Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Jawa Barat

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Beberapa Alat Musik Tradisional Khas Jawa Barat telah menjadi favorit di dalam dan luar negeri. Meskipun teknologi telah menghadirkan berbagai jenis alat musik baru, alat musik tradisional tetap dijaga agar tidak punah.

Salah satu alat musik tradisional yang terkenal dari Jawa Barat adalah angklung. Angklung telah mencapai reputasi internasional sebagai alat musik khas daerah ini. Namun, Jawa Barat memiliki lebih dari sekadar angklung dalam warisan alat musik tradisionalnya.

Ada banyak alat musik tradisional lain yang berasal dari Jawa Barat yang memiliki keunikan dan daya tariknya sendiri. Misalnya, Bonang adalah alat musik tradisional Jawa Timur yang memiliki ukuran kecil dan terdiri dari serangkaian gong.

Alat musik tradisional di Jawa Barat diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Ciri khas dari alat musik tradisional ini adalah pola musik dan instrumen yang sederhana, transmisi pengetahuan melalui lisan dan lagu-lagu daerah, serta penggunaan musik dan bahasa khas setempat.

Dengan mempertahankan dan menghargai alat musik tradisional, kita dapat mempelajari dan memperkaya budaya Indonesia serta menjaga keberagaman musik tradisional yang ada di Tanah Air.

 
Alat Musik Tradisional Jawa Barat dan Cara Memainkanya
Warisan alat musik tradisional di Jawa Barat telah diturunkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Keunikan dari alat musik tradisional ini terletak pada pola musik dan instrumennya yang sederhana, serta metode transmisi pengetahuan melalui lisan dan lagu-lagu daerah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya setempat.

Dalam menjaga keberlangsungan alat musik tradisional ini, masyarakat Jawa Barat juga menggunakan musik dan bahasa khas daerah mereka sebagai bagian penting dalam pertunjukan musik tradisional.

Dengan menghargai dan melestarikan alat musik tradisional, kita dapat mengembangkan pemahaman kita tentang kekayaan budaya Indonesia serta menjaga keberagaman musik tradisional yang ada di Indonesia.

Melalui eksplorasi dan pembelajaran terhadap alat musik tradisional, kita dapat menghargai dan merayakan keanekaragaman budaya musik yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Barat dan Indonesia secara keseluruhan.

Berikut 11 alat musik tradisional Jawa Barat yang khas dan memiliki keunikan masing-masing:
1. Karinding
Karinding, alat musik tradisional dari Jawa Barat, merupakan instrumen yang terbuat dari bambu, pelepah pohon aren, atau kawung.

Untuk memainkan karinding, kamu dapat menempatkannya di bibir dan menepuk bagian pemukul dengan jari-jari tangan, sehingga menghasilkan resonansi suara yang khas.

Selain sebagai alat musik, karinding juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Barat tempo dahulu. Suara yang dihasilkan oleh karinding digunakan sebagai pengusir hama di ladang atau kebun.

Masyarakat memanfaatkan resonansi suara karinding yang tinggi dan tajam untuk mengusir serangga atau hewan-hewan yang dapat merusak tanaman.

Hal ini menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan alat musik tradisional secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenali dan mempelajari alat musik tradisional seperti karinding juga merupakan cara untuk memahami sejarah, budaya, dan kekayaan warisan musik Indonesia.

Dengan menjaga dan melestarikan alat musik tradisional ini, kita turut menjaga keanekaragaman dan keberlanjutan budaya musik di Indonesia.
2. Suling
Suling merupakan salah satu alat musik tradisional khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu tamiang. Alat musik ini memiliki empat sampai enam lubang yang berfungsi sebagai pengontrol suara.

Kamu dapat memainkan suling dengan cara meniup pada bagian ujungnya dan mengatur nada dengan menutup atau membuka lubang-lubang yang ada.

Suling menjadi salah satu instrumen yang populer di kalangan masyarakat Jawa Barat. Suling dapat ditemui dalam berbagai pertunjukan musik tradisional, seperti gamelan dan wayang golek.

Saya punya teman yang mahir memainkan suling dan dia sering tampil dalam acara budaya untuk menghidupkan suasana dengan melodi yang ia hasilkan.

Mereka yang memainkan suling dengan baik mampu menciptakan melodi yang indah dan mengalun dengan lembut. Suling juga menjadi bagian penting dalam ansambel musik tradisional Jawa Barat, di mana suling sering dipadukan dengan instrumen lainnya seperti kendang, rebab, dan gong.

Dengan suara yang khas dan teknik permainan yang terampil, mereka yang memainkan suling mampu menghasilkan musik yang memikat pendengar dan memberikan nuansa khas dari kebudayaan Jawa Barat.
3. Angklung
Alat musik tradisional yang terkenal dengan sebutan angklung merupakan warisan budaya Jawa Barat yang juga mendapat pengakuan di tingkat internasional.

Alat musik ini terbuat dari bilah-bilah bambu yang menghasilkan suara khas saat digetarkan atau digoyangkankan. Angklung memiliki kemampuan menghasilkan suara yang serasi dan dapat dimainkan oleh beberapa orang secara bersamaan.

Dalam setiap angklung, terdapat satu tangga suara yang ditentukan oleh ukuran dan jumlah bilah bambu yang digunakan. Kamu dapat memainkan angklung dengan cara memegang dan menggoyangkan angklung sesuai dengan irama musik yang diinginkan.

Angklung sering digunakan dalam berbagai pertunjukan seni tradisional, upacara adat, maupun konser musik untuk memperkaya nuansa musik tradisional Jawa Barat.

Mereka yang mahir memainkan angklung mampu menciptakan harmoni yang indah dan melodi yang menghanyutkan. Angklung juga sering digunakan sebagai sarana pendidikan musik, baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam komunitas musik tradisional.

Melalui suara angklung yang khas, mereka dapat mengungkapkan ekspresi dan identitas budaya Jawa Barat. Selain itu, angklung juga menjadi simbol kebersamaan dan kolaborasi dalam bermusik, mengajarkan pentingnya kerjasama dan kebersamaan dalam menciptakan harmoni yang indah.
4. Kendang
Alat musik tradisional yang dikenal dengan sebutan kendang adalah instrumen yang terbuat dari kayu pohon nangka, buah, atau kelapa dengan membran kulit sapi atau kambing sebagai penutupnya.

Untuk memainkan kendang, kamu dapat memukulnya dengan tangan atau menggunakan alat pemukul khusus, menghasilkan suara yang khas dan ritmis.

Peran kendang sangat penting dalam berbagai genre seni musik dan pertunjukan, seperti seni teater, seni suara, seni tari, dan seni lainnya.

Dalam musik tradisional Jawa, kendang sering digunakan sebagai pengontrol tempo atau ritme, memberikan dasar tala yang kuat dan mempertahankan konsistensi irama.

Selain itu, kendang juga dapat memberikan variasi dan improvisasi dalam permainan musik, memberikan sentuhan dinamis dan energi pada pertunjukan.

Mereka yang mahir memainkan kendang memiliki keahlian khusus dalam mengendalikan ritme dan ekspresi musik. Dengan permainan kendang yang tepat, mereka dapat menghadirkan suasana yang memikat dan mempengaruhi emosi pendengar.

Kendang juga menjadi simbol kekuatan dan keindahan seni tradisional Indonesia, menggambarkan kekayaan budaya dan identitas musikal yang unik.
5. Jentreng
Jentreng merupakan salah satu alat musik tradisional dari tanah Sunda yang memiliki kemiripan dengan kacapi. Alat musik jentreng ini terbuat dari kayu kembang atau kenanga, serta memiliki bentuk dan ukuran yang serupa dengan kacapi.

Kamu dapat memainkan jentreng dengan menggunakan jari-jari tangan untuk memetik senar-senarnya.

Pada umumnya, jentreng sering dimainkan secara bersamaan dengan tarawangsa, instrumen musik tradisional Sunda lainnya.

Keduanya sering digunakan untuk mengiringi pantun Sunda dan pertunjukan kesenian tradisional lainnya. Saya pernah melihat penampilan grup seni yang memainkan jentreng dan tarawangsa secara harmonis, menghasilkan melodi yang indah dan khas dari budaya Sunda.

Mereka yang mahir memainkan jentreng dan tarawangsa mampu menciptakan irama yang mengalun dengan lembut dan menghadirkan suasana yang khas dari budaya Sunda.

Dalam pertunjukan kesenian, jentreng dan tarawangsa sering menjadi bagian penting dalam ansambel musik tradisional Sunda.

Melalui perpaduan suara yang dihasilkan, mereka mampu menghidupkan dan memperkaya pengalaman musik tradisional bagi pendengar dan penikmat budaya Sunda.
6. Goong
Goong, sebuah alat musik tradisional dari Sunda, merupakan gong yang terbuat dari logam yang dilebur. Untuk memainkan goong, mereka memukulnya dengan menggunakan alat pemukul kayu yang dilapisi karet, sehingga menghasilkan suara yang khas.

Goong termasuk dalam kelompok instrumen gamelan pélog, saléndro, atau degung yang banyak digunakan dalam musik tradisional Sunda.

Instrumen ini memiliki peran penting dalam menyusun melodi, harmoni, dan ritme dalam sebuah ansambel gamelan. Suara yang dihasilkan oleh goong memberikan warna dan karakteristik khas dalam permainan musik tradisional Sunda.

Keberadaan alat musik tradisional seperti goong merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya musik Indonesia.

Melalui pemahaman dan apresiasi terhadap alat musik tradisional ini, kita dapat memperdalam pengetahuan kita tentang warisan musik tradisional Indonesia dan menghargai keindahan serta kompleksitas dalam pembuatan dan penggunaan instrumen musik tradisional ini.
7. Kecapi
Dalam tembang Sunda, alat musik tradisional yang sering digunakan sebagai salah satu instrumen musiknya adalah kecapi.

Kecapi merupakan alat musik tradisional yang khas dari Jawa Barat dan dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini terdiri dari dua jenis sisi yang berbeda.

Kecapi Indung atau kecapi induk memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki 18 hingga 20 senar. Biasanya, kecapi ini digunakan sebagai instrumen untuk memimpin jalannya musik, seperti memberikan intro atau menentukan tempo.

Sementara itu, Kecapi Rincik atau kecapi anak dimainkan sebagai pengiring musik dengan memberikan jeda-jeda antara suara dengan frekuensi tinggi.

Fungsi kecapi rincong ini adalah untuk memberikan nuansa yang lebih kompleks dan memberikan variasi dalam permainan musik.

Keunikan kecapi sebagai alat musik tradisional memberikan warna dan keindahan tersendiri dalam musik tradisional Jawa Barat.

Permainan kecapi yang memadukan teknik petik dan variasi nada memberikan kekayaan musikalitas dan kesenian yang memukau.
8. Rebab
Rebab, alat musik tradisional yang diyakini telah ada sejak abad ke-9 Masehi, memiliki sejarah yang menarik. Alat musik ini pertama kali masuk ke daerah Sunda melalui beberapa pedagang dari Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia.

Pada awalnya, rebab terbuat dari tembaga dengan 2 hingga 3 senar. Namun, seiring berjalannya waktu, rebab banyak dibuat menggunakan bahan kayu.

Cara memainkan alat musik tradisional Jawa Barat ini adalah dengan cara digesek seperti biola. Suara yang dihasilkan dari rebab memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.

Biasanya, rebab dimainkan bersama dengan serangkaian alat musik gamelan lainnya sebagai pendamping dalam berbagai pertunjukan seni tradisional.

Keharmonisan suara rebab bersama dengan alat musik gamelan lainnya menciptakan suasana yang khas dan memikat hati para pendengarnya.
9. Jenglong
Salah satu alat musik tradisional dari Jawa Barat yang juga menarik perhatian adalah Jenglong. Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam, seperti besi atau kuningan, yang diatur dan diikat dengan menggunakan tali.

Jenglong dimainkan dengan cara dipukul, dan memiliki peran penting dalam memberikan kerangka lagu serta memberikan suara dasar dalam pertunjukan musik.

Dalam ensemble musik tradisional Jawa Barat, Jenglong sering kali berfungsi sebagai salah satu instrumen pokok yang memberikan ritme dan kestabilan dalam komposisi musik.

Dengan bunyi-bunyinya yang khas, Jenglong mampu menciptakan atmosfer musikal yang memikat dan memperkaya pengalaman mendengarkan musik tradisional Jawa Barat.
10. Tarawangsa
Tarawangsa adalah salah satu alat musik khas Sunda yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya dimainkan dengan cara digesek, tarawangsa telah tercatat dalam dokumen adat kuno bernama Sewaka Darma yang berasal dari abad ke-18.

Alat musik ini terdiri dari dua senar dan dimainkan dengan cara menggesek salah satu senarnya sambil memeriksa senar lainnya untuk menghasilkan harmoni suara yang serasi.

Tarawangsa sering kali dimainkan secara bersamaan dengan alat musik jentreng. Kolaborasi antara tarawangsa dan jentreng menghasilkan kombinasi suara yang unik dan khas dari Jawa Barat.

Penampilan musik tradisional menggunakan tarawangsa dan jentreng sering menjadi bagian dari berbagai acara adat, upacara, atau pertunjukan seni yang mempersembahkan warisan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.

Baca juga: 4 Rumah Adat Jawa Barat
11. Toleat
Toleat merupakan salah satu alat musik tradisional yang terbuat dari bambu tamiang dan dimainkan dengan cara ditiup seperti suling.

Meskipun memiliki kesamaan dalam cara dimainkan dengan suling, toleat menghasilkan suara yang berbeda. Perbedaan utama antara toleat dan suling terletak pada jumlah lubang suara yang dimiliki oleh keduanya.

Toleat umumnya memiliki jumlah lubang suara yang lebih sedikit daripada suling. Hal ini mempengaruhi karakter suara yang dihasilkan.

Suara toleat cenderung memiliki nuansa yang lebih khas dan unik dibandingkan dengan suara suling. Meskipun terbuat dari bahan yang sama dan dimainkan dengan cara yang serupa, toleat dan suling memiliki identitas dan karakteristik suara yang berbeda, sehingga mampu memberikan variasi dan kekayaan dalam pengalaman mendengarkan musik tradisional.

 

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

PEWARTANUSANTARA.COM - Rumah adat di Jawa Barat memiliki beragam jenis, dan setiap jenisnya memiliki nilai dan syarat khusus dengan makna yang mendalam.

Rumah adat ini menjadi pegangan dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Sunda, yang merupakan masyarakat asli Jawa Barat.

Desain dari Rumah Adat ini mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan budaya masyarakat setempat.

Ada beberapa jenis rumah adat yang memiliki nama-nama yang berbeda di Jawa Barat.

Beberapa di antaranya adalah Jolopong, Badak Heuay, Jubleg Nangkub, Tagong Anjing, dan Perahu Kemureb. Setiap jenis rumah adat memiliki ciri khas dan karakteristik yang membedakannya.

Masing-masing rumah adat ini memiliki sejarah dan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian penting dalam identitas masyarakat Jawa Barat.

Melalui pemahaman dan penjagaan terhadap rumah adat ini, kita dapat menghargai dan mempelajari kekayaan budaya serta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Barat.

Rumah adat ini juga menjadi aset budaya yang berharga dan perlu dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.

Imah Julang Ngapak - Rumah Togog Anjing - Rumah Badak Heuay - Rumah Jolopong

Rumah Adat Jawa Jarat - Ilustrasi


Imah Julang Ngapak
Sesuai dengan namanya, rumah ini mempunyai ciri khas dari atapnya. Kalau anda cermati dengan baik, bagian atap seperti kepakan sayap seekor burung. Dengan sisi yang lebar kalau dilihat melalui depan dan dilengkapi cagak gunting.
Rumah Togog Anjing
Desain dari rumah ini bentuknya menyerupai anjing yang sedang duduk. 2 bidang atap yang disatukan serupa dengan bentuk segitiga. Ditambah dengan atap penyambung, biasanya masyarakat Sunda menyebutnya dengan sorondoy.
Rumah Badak Heuay
Bentuknya hampir serupa dengan Tagog Anjing. Akan tetapi, perbedaan terletak pada bagian suhunan. Atapnya dibuat melebihi tepi dari pertemuan dan kalau diperhatikan serupa dengan Mulut Badak. Banyak ditemukan di wilayah Sukabumi.
Rumah Jolopong
Nah, selanjutnya ada rumah adat Jolopong dengan atapnya lurus. Terdapat 2 bagian pada atap bersatu dengan panjang yang serupa. Jadi kalau dilihat, secara garis imaginer dari ujung satu dengan lainnya akan membentuk segitiga dengan kaki yang sama.

Itulah tadi beberapa jenis dari rumah adat Jawa Berat. Dari beberapa rumah yang tadi telah diulas ada salah satu yang dikenal masyarakat Indonesia.

Rumah ini juga banyak dibuat oleh masyarakat sunda lantaran dari cara membuatnya sangat mudah. Bahan yang dipakai tidak terlalu memakan biaya yang mahal.

Kalau melihat, dari namanya, maka Jololong artinya terlukai. Di mana yang menjadi ciri khas terletak pada bagian atap. Seperti yang telah disebutkan tadi. Demikian penjelasan mengenai rumah adat dari Jawa Barat.

Baca Juga: Rumah AdatProvinsi  Maluku Utara (Sasadu)