Pesawat Siluman F-35
Pewarta Nusantara, Internasional - Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan rencananya untuk membeli 25 jet tempur F-35 dari pemerintah AS dalam kesepakatan senilai sekitar $3 miliar.
Skuadron ketiga Pesawat F-35 ini akan dibeli dari perusahaan Lockheed Martin melalui dana bantuan dari AS. Dengan akuisisi ini, angkatan udara Israel akan memiliki total 75 Pesawat Siluman F-35.
Keputusan ini menunjukkan komitmen Israel untuk memperkuat kemampuan pertahanan mereka dengan teknologi terbaru dan pesawat tempur canggih.
Sebelumnya, pada bulan Juni, Departemen Pertahanan AS telah memutuskan untuk menunda akuisisi lebih lanjut dari pesawat F-35 karena masalah yang terkait dengan peningkatan perangkat keras pada versi TR-3 jet tersebut.
Namun, dengan penyelesaian masalah tersebut, Israel melanjutkan rencananya untuk memperoleh jet tempur tersebut dalam rangka memperkuat kekuatan militer mereka dan menjaga keamanan nasional.
Pembelian jet tempur F-35 oleh Israel menunjukkan kemitraan yang erat antara Israel dan AS dalam bidang pertahanan.
Baca Juga: Kapal Perang Baru Iran Dilengkapi dengan Rudal Hipersonik
AS telah menjadi mitra penting bagi Israel dalam menyediakan perlengkapan dan teknologi militer yang mutakhir.
Keberadaan jet tempur F-35 di angkatan udara Israel akan meningkatkan kemampuan mereka dalam menjaga keamanan negara dan melindungi kepentingan nasional mereka di kawasan yang kompleks.
Selain itu, keputusan Israel untuk memperoleh jet tempur F-35 juga berdampak pada dinamika kekuatan di kawasan Timur Tengah.
Kehadiran pesawat tempur canggih ini dapat memberikan Israel keunggulan taktis dalam menghadapi ancaman regional yang ada.
Ini juga dapat memicu respons dari negara-negara tetangga dan berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Dengan rencana pembelian ini, Israel menegaskan posisinya sebagai kekuatan militer yang kuat dan tidak ragu untuk menginvestasikan sumber daya dalam meningkatkan kemampuan pertahanan mereka.
Keputusan ini juga menggarisbawahi pentingnya keamanan dan stabilitas bagi negara tersebut, serta komitmen mereka untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional. (*Ibs)