Mobil Listrik
Pewarta Nusantara - Arab Saudi telah menjalin kemitraan yang semakin erat dengan China dalam upaya mereka untuk memproduksi mobil listrik (EV).
Negara tersebut telah menandatangani kesepakatan senilai $5,6 miliar dengan perusahaan China dalam bidang pengembangan dan manufaktur Mobil Listrik.
Kesepakatan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Arab Saudi dan China.
Arab Saudi telah menandatangani nota kesepahaman dengan Human Horizons, sebuah produsen mobil listrik dan kendaraan self-driving.
Sebagai bagian dari nota kesepahaman ini, investasi senilai $10 miliar telah ditandatangani, di mana penjualan kendaraan akan berkontribusi lebih dari setengah dari jumlah investasi tersebut.
Konferensi Bisnis Arab-China ke-10 yang baru saja berlangsung bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara, dengan fokus pada Belt and Road Initiative.
Meskipun hubungan antara Arab Saudi dan China sebagian besar terkait dengan energi, terutama sebagai pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi telah memprioritaskan diversifikasi ekonomi melalui rencana Visi 2030.
Salah satu langkah dalam rencana tersebut adalah peningkatan investasi di sektor non-minyak, termasuk sektor mobil listrik.
Human Horizons, yang merupakan produsen mobil listrik mewah di China, juga memiliki rencana untuk memasuki pasar Eropa tahun ini, menunjukkan upaya ekspansi mereka ke wilayah lain di dunia.
Selain kesepakatan senilai $5,6 miliar dalam produksi mobil listrik, Arab Saudi juga mengumumkan kesepakatan bernilai miliaran dolar di sektor lain seperti teknologi, energi terbarukan, pertanian, real estat, logam, pariwisata, dan perawatan kesehatan.
Ini mencakup pembangunan pabrik besi senilai $533 juta dan kerja sama penambangan tembaga senilai $500 juta. Dalam konferensi tersebut, Menteri Energi Arab Saudi menyatakan bahwa lebih banyak kesepakatan energi dapat diharapkan di masa depan.
Meskipun hubungan yang berkembang antara Arab Saudi dan China menuai kritik dari Barat, pejabat Saudi menekankan bahwa mereka akan memprioritaskan kepentingan bisnis dalam menjalin kemitraan ini.
Dalam konferensi tersebut, Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyambut baik perkembangan hubungan antara China dan dunia Arab, dan menggarisbawahi manfaat yang dapat diperoleh oleh kedua belah pihak melalui kerjasama yang erat.
Konferensi Bisnis Arab-China ini diadakan setelah kunjungan Presiden China ke Arab Saudi pada bulan Desember, yang menghasilkan penandatanganan perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif.
China juga telah meningkatkan kehadiran diplomatiknya di kawasan tersebut, terutama dengan memfasilitasi perjanjian penting antara Iran dan Arab Saudi yang memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut setelah keretakan selama tujuh tahun.
Dalam rangka mewujudkan Visi 2030 dan meningkatkan kemitraan bilateral, kerjasama dalam produksi mobil listrik antara Arab Saudi dan China merupakan langkah yang signifikan.
Dengan upaya diversifikasi ekonomi dan peningkatan investasi di sektor non-minyak, Arab Saudi berharap dapat menciptakan kesempatan baru dan mengurangi ketergantungan pada sektor minyak.
Sementara itu, China melihat peluang untuk memperluas pasar mereka di wilayah Timur Tengah melalui kemitraan ini. (*IBs)