Presiden Jokowi
Pewarta Nusantara, Solo - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengakuan atas kemampuan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), dalam menjaga dan mempertahankan PKB sebagai salah satu partai besar di Indonesia.
Dalam pidatonya saat menghadiri acara syukuran Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (23/7), Presiden Jokowi menyampaikan selamat kepada PKB dan Gus Muhaimin atas kepemimpinannya selama 18 tahun yang mampu menjaga solidaritas dan pertumbuhan PKB sebagai partai besar.
Jokowi juga menegaskan bahwa PKB telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi negara, mempertahankan nilai demokrasi dan moralitas politik, serta memperkuat ideologi Islam moderat dan semangat toleransi, bhinneka tunggal ika, serta persatuan bangsa.
Selain memberikan apresiasi kepada Gus Muhaimin dan PKB, Presiden Jokowi juga mengingatkan tentang pentingnya mempersiapkan dan menjaga Pemilu 2024 agar berjalan baik dengan hasil yang positif.
Baca Juga; Gaya Kepemimpinan Jokowi Menjadi Patokan Mayoritas Publik dalam Memilih Calon Presiden Selanjutnya
Sebagai tanggapan atas harapan Gus Muhaimin untuk meningkatkan perolehan suara PKB di Jawa Tengah, Presiden Jokowi menyambutnya dengan semangat.
Gus Muhaimin berharap agar pada Pemilu 2024, suara PKB tidak memiliki selisih yang besar dengan PDIP sebagai pemenang di Jawa Tengah. Dengan tekad yang kuat, Gus Muhaimin berharap PKB dapat meraih posisi juara kedua yang mendekati PDIP dalam perolehan suara.
Diketahui, acara Harlah ke-25 PKB yang diadakan di Stadion Manahan berhasil menyatukan sekitar 67 ribu kader dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk sejumlah ketua umum partai politik lainnya. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Nasional - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kondisi Perekonomian Global saat ini masih sulit, dengan 96 negara atau setengah dari total negara di dunia menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (IMF).
Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam Pidato Politiknya di Rakernas Relawan Arus Bawah di Bogor. Jokowi membandingkan dengan krisis ekonomi pada tahun 1997/1998, di mana saat itu hanya ada 10 negara yang menjadi 'pasien' IMF, termasuk Indonesia yang mengalami kehancuran di sektor ekonomi dan pemerintahan.
Meskipun demikian, Jokowi merasa bersyukur bahwa Indonesia masih berada dalam posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang solid. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 5,3 persen dan pada kuartal I 2023 mencapai 5,03 persen.
Tingkat inflasi domestik juga terjaga dengan baik, dengan penurunan dari 5 persen menjadi 3,5 persen pada akhir bulan lalu. Jokowi menyampaikan harapannya bahwa dengan mempertahankan kondisi ini, Indonesia dapat menjadi yang terbaik di seluruh dunia dan saat ini sudah menjadi yang terbaik di dalam G20.
Jokowi juga mengingatkan bahwa tidak banyak negara yang dapat bertahan seperti Indonesia dalam menghadapi kondisi sulit. Beberapa negara lain harus menghadapi inflasi tinggi dan lonjakan harga barang yang tidak wajar.
Baca Juga; Gus Yusuf Apresiasi Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Adakan Halaqah Pendidikan Politik Santri
Presiden juga mengungkapkan betapa pentingnya stabilitas harga barang-barang kebutuhan masyarakat, seperti bahan bakar minyak dan pangan, dan menjelaskan bahwa kenaikan harga yang signifikan dapat memicu ketidakpuasan dan aksi demonstrasi.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah fokus bekerja keras untuk menjaga kondisi ekonomi Indonesia agar tetap baik dan tidak tergolong sebagai negara yang mengalami kesulitan ekonomi.
Dalam kesimpulannya, Jokowi menekankan bahwa kondisi di mana 96 negara menjadi 'pasien' IMF, hampir setengah dari jumlah negara di dunia, adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Hal ini menjadi motivasi bagi pemerintah untuk terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Jakarta - Piala Dunia U-17 2023 yang akan diselenggarakan di Indonesia telah menjadi bukti bahwa dunia mengakui dan percaya akan kepemimpinan Presiden Jokowi, menurut Ketua PSSI, Erick Thohir.
Keputusan tersebut diambil dalam FIFA Council Meeting ke-24, di mana Indonesia dipilih sebagai tuan rumah menggantikan Peru yang sebelumnya direncanakan.
FIFA mencoret Peru karena dinilai belum memenuhi persyaratan infrastruktur yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan turnamen tersebut.
Meskipun lokasi penyelenggaraan berubah, yaitu menjadi Indonesia, FIFA menegaskan bahwa tanggal penyelenggaraan turnamen tidak akan berubah.
Turnamen ini akan berlangsung mulai 10 November hingga 2 Desember mendatang, sesuai dengan pengumuman resmi FIFA saat mencoret Peru.
Menanggapi hal ini, Erick Thohir merasa bersyukur dan mengungkapkan harapannya agar semua pihak terkait dalam sepak bola Indonesia segera mempersiapkan diri dengan baik.
"Saya hanya bisa mengucapkan rasa syukur dan Alhamdulillah, karena FIFA Council mengambil keputusan bersama untuk menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tahun ini," ujar Erick Thohir, Ketua Umum PSSI.
"Ini salah satu bentuk kepercayaan dunia kepada Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo," tambahnya.
Namun, Erick Thohir juga menjelaskan bahwa ia belum menerima pemberitahuan resmi secara tertulis. Pengumuman ini hanya berdasarkan laporan dari FIFA saat FIFA Council Meeting berlangsung di Zurich pada Jumat malam.
Baginya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana Indonesia dapat mempersiapkan diri dengan baik sebagai tuan rumah yang berkualitas.
Selain membahas Piala Dunia U-17 2023, FIFA juga membahas beberapa turnamen lain dalam pertemuan tersebut. Beberapa di antaranya adalah Piala Dunia Wanita 2024 yang akan diselenggarakan di Kolombia, Piala Dunia U-17 Wanita yang akan diselenggarakan di Republik Dominika, serta Piala Dunia Futsal 2024 yang akan diselenggarakan di Uzbekistan.
Baca juga: Piala Dunia U17" href="https://www.pewartanusantara.com/ini-alasan-utama-fifa-indonesia-ditunjuk-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-u17/" rel="bookmark">Ini Alasan Utama FIFA Indonesia ditunjuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U17
Dalam pertemuan ini, hadir pula beberapa petinggi FIFA seperti Gianni Infantino (Presiden FIFA) dan Fatma Samoura (Sekretaris Jenderal FIFA). (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Jakarta - Survei LSN Menunjukkan Peningkatan Tingkat Kepuasan Publik terhadap Kinerja Presiden Jokowi.
Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan dengan survei sebelumnya.
Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry, mengungkapkan bahwa survei yang dilakukan pada 24 Mei hingga 3 Juni mencatat bahwa 72,5 persen responden menyatakan puas dan sangat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Gema menjelaskan bahwa sebanyak 24,2 persen responden merasa puas atau sangat puas dengan pembangunan infrastruktur yang merata di berbagai daerah yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Selain itu, sebanyak 18,6 persen responden mengapresiasi program bantuan sosial yang diberikan kepada orang miskin selama pemerintahan Jokowi.
Faktor lain yang signifikan adalah adanya jaminan kesehatan yang mencapai desa-desa dan kesempatan pendidikan yang terbuka untuk orang miskin.
Namun, sebagian responden (20,5 persen) menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja Presiden Jokowi karena kenaikan harga kebutuhan pokok atau sembako yang terus naik.
Selain itu, 15,8 persen responden menyebut ancaman terhadap kebebasan berpendapat sebagai alasan ketidakpuasan mereka. Masalah lain yang disoroti adalah penegakan hukum yang dianggap tebang pilih dan kesulitan mencari pekerjaan.
Peningkatan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi ini juga akan berdampak pada persaingan elektabilitas tiga calon presiden papan atas.
Survei sebelumnya yang dilakukan oleh LSN pada November 2022 mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi sebesar 65,9 persen, sedangkan pada Maret 2023 angkanya meningkat menjadi 69,2 persen.
Survei LSN ini melibatkan 1.420 responden dari 34 provinsi di Indonesia dengan teknik pengambilan sampel secara acak sistematis.
Baca juga: SBY Menyambut Baik Rencana Pertemuan AHY dan Puan
Responden yang diwawancarai adalah mereka yang memiliki hak pilih dan berusia 17 tahun ke atas atau sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Metode wawancara tatap muka digunakan dalam survei ini, dengan tingkat margin of error sekitar 2,6 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Hasil survei ini memberikan gambaran tentang persepsi dan opinilah yang dimiliki oleh sebagian responden terkait kinerja Presiden Jokowi.
Peningkatan tingkat kepuasan ini dapat dijadikan sebagai informasi penting dalam memahami dinamika politik dan preferensi publik menjelang pemilihan presiden yang akan datang. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengirimkan pesan khusus kepada Jemaah Haji Indonesia melalui Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Pesan ini disampaikan oleh Menko Muhadjir saat bertemu dengan Jemaah Haji di Madinah dan Makkah. Presiden Jokowi menginginkan agar para jemaah haji dapat memanfaatkan kesempatan yang langka ini untuk melaksanakan ibadah dengan baik.
Menurut Menko PMK Muhadjir, Presiden Jokowi menekankan pentingnya melaksanakan ibadah yang baik selama berada di Tanah Suci.
Beliau menyadari bahwa tidak semua umat Islam di Indonesia memiliki kesempatan untuk menjalankan Ibadah Haji, bukan hanya karena faktor finansial, tetapi juga karena keterbatasan kuota.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan jemaah haji untuk memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, Presiden juga memberikan pesan kepada para jemaah haji untuk menjaga kesehatan mereka, terutama bagi jemaah lansia.
Kebugaran dan kesehatan para jemaah menjadi hal yang penting dalam menjalankan rangkaian ibadah haji. Presiden juga memberikan pesan kepada para petugas haji Indonesia yang mendampingi jemaah, agar menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme.
Muhadjir mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi menekankan pentingnya memberikan pelayanan yang terbaik kepada jemaah haji, terutama mereka yang berusia lanjut.
Beliau menekankan bahwa tugas para petugas haji adalah untuk menjadi pelayan bagi jemaah, bahkan jika mereka sendiri belum melaksanakan ibadah haji.
Semangat dan niat baik dalam memberikan pelayanan dihargai sama seperti pahala ibadah haji itu sendiri.
Dalam pesannya, Presiden Jokowi menunjukkan perhatiannya terhadap jemaah haji Indonesia. Beliau menginginkan agar setiap jemaah dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perjalanan ke Tanah Suci ini.
Pesan khusus ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya pengabdian dan tanggung jawab dalam melaksanakan ibadah haji, baik sebagai jemaah maupun sebagai petugas pendamping. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Bogor - Upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas terus dilakukan melalui transformasi sistem kesehatan.
Salah satu inovasi terbaru adalah pengembangan teknologi Telerobotic Surgery melalui kerja sama antara Indonesia dan Iran.
Pada tahun 2021, Pusat Bedah Robotik di Indonesia telah mulai dikembangkan melalui proyek pilot di RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Sardjito Yogyakarta.
Teknologi telerobotic surgery tidak hanya membantu mengatasi kekurangan dokter spesialis bedah, tetapi juga mengeliminasi hambatan geografis dan jarak, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan dokter spesialis.
Prof. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan, menjelaskan bahwa teknologi ini memberikan layanan bedah yang berkualitas tinggi, mengurangi komplikasi pasca operasi, serta mengurangi beban finansial dan risiko perjalanan jarak jauh.
Keakuratan dan manuver bedah yang lebih baik juga akan membantu para dokter bedah, sementara pasien di daerah terpencil dapat memiliki akses ke prosedur bedah terkini dengan adanya Teknologi telerobotic surgery.
Kerja sama antara Indonesia dan Iran di bidang kesehatan telah berlangsung sejak 2018 melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang mencakup berbagai aspek seperti Layanan Kesehatan, Farmasi dan Alat Kesehatan, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Cakupan Kesehatan Universal, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular, Pengobatan Tradisional, serta Respons Darurat Kesehatan dan Manajemen Bencana.
Selama kunjungan kenegaraan Presiden Iran, Seyyed Ebrahim Raisi, ke Indonesia tahun ini, sepuluh kesepakatan telah dicapai antara kedua negara di berbagai bidang.
Dalam hal ekonomi, Indonesia dan Iran telah menandatangani perjanjian prevencian thread agreement (PTA) untuk meningkatkan perdagangan bilateral.
Presiden Joko Widodo juga menjelaskan bahwa ada penjajakan kesepakatan B2B (business to business), investasi pembangunan ibu kota baru, serta kerja sama riset, alih teknologi, dan perakitan.
Selain itu, berbagai perjanjian lainnya juga meliputi perdagangan, penanggulangan peredaran narkotika, ilmu pengetahuan dan inovasi, jaminan produk halal, pengembangan sektor energi, serta regulasi produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan.
Ada pula perjanjian mengenai pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, kerja sama kepabeanan, promosi perdagangan, serta program pertukaran kebudayaan.
Dengan adanya kerja sama yang erat antara Indonesia dan Iran, diharapkan terjadi pertukaran pengetahuan, teknologi, dan pengalaman
Pewarta Nusantara - Presiden Jokowi menerima kunjungan resmi Presiden Ebrahim Raisi di Istana Bogor. Kunjungan kenegaraan ini menjadi momen penting dalam hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran.
Presiden Raisi dan rombongan tiba di Istana Kepresidenan Bogor dengan pengawalan yang megah, termasuk pasukan berkuda, pasukan berbusana tradisional, dan marching band pasukan pengamanan presiden.
Kedua presiden menyelenggarakan upacara kenegaraan yang diawali dengan pengumandangan lagu kebangsaan masing-masing negara.
Prosesi dilanjutkan dengan inspeksi jajar kehormatan, di mana kedua pemimpin dapat mengenal anggota delegasi dari masing-masing negara.
Delegasi Indonesia yang hadir meliputi beberapa menteri dan pejabat tinggi, sedangkan delegasi Iran juga terdiri dari beberapa pejabat kunci.
Setelah upacara kenegaraan, Presiden Jokowi mengajak Presiden Raisi ke veranda belakang Istana Bogor untuk berfoto dan berbincang santai.
Mereka juga melakukan penanaman pohon bersama sebagai simbol persahabatan. Kemudian, kembali ke ruangan teratai, kedua pemimpin negara melanjutkan dengan pertemuan tatap muka dan pertemuan bilateral, diikuti dengan pernyataan pers bersama untuk menyampaikan pesan dan hasil pertemuan tersebut.
Kunjungan ini merupakan kesempatan bagi Indonesia dan Iran untuk memperkuat kerjasama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, perdagangan, energi, dan teknologi.
Pertemuan antara kedua pemimpin diharapkan dapat memperdalam hubungan kedua negara dan membuka pintu bagi kerjasama yang lebih erat di masa depan.