Pewarta Nusantara
Menu Menu

Papua

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Empat orang pekerja BTS yang sebelumnya disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, berhasil dibebaskan berkat pendekatan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri, mengungkapkan bahwa melalui pendekatan tersebut, para sandera berhasil dilepaskan.

Keempat sandera yang berhasil dibebaskan adalah Asmar dan Fery, karyawan PT Inti Bangun Sejahtera (IBS), Peas Kulka, staf Distrik Okbab, dan Senus Lepitalem, warga Distrik Borme.

Dalam upaya pembebasan tersebut, dua dari empat sandera, yaitu Asmar dan Fery, mengalami luka dan langsung dibawa ke puskesmas Okbab untuk mendapatkan perawatan medis.

Baca juga: Empat Pekerja BTS Disandera KKB di Papua, TNI-Polri dan Pemda Bersiap untuk Pembebasan

Awalnya, pekerja BTS beserta beberapa individu lainnya berangkat menggunakan pesawat Elang Air untuk pembangunan tower BTS, namun mereka tiba-tiba diserang oleh anggota KKB ketika sampai di Lapangan Terbang Okbab.

Keberhasilan pendekatan oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat dalam membebaskan para sandera merupakan berita yang menggembirakan meskipun beberapa dari mereka mengalami luka-luka.

Hal ini menekankan pentingnya partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah mereka masing-masing.

Kejadian ini juga menunjukkan perlunya upaya kolaboratif dan koordinasi yang kuat antara pihak berwenang dan masyarakat untuk mengatasi ancaman keamanan di daerah tersebut.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu 13/05/23

Pewarta Nusantara - Empat pekerja proyek tower BTS di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan telah disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Menanggapi situasi tersebut, TNI/Polri dan pemerintah daerah menggelar rapat untuk membahas upaya pembebasan para sandera.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2023, Kombes Donny Charles Go, menyampaikan bahwa semua unsur terkait aparat keamanan, TNI, Polda, dan Pemda telah melakukan rapat untuk merencanakan upaya pembebasan.

Identitas KKB yang bertanggung jawab atas penyanderaan masih dalam penyelidikan, dan saat ini ada perkuatan personel dari Satgas Damai Cartenz yang akan dikirim ke Distrik Oksibil.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady, menjelaskan bahwa penyanderaan terjadi saat enam pekerja tower yang dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang, Alverus Sanuari, sedang dalam perjalanan dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan pesawat.

Baca juga: Ajakan Ketua MPR kepada Delegasi ASPAC: Jelajahi Keindahan Destinasi Wisata Indonesia

Mereka dihadang oleh lima orang yang mengaku sebagai anggota KKB dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga pekerja. Saat ini, empat pekerja masih disandera, dan KKB telah mengajukan tuntutan tebusan sebagai syarat pembebasan.

Situasi ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan para sandera.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu 22/03/23

Pewartanusantara.com - Rumah adat dari Papua disebut dengan Rumah Honai. Rumah ini dibangun dengan bentuk kerucut dan seluruhnya terbuat dari bahan asli tanah Papua.

Terdapat beragam suku asli di tanah Papua ini. Mulai dari suku Damal, Dani, Arfak, Asmat, dan masih banyak lainnya. Hampir semuanya memiliki Rumah Adat yang berbeda jenisnya. Akan tetapi, yang dijadikan sebagai ikon budaya Papua ialah rumah Honai. Seluruh desain dari rumah adat di Papua ini tidak berbeda antara satu suku dengan suku lain.
Keunikan Rumah Adat Papua
Rumah adat Provinsi Papua yang disebut honai memiliki keunikan dalam arsitektur dan budayanya. Berikut adalah beberapa keunikan dari Rumah Adat Provinsi Papua honai:
Bentuk rumah
Rumah adat Papua honai memiliki bentuk yang unik dan menarik. Bangunan honai memiliki bentuk seperti sebuah kubah atau setengah bola, dengan bagian atas yang menonjol ke atas. Bagian dalamnya juga didesain sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban yang cukup besar.
Bahan bangunan
Honai terbuat dari bahan alamiah seperti kayu, bambu, dan daun rumbia yang disusun secara bersusun. Selain itu, bagian atap honai dibuat dari daun sagu yang dianyam dengan teknik khusus.
Fungsi
Honai digunakan sebagai tempat tinggal bagi keluarga atau komunitas, dan juga digunakan sebagai tempat berkumpul untuk kegiatan sosial dan keagamaan.
Simbolisme
Honai memiliki makna simbolis yang dalam bagi masyarakat Papua. Bentuk kubahnya melambangkan bumi dan alam semesta, sedangkan bagian atap yang menonjol melambangkan kepala manusia. Selain itu, honai juga dianggap sebagai lambang kebersamaan dan persatuan dalam masyarakat Papua.
Filosofi
Honai juga memiliki filosofi yang dalam. Masyarakat Papua meyakini bahwa honai harus dibangun dengan tepat dan sesuai dengan aturan adat yang telah ditetapkan. Selain itu, honai juga harus ditempatkan di lokasi yang tepat agar dapat berfungsi dengan baik.
Keunikan lainnya
Selain itu, honai juga memiliki keunikan dalam hal dekorasi. Dinding dan atap honai sering dihiasi dengan ukiran dan lukisan yang menggambarkan simbol-simbol adat Papua. Selain itu, di dalam honai terdapat tempat tidur yang terbuat dari bambu yang disusun secara khusus dan menarik.

Dengan keunikan-keunikan di atas, rumah adat Provinsi Papua honai menjadi salah satu bagian penting dari budaya dan sejarah Papua. Rumah adat honai juga menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Papua.
3 Type Rumah Honai
Rumah Honai ini bukan rumah panggung, karena atapnya langsung dari tanah. Namun, juga terdapat lantai papan. Rumah ini memang terdiri dari dua tipe lantai.

Lantai tanah biasa dipakai untuk berkumpul, musyarawah dan aktivitas lainnya. Sedangkan yang berlantai papan dijadikan sebagai tempat tidur saja. Keduanya dihubungkan dengan tangga kayu yang ditengahnya ada tempat untuk api unggun.

Rumah Honai sendiri terbagi atas 3 tipe, yakni ;

  • Untuk lelaki (honai), tempat yang dijadikan kaum hawa untuk berdiskuusi, debat ataupun berdialog mengenai kehidupan dan merumuskan kegiatan adat.
  • Untuk wanita (ebei), tempat tinggal untuk para wanita yang sudah mau beranjak dewasa. Belajar dan saling mengajarkan. Bisanya bagi wanita ebei merupakan tempat tinggal sementara.
  • Kandang babi (wamai)., tempat hewan ternak berupa bagi yang menjadi peliharaan suku asli Papua.

Berdasarkan ulasan tadi, bisa dikatakan bahwa rumah Honai ini mempunyai banyak fungsi. Tidak hanya sebagai tempat tinggal saja, tetapi dipakai sebagai tempat penyimpanan, belajar, meramu strategi dan aktivitas adat lainnya. Rumah adat dari suku Dani ini memang mengandung banyak nilai filosofis di dalamnya.

Sebagai penduduk Indonesia seharunya memahai akan hal ini. Rumah Honai adalah sebuah alat pemersatu dan lambang dari persatuan di tanah Papua. Begitu juga sebagai warga Indonesia yang harus selalu bersatu untuk menjunjung tinggi martabat dan harga dini bangsa.

Baca Juga : Rumah Adat Papua Barat