Zaporozhye
Pewarta Nusantara, Internasional - Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa Ukraina telah mengalami kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Donetsk.
Selama 24 jam terakhir, lebih dari 340 Tentara Ukraina tewas, dan 15 item peralatan militer mereka berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia.
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia juga berhasil menangkis 25 serangan yang dilancarkan oleh militer Ukraina di arah Donetsk.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip dari Sputnik News, daftar kerugian militer Ukraina mencakup dua tank, tiga kendaraan tempur lapis baja, empat truk pickup, howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 buatan Jerman, dua tunggangan artileri self-propelled Krab buatan Polandia, Gvozdika self-propelled, dan dudukan artileri yang didorong, serta dua howitzer D-30.
Semua peralatan ini berhasil dihancurkan dalam pertempuran dengan pasukan Rusia. Selain di wilayah Donetsk, pertempuran juga terjadi di arah Zaporozhye dan Krasny Liman.
Di arah Zaporozhye, lebih dari 170 tentara Ukraina dilaporkan tewas, sementara di arah Krasny Liman, jumlah korban tewas mencapai 100 tentara.
Meskipun pasukan Ukraina mencoba melancarkan empat serangan di arah Krasny Liman, namun upaya mereka berhasil dipukul mundur oleh pasukan Rusia.
Kondisi ini mencerminkan eskalasi ketegangan yang serius dan tingkat kekerasan yang tinggi dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga; Singapura Meluncurkan Paspor Supernya! Geser Jepang dalam Peringkat Paspor Paling Kuat di Dunia
Pertempuran di wilayah Donetsk dan sekitarnya terus berlangsung, dengan kedua pihak menanggung kerugian besar dalam upaya mencapai kendali atas wilayah strategis tersebut.
Ketegangan semakin meningkat dengan hilangnya lebih banyak nyawa dan peralatan militer dalam bentrokan ini.
Para pihak terkait, termasuk komunitas Internasional, harus berupaya mencari cara untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai atas konflik ini.
Upaya diplomasi dan dialog harus didorong agar kekerasan dapat dihentikan dan korban sipil dan militer dapat dihindari.
Kondisi kemanusiaan di wilayah yang terlibat harus menjadi perhatian utama bagi komunitas internasional dalam mengatasi konflik ini dan mencari jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan bagi kedua negara. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Kyif - Pasukan Rusia Membalas Serangan Ukraina, Memukul Mundur Lawan di Dua Front. Pasukan Rusia telah berhasil memukul mundur serangan musuh di dua arah, yaitu selatan Donetsk dan arah Zaporozhye.
Dalam pertempuran tersebut, tank, kendaraan lapis baja, dan pasukan lawan berhasil dihancurkan, mengakibatkan mereka terpaksa mundur. Jurubicara Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan keberhasilan tersebut kepada Sputnik.
Dalam serangan di daerah Makarovka di selatan Donetsk, pasukan Rusia dari kelompok pasukan Vostok berhasil mengusir musuh.
Tank, kendaraan tempur lapis baja, dan tenaga kerja musuh berhasil dihancurkan dalam pertempuran tersebut, sehingga musuh terpaksa mengalami kerugian dan terdesak untuk mundur.
Sementara itu, serangan Ukraina di arah Zaporozhye juga berhasil dipukul mundur oleh Pasukan Rusia, yang mengakibatkan musuh kehilangan tenaga dan peralatan.
Tak hanya itu, di arah Donetsk Selatan, pasukan Rusia melancarkan serangan yang berhasil menghancurkan lebih dari 50 militan Ukraina dan tujuh kendaraan lapis baja.
Keberhasilan ini membuktikan kemampuan pasukan Rusia dalam menghadapi serangan musuh di berbagai front pertempuran. Operasi militer Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, sebagai respons terhadap permintaan bantuan yang diajukan oleh republik rakyat Donetsk dan Lugansk untuk mempertahankan diri dari provokasi Ukraina.
Sementara negara-negara Barat merespons operasi Rusia dengan meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow dan memberikan pasokan senjata kepada Ukraina.
Pada 30 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin, bersama kepala republik rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, menandatangani perjanjian yang mengakui aksesi wilayah-wilayah tersebut ke Rusia.
Keputusan ini didasarkan pada hasil referendum yang menunjukkan mayoritas penduduk setempat mendukung bergabung dengan Rusia.
Baca juga: KBRI Moskow Keluarkan Surat Kebijakan Keamanan bagi WNI di Tengah Ancaman Terorisme
Meskipun situasi yang melibatkan perusahaan militer swasta (PMC) Grup Wagner dan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, terjadi di Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan mempengaruhi kemajuan operasi militer Moskow di Ukraina. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Dalam perkembangan terbaru di Ukraina, pasukan Rusia dilaporkan telah berhasil menghancurkan kelompok pengintai Ukraina di distrik Maryinka di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan informasi ini kepada Sputnik, mengungkapkan bahwa unit pasukan dari kelompok "Vostok" ditempatkan di arah selatan Donetsk dan berhasil menghancurkan kelompok musuh dengan dukungan artileri di desa Prechystevka, yang terletak di distrik Maryinka.
Selain itu, juru bicara tersebut juga menyebutkan bahwa unit artileri Rusia melancarkan serangan dan berhasil menghancurkan dua titik penempatan sementara pasukan Ukraina di wilayah Zaporozhye, yang terdeteksi melalui pengintaian udara.
Serangan tersebut juga berhadapan dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang berhasil dipukul mundur menuju arah Zaporozhye, serta tiga roket yang ditembak jatuh oleh sistem rudal anti-pesawat Buk.
Tidak hanya itu, howitzer M777 produksi AS juga dilaporkan dihancurkan menggunakan amunisi berkeliaran presisi Lancet.
Operasi militer Rusia di Ukraina telah dimulai sejak Februari 2022, setelah permintaan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk untuk mempertahankan diri dari provokasi Ukraina.
Respons terhadap operasi Rusia ini, negara-negara Barat telah meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow dan memasok senjata ke Ukraina.
Pada tanggal 30 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin bersama kepala Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, menandatangani perjanjian tentang aksesi wilayah-wilayah tersebut ke Rusia, berdasarkan hasil referendum yang menunjukkan mayoritas penduduk mendukung menjadi bagian dari Rusia.
Dalam konteks ini, negara-negara Barat juga telah secara signifikan meningkatkan dukungan ekonomi dan militer mereka bagi pemerintah Ukraina, termasuk dalam hal pertahanan udara, sistem peluncuran roket, tank, artileri gerak sendiri, senjata antipesawat, kendaraan lapis baja, dan berbagai jenis amunisi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada bulan Januari, menyatakan bahwa pasokan senjata ke Ukraina oleh negara-negara Barat menjadi bukti keterlibatan mereka yang langsung dan terus meningkat dalam konflik tersebut.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa eskalasi konflik di Ukraina terus berlanjut dengan tindakan militer yang semakin intensif antara pasukan Rusia dan Ukraina.