Pakistan
Pewarta Nusantara, Internasional - Insiden bom bunuh diri di Pakistan mengguncang kota Peshawar, wilayah barat laut Pakistan, ketika truk yang mengangkut pasukan paramiliter menjadi target serangan.
Dua orang tewas, termasuk pelaku bom bunuh diri itu sendiri, dan sedikitnya tujuh orang terluka dalam ledakan yang terjadi di jalan ramai di daerah Hayatabad, dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Tehreek-e-Jihad Pakistan, kelompok bersenjata yang baru saja didirikan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dalam serangan serupa sebelumnya, kelompok yang sama menyerang pangkalan militer di provinsi barat daya Balochistan, membunuh empat tentara.
Kekhawatiran pun meningkat karena para pejuang yang terlibat dalam serangan ini diperkirakan memiliki tempat aman di Afghanistan tetangga.
Angkatan Darat Pakistan telah menyatakan keprihatinan atas situasi ini dan mengancam akan memberikan "respon yang efektif" menyusul kematian 12 tentara Pakistan dalam dua serangan terpisah.
Keamanan dan stabilitas wilayah perbatasan dengan Afghanistan menjadi perhatian utama pemerintah Pakistan dalam menghadapi ancaman serangan terorisme yang terus berlanjut. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Internasional - Pada Sabtu (01/6), terjadi pertukaran daftar Tahanan Sipil antara India dan Pakistan melalui saluran diplomatik di New Delhi dan Islamabad.
Menurut keterangan dari pejabat kementerian luar negeri India, India telah menyampaikan daftar yang berisi 343 tahanan sipil dan 74 nelayan yang saat ini berada dalam tahanan mereka, dan orang-orang ini diyakini sebagai warga Pakistan.
Sebaliknya, Pakistan juga menyampaikan daftar yang berisi 42 tahanan sipil dan 266 nelayan yang saat ini berada dalam tahanan mereka, dan orang-orang ini diyakini sebagai warga India.
Pertukaran daftar ini dilakukan sesuai dengan ketentuan perjanjian tahun 2008, di mana daftar tersebut secara rutin dipertukarkan setiap tahun pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli.
Pertukaran daftar tahanan sipil ini merupakan bagian dari upaya diplomatis antara kedua negara untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan bilateral.
Meskipun India dan Pakistan telah memiliki sejarah panjang perselisihan dan ketegangan politik, langkah-langkah seperti ini diharapkan dapat membangun saling percaya dan mengurangi dampak buruk atas kehidupan warga yang tak terlibat dalam konflik tersebut.
Sejak tahun 2014, setidaknya 2.559 nelayan India dan 63 tahanan sipil India telah dipulangkan dari Pakistan berdasarkan perkiraan resmi.
Pertukaran tahanan ini memberikan harapan bagi keluarga tahanan sipil yang telah lama menantikan pembebasan anggota keluarga mereka.
Namun, permasalahan tahanan sipil dan nelayan masih menjadi salah satu isu yang kompleks dan sensitif di antara kedua negara, dan upaya lebih lanjut diperlukan untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan bagi permasalahan ini.
Melalui dialog dan diplomasi yang terus-menerus, kedua negara berharap dapat mengatasi perbedaan mereka dan mencapai hubungan yang lebih stabil dan saling menguntungkan di masa depan. (*Ibs)
Baca Juga: Generasi Milenial Mendominasi Pemilih Pemilu 2024: KPU RI R
Pewarta Nusantara, Internasional - Pakistan Dapatkan Kucuran Dana $3 Miliar dari IMF dalam Kesepakatan Baru, Meringankan Krisis Keuangan yang Mengancam Kebangkrutan.
Pakistan akhirnya mendapatkan bantuan dana senilai $3 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah masa penantian yang panjang.
Kesepakatan ini memberikan kelegaan bagi negara yang hampir menghadapi kebangkrutan dan menghadapi krisis pembayaran serta penurunan cadangan devisa.
Meskipun kesepakatan tersebut masih perlu disetujui oleh dewan IMF pada bulan Juli, Menteri Keuangan Pakistan, Ishaq Dar, meresponnya dengan ungkapan kelegaan dan harapan bahwa kesepakatan tersebut segera tercapai.
Bantuan dana senilai $3 miliar ini memberikan angin segar bagi Pakistan yang menghadapi tantangan ekonomi yang serius, termasuk inflasi yang tinggi dan cadangan devisa yang terbatas.
Negara ini sedang menunggu pembebasan sisa $2,5 miliar dari paket bailout senilai $6,5 miliar yang disepakati sebelumnya.
Program standby arrangement baru ini didasarkan pada program tahun 2019 dan mengakui tantangan yang dihadapi oleh Pakistan, termasuk dampak banjir dan kenaikan harga komoditas pasca-perang di Ukraina.
Selain bantuan keuangan, IMF juga meminta Pakistan untuk melakukan reformasi di sektor energi dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang mencakup pengurangan subsidi, kenaikan harga energi dan bahan bakar, serta peningkatan suku bunga kebijakan.
Penyesuaian yang diperlukan ini telah menyebabkan inflasi mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, namun diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan investor dan memulihkan kestabilan ekonomi.
Meskipun bantuan ini memberikan kelegaan sementara, masih ada ketidakpastian mengenai masa depan setelah bulan Juni 2023 dengan adanya pemerintahan baru yang akan berkuasa. (*Ibs)
Baca Juga: IMF Menyetujui Pencairan Bantuan $890 Juta untuk Ukraina
Pewarta Nusantara, Internasional - Operasi CTD Berhasil Mencegah Ancaman Teror dan Mengungkap Jaringan Teroris di Pakistan.
Departemen Penanggulangan Terorisme (CTD) di provinsi Punjab timur Pakistan telah melakukan operasi yang sukses dalam mencegah ancaman teror besar pada malam Idul Adha.
Dalam serangkaian operasi pencarian dan penyisiran yang berbasis intelijen, sembilan teroris, termasuk seorang wanita, berhasil ditangkap di tiga distrik di provinsi tersebut.
Pejabat CTD mengungkapkan bahwa penangkapan dilakukan di distrik Multan, Bahawalpur, dan Dera Ghazi Khan.
Mereka menambahkan bahwa para teroris yang ditangkap merupakan anggota kelompok terlarang yang merencanakan serangan terhadap instalasi penting dan tempat-tempat keagamaan pada malam Idul Adha.
Selain penangkapan teroris, operasi CTD juga menghasilkan penggerebekan sejumlah senjata, bahan peledak, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan rompi bunuh diri.
Langkah tegas ini oleh CTD sangat penting dalam menjaga keamanan dan melindungi masyarakat dari ancaman teror yang serius.
Baca Juga; Insiden Pembakaran Alquran di Masjid Stockholm pada Hari Raya Idul Adha Membuat Kontroversi
Tindakan preventif yang dilakukan oleh CTD sangat penting dalam mengatasi ancaman terorisme di Pakistan. Dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang, upaya berkelanjutan dan kerja sama antara lembaga penegak hukum dan intelijen menjadi kunci dalam menjaga keamanan negara dan melindungi warga dari bahaya yang mungkin timbul. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Kashmir - Baku Tembak di Kashmir Menewaskan 5 Pasukan Asing, Eskalasi Ketegangan di Perbatasan India-Pakistan.
Polisi India melaporkan bahwa dalam sebuah baku tembak di Kashmir, 5 Pasukan Asing tewas. Insiden tersebut terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LoC), perbatasan de facto antara India dan Pakistan di wilayah Himalaya, pada Jumat (16/6).
Tim gabungan tentara dan polisi India berhasil menggagalkan upaya infiltrasi oleh para pejuang di daerah Jumagund, sekitar 100 km (62 mil) barat laut kota utama Srinagar.
Kepala polisi India di Kashmir, Vijay Kumar, menyatakan bahwa lima militan asing tewas dalam operasi di daerah tersebut.
Namun, tidak disebutkan kewarganegaraan mereka dalam laporan tersebut. Konflik di Kashmir telah berlangsung sejak 1989, dengan India mengklaim pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militan didukung oleh Pakistan.
Pegunungan Kashmir yang dipenuhi salju menjadi rute tradisional bagi para penyusup, dan pejabat keamanan India menyebutkan bahwa pencairan salju mungkin membuka kemungkinan infiltrasi di sepanjang LoC. Tentara India juga telah berhasil menggagalkan dua upaya infiltrasi sebelumnya.
Bentrokan bersenjata antara tentara India dan pemberontak di Kashmir telah menyebabkan puluhan ribu orang tewas sejak 1989. Meskipun frekuensi bentrokan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut tetap menjadi salah satu zona paling termiliterisasi di dunia.
Keputusan India pada tahun 2019 untuk mencabut otonomi terbatas Kashmir dan menerapkan undang-undang yang memungkinkan orang India di luar wilayah untuk bermukim di sana telah memicu kontroversi dan ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Eskalasi ketegangan di Kashmir menunjukkan bahwa konflik antara India dan Pakistan masih berlanjut, dengan situasi yang rentan terhadap bentrokan bersenjata dan kekerasan.
Baca juga: Forum Davos Musim Panas di China Akan Menyoroti Peran Kewirausahaan sebagai Pendorong Ekonomi Global
Wilayah Kashmir tetap menjadi titik sengketa yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang berkelanjutan dan berdaya guna untuk mencapai perdamaian jangka panjang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Pakistan Menerima Kiriman minyak mentah Rusia Senilai 45.000 Metrik Ton untuk Mengatasi Krisis Energi.
Pakistan menyambut dengan gembira kedatangan kiriman minyak mentah Rusia sebanyak 45.000 metrik ton, sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani antara kedua negara pada bulan April.
Menteri Junior Perminyakan Pakistan, Musadik Malik, menyatakan bahwa pasokan rutin minyak mentah dari Rusia akan membantu menurunkan harga bensin di negara tersebut, memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pengiriman pertama telah tiba di Karachi pada hari Minggu, dan kiriman selanjutnya sebanyak 50.000 metrik ton diperkirakan akan tiba akhir pekan ini.
Kedatangan minyak mentah Rusia dianggap sebagai momen penting bagi Pakistan yang sedang menghadapi krisis ekonomi yang serius.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyambut kedatangan minyak tersebut sebagai "hari transformatif" bagi negara yang tengah berjuang.
Ia menyebutnya sebagai langkah awal dari hubungan baru antara Pakistan dan Federasi Rusia. Rusia, yang terkena sanksi dari Barat karena konflik di Ukraina, melihat kesepakatan ini sebagai peluang baru untuk memasuki pasar minyak Pakistan setelah India dan China.
Pakistan, sebagai negara terpadat kelima di dunia, sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah. Negara ini mengalami kekurangan mata uang asing untuk membayar impor bahan bakar, dan cadangan devisa yang terbatas menjadi perhatian serius.
Dalam upaya untuk mengatasi krisis tersebut, Pakistan juga sedang menunggu paket dana talangan senilai $1,1 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Kiriman minyak mentah dari Rusia diharapkan dapat memberikan bantuan dalam menjaga pasokan energi dan meringankan beban ekonomi negara.
Dengan adanya pasokan minyak mentah dari Rusia, Pakistan berharap dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan energi dari sumber lain dan mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang.
Baca juga: Gunung Berapi Mayon Meletus, Ribuan Orang Filipina Mengungsi untuk Menjaga Keselamatan
Kiriman minyak tersebut memberikan harapan baru bagi negara yang sedang berjuang dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Sebanyak lebih dari 80.000 orang akan dievakuasi oleh pemerintah Pakistan dalam menghadapi ancaman Topan Biparjoy yang mendekat dan berpotensi melanda bagian selatan provinsi Sindh dan negara bagian Gujarat di India.
Topan Biparjoy diperkirakan akan mencapai daratan pada Kamis (15/6) antara Mandvi di Gujarat dan Karachi di Pakistan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 125 hingga 135 kilometer per jam, dengan hembusan hingga 150 km/jam.
Keadaan darurat telah diumumkan di Sindh, dan tentara telah dikerahkan untuk membantu dalam relokasi lebih dari 80.000 orang yang terancam.
Evakuasi ini dilakukan dengan harapan menjaga keselamatan warga dari dampak yang mungkin ditimbulkan oleh topan tersebut.
Di India, Departemen Meteorologi telah memberikan peringatan kepada komunitas nelayan dan penduduk di wilayah pesisir Saurashtra dan Kutch di Gujarat agar menghentikan operasi dan melakukan evakuasi.
Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Mundra dan Kandla yang berada di Teluk Kutch telah menghentikan operasinya, sementara kilang minyak Jamnagar di wilayah Saurashtra juga terkena dampak penangguhan operasional.
Tindakan pencegahan dan persiapan telah dilakukan, termasuk pengiriman tim tanggap bencana dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional India dan Pasukan Tanggap Bencana Negara ke distrik yang berpotensi terkena dampak.
Di Pakistan, provinsi Sindh, terutama komunitas pesisir, diharapkan akan menerima curah hujan yang signifikan dan mengalami gelombang badai setinggi 3,5 meter.
Instruksi evakuasi telah diberikan kepada penduduk yang tinggal di bagian selatan negara tersebut yang berpotensi terkena dampak topan.
Departemen Meteorologi Pakistan juga telah memperingatkan mengenai ancaman terhadap rumah lumpur dan jerami tradisional, yang menjadi tempat tinggal orang-orang miskin, yang rawan hancur akibat topan ini.
Pada saat yang sama, warga di daerah terdampak tetap memiliki kekhawatiran terkait mata pencaharian mereka, seperti nelayan yang merasa khawatir akan kehilangan perahu, kambing, dan unta mereka.
Namun, keselamatan dan perlindungan hidup tetap menjadi prioritas utama, dan evakuasi akan dilakukan jika bahaya semakin dekat.
Baca juga: Arab Saudi Memperkuat Hubungan dengan China melalui Produksi Mobil Listrik
Di kota Karachi, langkah-langkah pencegahan juga telah diambil dengan mengosongkan papan reklame, melakukan evakuasi beberapa bangunan rentan, dan menghentikan pembangunan di area yang terkena dampak.
Topan Biparjoy mengancam kehidupan dan infrastruktur di wilayah tersebut, oleh karena itu langkah-langkah evakuasi dan persiapan telah diambil untuk melindungi penduduk dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
Seluruh masyarakat di wilayah terdampak diharapkan untuk tetap berhati-hati dan mematuhi petunjuk yang diberikan oleh pemerintah setempat serta mengutamakan keselamatan diri dan keluarga. (*Ibs)