Massimiliano Allegri
Pewarta Nusantara, Surabaya - Menurut laporan La Gazzetta dello Sport, Arab Saudi siap menghadirkan Massimiliano Allegri sebagai pelatih dengan gaji tertinggi di dunia sepak bola.
Allegri ditawarkan gaji yang mencapai 30 juta euro per tahun, jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan gaji yang diterimanya saat melatih Juventus. Di Juventus, Allegri dilaporkan mendapatkan gaji sebesar 7 juta euro ditambah bonus 2 juta euro.
Arab Saudi perlu melakukan upaya ekstra untuk meyakinkan Allegri. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Allegri masih terikat kontrak dengan Juventus hingga akhir musim 2024-2025.
Selain itu, Allegri dikabarkan masih belum memberikan respons terkait proposal dari Arab Saudi. Saat ini, Allegri sedang berlibur bersama keluarganya dan ingin fokus mempersiapkan skuat Juventus untuk musim depan.
Meskipun musim 2023-2024 tidak berjalan lancar bagi Allegri dan Juventus, dengan berbagai masalah di luar lapangan dan kegagalan dalam meraih tiket kompetisi Eropa, manajemen klub masih mempercayai Allegri.
Maurizio Scanavino, CEO Juventus, menegaskan bahwa masa depan Allegri tidak pernah menjadi topik pembicaraan mereka. Mereka telah mencapai kesepakatan dengan Allegri mengenai berbagai skenario di masa depan, dan diskusi antara mereka semakin intens dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Christopher Nkunku Merasa Tidak Mengenal London, Tetapi Senang Bertemu Kompatriot di Chelsea
Keputusan Allegri untuk menerima atau menolak tawaran dari Arab Saudi masih menjadi tanda tanya. Namun, hubungan yang baik antara Allegri dan manajemen Juventus memberikan indikasi bahwa klub masih memandangnya sebagai sosok yang diandalkan dalam membangun tim untuk musim mendatang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Juventus telah menghadapi berbagai masalah musim ini, dan Claudio Marchisio, mantan pemain legendaris klub tersebut, berpendapat bahwa salah satu faktor utama adalah pelatih mereka, Massimiliano Allegri.
Menurut Marchisio, Allegri gagal memaksimalkan potensi para pemain Juventus, yang berakibat pada posisi mereka yang terpuruk di peringkat ketujuh dalam liga domestik dan gagal mencapai babak 16 besar Liga Champions musim 2022-2023.
Marchisio menyatakan pandangannya kepada Sky Sport Italia, mengungkapkan bahwa keputusan untuk memecat Allegri seharusnya diambil sebelum Piala Dunia 2022, sehingga klub memiliki waktu untuk membangun kembali skuat mereka.
Marchisio juga berpendapat bahwa Juventus membutuhkan seorang pelatih yang menuntut tinggi dan memiliki visi misi bermain yang jelas, terutama dalam hal determinasi di lapangan.
Menurutnya, Antonio Conte adalah sosok yang tepat untuk mengemban peran tersebut. Marchisio merasa beruntung memiliki pengalaman bekerja dengan Conte di masa lalunya, dan ia mengakui kemampuan Conte dalam mengkomunikasikan determinasinya kepada tim.
Menurut Marchisio, inilah yang Juventus butuhkan saat ini. Dengan banyaknya pemain berpengalaman yang telah pergi dan keinginan banyak pemain muda untuk membuktikan diri, klub membutuhkan kekuatan dan stabilitas dalam tim mereka.
Pendapat Marchisio ini menyoroti keprihatinan yang ada di dalam dan di sekitar klub Juventus. Meskipun Allegri telah mencapai kesuksesan besar bersama klub ini sebelumnya, hasil buruk musim ini telah memunculkan pertanyaan tentang masa depannya.
Para penggemar dan pengamat sepak bola mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap penampilan tim, terutama di kompetisi Eropa.
Oleh karena itu, keputusan untuk memecat Allegri menjadi perdebatan panjang di kalangan para penggemar dan pakar sepak bola.
Meskipun pandangan Marchisio terlambat untuk diimplementasikan, ia mempertegas pentingnya mengambil langkah yang tepat dalam mengelola tim sebelum masalah semakin memburuk. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Filippo Inzaghi, mantan striker AC Milan, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pelatih Massimiliano Allegri yang memaksa dirinya untuk pensiun lebih cepat.
Meskipun pada saat itu Inzaghi masih mampu tampil dan manajemen klub ingin mempertahankannya, namun Allegri menolak memberikan kesempatan tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul "The Right Moment", Inzaghi menjelaskan bagaimana ia sudah mencapai kesepakatan dengan Milan untuk memperpanjang kontraknya selama satu tahun pada musim semi 2012.
Ia merasa bisa menjadi penghubung penting di ruang ganti setelah kehilangan beberapa pemain kunci seperti Paolo Maldini, Andrea Pirlo, Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, dan Clarence Seedorf.
Namun, harapan Inzaghi pupus ketika Allegri menolak gagasan tersebut dengan tegas. Meskipun manajemen klub, termasuk wakil presiden Adriano Galliani, mendukung ide tersebut, Allegri dengan tegas menolak kehadiran Inzaghi di ruang ganti.
Keputusan itu menjadi pukulan telak bagi Inzaghi yang telah memberikan banyak kontribusi, termasuk meraih dua trofi Liga Champions, bagi AC Milan.
Kisah kelam Inzaghi ini menggambarkan betapa sulitnya bagi seorang pemain yang masih memiliki semangat dan kualitas untuk bermain, namun harus menghadapi keputusan pelatih yang berdampak langsung pada akhir karier mereka.
Bagi Inzaghi, hal tersebut masih menjadi luka yang terasa hingga saat ini. Inzaghi, yang saat itu berusia 38 tahun, masih merasa memiliki potensi untuk terus bermain dan memberikan kontribusi bagi AC Milan.
Perannya sebagai penghubung penting di ruang ganti menjadi penting setelah klub kehilangan sejumlah pemain berpengaruh. Namun, keputusan Allegri untuk tidak memperpanjang kontraknya secara tidak langsung mengakhiri karier cemerlang Inzaghi dengan pukulan telak.
Pada masa-masa terakhirnya sebagai pemain, Inzaghi merasakan kekecewaan yang mendalam. Ia tidak hanya kehilangan kesempatan untuk terus bermain di level tertinggi, tetapi juga merasa dikhianati oleh seseorang yang seharusnya menjadi rekan dan pendukungnya.
Sikap Allegri yang tegas dalam menolak Inzaghi membuktikan bahwa kadang-kadang keputusan seorang pelatih bisa memiliki dampak yang menghancurkan bagi karier seorang pemain.
Meskipun Inzaghi kemudian beralih ke karier kepelatihan dan menjadi sukses dalam peran tersebut, kenangan pahit tersebut masih membekas dalam dirinya.
Keputusan Allegri tersebut telah mengakhiri masa-masa gemilang Inzaghi sebagai seorang pemain, meninggalkan bekas yang sulit untuk dilupakan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Jakarta - CEO Juventus, Maurizio Scanavino, memberikan jaminan bahwa Massimiliano Allegri akan tetap menjadi pelatih kepala klub pada musim 2023-24.
Meskipun ada tuntutan dari para suporter untuk mengganti pelatih, Scanavino mengatakan bahwa masa depan Allegri tidak pernah menjadi topik pembicaraan dalam diskusi mereka.
Mereka telah mencapai kesepakatan mengenai berbagai skenario di masa depan.
Scanavino menjelaskan bahwa mereka sering berdiskusi dengan Allegri, dan hubungan mereka semakin baik dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun ia menyadari tuntutan para suporter untuk mengganti Allegri, Scanavino memilih untuk tidak menghiraukannya dan tetap percaya pada kualitas Allegri.
Menurut Scanavino, saat ini mencari pelatih baru bukanlah prioritas utama Juventus. Mereka menganggap ada permasalahan lain yang lebih penting yang perlu diselesaikan, seperti masalah hukum dan keuangan.
Mereka ingin fokus pada perbaikan aspek-aspek tersebut dan berkomitmen untuk mengembalikan Juventus menjadi tim yang kompetitif di semua aspek. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Juventus telah melewati dua musim yang pahit tanpa meraih trofi, namun pelatih mereka, Massimiliano Allegri, tetap menjaga semangat yang tinggi.
Allegri, yang kembali ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada tahun 2021 menggantikan Andrea Pirlo yang gagal meraih Scudetto, mengungkapkan kepuasannya terhadap kinerja tim selama dua musim tersebut, meskipun tidak berhasil mengamankan gelar juara.
Meskipun demikian, Allegri menunjukkan niatnya untuk tetap bertahan di klub. "Saya kembali dengan semangat yang tinggi, kami telah mencapai hal-hal positif dalam dua tahun terakhir, meskipun tanpa meraih trofi," ujar Allegri seperti yang dilansir dari Football Italia.
Ia juga menyoroti partisipasi pemain-pemain muda dalam tim, yang dianggapnya sebagai langkah baik bagi klub dan sepak bola Italia secara keseluruhan.
Allegri memuji kontribusi dari pemain muda seperti Fagioli, Miretti, dan Gatti, serta menyebutkan pemain-pemain berbakat lainnya seperti Iling-Jr dan Soule yang lahir pada tahun 2003.
Allegri menyadari bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk membawa Juventus ke tingkat yang lebih baik.
Walau Allegri memiliki kontrak hingga tahun 2025, terdapat rumor yang mengaitkannya dengan kemungkinan pemecatan oleh Juventus pada akhir musim ini.
Namun, Allegri memberikan indikasi bahwa ia masih akan melatih Juventus pada musim depan dalam pernyataannya menjelang pertandingan terakhir Serie A melawan Udinese.
"Setiap akhir musim, kami melakukan evaluasi. Kesalahan selalu ada, itu bagian dari pekerjaan ini. Kami mengalami beberapa cedera, tetapi kami masih bisa melakukan lebih banyak lagi. Musim depan, kami akan berusaha untuk berkembang," ungkapnya.
Baca juga: Napoli Menggoda, Fiorentina Teguh Memegang Italiano: Era Baru Fiorentina Dalam Ancaman!
Allegri juga menyebutkan bahwa tim akan merencanakan langkah-langkah selanjutnya setelah mengetahui apakah mereka akan berkompetisi di turnamen Eropa atau Conference League.
Meskipun demikian, Allegri menegaskan bahwa mereka akan kembali bekerja pada tanggal 10 Juli sebagai persiapan untuk musim mendatang. (*Ibs)