola juga memberi penghargaan pada kualitas pemain United dan menyebut bahwa mereka selalu menjadi lawan yang tangguh.
Meskipun City telah mencapai tingkat permainan yang baik sepanjang musim ini, Guardiola menyadari bahwa final adalah pertandingan yang berbeda.
Dia menekankan bahwa tidak penting apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, yang terpenting adalah tampil maksimal dalam pertandingan tersebut.
Guardiola menyatakan, "Ini bukan apa yang telah Anda lakukan di masa lalu. Ini tentang seberapa baik Anda atau seberapa tidak baik Anda.
Ini tentang bagaimana Anda tampil secara individu, sebagai tim, dan semua detail selama 90, 95 menit ini. Final adalah itu. Kami harus menjadi versi terbaik dari diri kami sendiri untuk mengalahkan mereka."
Baca juga: Cedera Ringan Menghantui Manchester City Jelang Final Piala FA
Dengan keputusan Guardiola untuk memainkan kiper kedua dan pendekatan yang hati-hati dalam menghadapi United, final Piala FA ini diharapkan akan menjadi pertandingan yang menarik.
Kehadiran Stefan Ortega di bawah mistar gawang akan menjadi tantangan baru bagi United, sementara City akan berusaha tampil sebaik mungkin untuk meraih trofi dan mencatatkan sejarah dengan meraih treble.
Pada akhirnya, pertandingan akan menjadi bukti sejauh mana Guardiola dan timnya berhasil mengatasi tantangan dari rival sekota mereka. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Fred meminta lebih banyak menit bermain kepada pelatih Manchester United, Erik ten Hag. Dalam ulasan kami, kami memberikan tinjauan lengkap mengenai hal ini.
Fred, pemain timnas Brasil, telah tampil sebanyak 55 kali dalam semua kompetisi, namun hanya 22 kali menjadi starter. Ia merasa tidak puas dengan lamanya waktu bermainnya.
Fred, gelandang Manchester United, mengakui bahwa klub ini mengalami musim yang cukup positif. Namun, ia tetap tidak puas dengan menit bermain yang ia dapatkan.
Menurut Pewarta Nusantara yang mengutip FourFourTwo, Fred menyatakan, "Dalam hal penampilan saya sendiri, saya percaya bahwa saya telah bermain dengan baik, meskipun saya berharap bisa mendapatkan lebih banyak menit bermain di lapangan. Setiap kali saya berada di lapangan, saya berusaha memberikan kontribusi yang diharapkan dari saya demi keberhasilan tim."
Pernyataan Fred ini mengundang spekulasi tentang kemungkinan kepindahannya pada musim panas mendatang, terutama jika Manchester United berhasil mendatangkan Mason Mount yang akan mengurangi waktu bermainnya. Fulham disebut-sebut tertarik untuk mendatangkan Fred.
Musim ini, prestasi Manchester United bisa dikatakan positif. Mereka berhasil finis di posisi tiga besar Premier League, meraih gelar Carabao Cup, dan berhasil melaju ke final Piala FA.
Meskipun begitu, Fred mengungkapkan bahwa dirinya tidak sepenuhnya puas dengan menit bermain yang didapatkan.
Dalam pandangannya, Fred menyebut musim ini sebagai musim yang positif bagi klubnya. Meskipun performa tim sudah bagus, Fred mengatakan bahwa sebagai seorang pemain, mereka selalu bermimpi besar dan berharap untuk memenangkan trofi-trofi penting.
Dia menyadari bahwa musim sebelumnya tidak sesuai dengan harapan, namun musim ini jauh lebih baik dengan meraih gelar Piala Liga, mencapai final Piala FA, dan berjuang untuk masuk empat besar di Premier League.
Fred juga menyadari bahwa tim mereka memiliki potensi untuk melangkah lebih jauh di Liga Europa, namun secara keseluruhan, dia merasa senang dengan musim ini.
Fred menganggap trofi pertamanya di klub sebagai tanda bahwa tim mereka sedang berada di jalur yang benar setelah melewati beberapa tahun masa rekonstruksi. (*Ibs)