Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Turki

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Sebuah ledakan yang terjadi di pabrik amunisi Perusahaan Industri Mekanik dan Kimia (MKE) di lingkungan Kayas, ibu kota Ankara, telah menyebabkan empat pekerja mengalami luka-luka.

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengonfirmasi kejadian tersebut melalui akun Twitternya, menyatakan keprihatinannya atas kecelakaan tersebut.

Ledakan ini diikuti oleh kebakaran yang meluas hingga mencapai hutan terdekat. Petugas pemadam kebakaran segera bergerak untuk memadamkan api dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Kementerian Pertahanan Turki mengonfirmasi bahwa upaya pemadaman berhasil dilakukan. Kondisi keempat pekerja yang terluka akibat ledakan tersebut belum dijelaskan secara rinci.

Baca Juga; Tim Medis Tiongkok Berhasil Melakukan Lebih dari 100 Operasi Gratis di Ghana, Membawa Harapan bagi Komunitas yang Kurang Terjangkau

Namun, perhatian dan perawatan medis telah diberikan kepada mereka. Otoritas terkait sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti ledakan dan memastikan keselamatan di area pabrik dan sekitarnya.

Kejadian ini menunjukkan pentingnya penerapan standar keamanan yang ketat dalam industri amunisi dan perlunya langkah-langkah yang efektif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Pemerintah dan instansi terkait di Turki akan terus bekerja sama untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan pekerja serta masyarakat umum. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Moskow - Pabrik Bayraktar yang direncanakan akan dibangun di Ukraina sebagai pusat produksi drone tempur Turki telah menarik perhatian Rusia.

Denis Fedutinov, seorang pakar terkemuka Rusia di bidang kendaraan udara tak berawak, menyatakan bahwa pabrik tersebut dapat menjadi sasaran serangan Rusia jika operasi militer khusus berlanjut.

Menurut Fedutinov, memastikan keamanan pabrik tersebut dalam situasi seperti itu akan menjadi tantangan yang sulit. Ukraina memiliki minat untuk menjalin kerja sama militer-teknis dengan Turki, sementara Turki berharap mendapatkan dukungan dari Ukraina dalam hal produksi mesin pesawat.

Ukraina berupaya meningkatkan kemampuan pengembangan sistem drone kelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang modern dan berusaha mendapatkan bantuan dari Turki untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mengambil langkah besar dalam memperkuat kemampuan militernya, termasuk melalui pengembangan drone Bayraktar TB2 yang telah diakui secara internasional.

Mereka juga telah meluncurkan drone Bayraktar Akinci yang memiliki ketinggian maksimal dan daya tahan yang lebih lama. Langkah-langkah ini telah memperkuat posisi Turki dan menghadirkan tantangan baru dalam persaingan regional.

Pada bulan Agustus 2022, Duta Besar Ukraina untuk Turki mengumumkan rencana pembangunan Pabrik Bayraktar di Ukraina. Baykar, perusahaan pertahanan Turki, telah membeli lahan seluas lebih dari 30.000 meter persegi untuk pembangunan pusat produksi tersebut.

Pabrik tersebut diharapkan akan menyerap lebih dari 300 insinyur dan teknisi Ukraina. Respons dari Rusia terhadap pengiriman senjata ke Ukraina juga telah meningkat.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan bahwa setiap pengiriman senjata ke Ukraina akan menjadi target yang sah bagi Rusia.

Kremlin juga mengkritik negara-negara NATO atas pasokan senjata mereka ke Ukraina, menganggapnya sebagai permainan berbahaya yang dapat memperburuk situasi.

Baca juga: Rocosmos Akhiri Produksi Mesin RD-171MV untuk Soyuz-5: Menuju Peluncuran Roket Baru

Hal ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina, serta implikasi regional yang lebih luas terhadap keamanan dan stabilitas. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Suriah, Turki, dan Iran Sepakat dengan Rencana Rusia untuk Normalisasi Hubungan. Utusan khusus presiden Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentyev, mengungkapkan bahwa Suriah, Turki, dan Iran telah menyetujui konsep peta jalan yang diajukan oleh Rusia untuk memulihkan hubungan antara Ankara dan Damaskus.

Menurut Lavrentyev, semua pihak secara umum setuju dengan konsep tersebut dan sekarang perlu mengkoordinasikan pandangan dan proposal yang ada.

Proses normalisasi ini membutuhkan waktu, tetapi yang terpenting adalah bahwa ada kemajuan yang terjadi. Lavrentyev menekankan pentingnya menjaga momentum agar proses ini terus bergerak maju dan tidak tertunda.

Moskow telah menyampaikan rancangan peta jalan kepada Turki dan Suriah mengenai normalisasi hubungan antara keduanya. Lavrentyev juga menjelaskan bahwa draf tersebut bisa mengalami perubahan seiring dengan koordinasi lebih lanjut antara negara-negara terkait.

Saat ini, salah satu fokus utama dari peta jalan tersebut adalah memulihkan kendali pemerintah Suriah di seluruh wilayah negara, menjaga keamanan perbatasan antara Suriah dan Turki, serta menghilangkan kemungkinan serangan lintas batas atau infiltrasi teroris.

Selain itu, Lavrentyev juga menyebut bahwa Moskow memiliki bukti bahwa Amerika Serikat sedang memperkuat kehadiran militer mereka di Suriah, terutama di wilayah timur laut dan Al-Tanf yang telah diduduki secara ilegal oleh AS.

Hal ini mencerminkan pengetatan posisi AS dalam hubungannya dengan Damaskus dan upaya untuk mempengaruhi situasi di Suriah.

Perjanjian mengenai peta jalan ini merupakan langkah penting dalam mencapai stabilitas dan perdamaian di Suriah serta membangun kembali hubungan antara negara-negara terkait.

Baca juga: Putin: Rusia Bertekad Mendukung Upaya Pencegahan Pengembangan Senjata Biologis

Koordinasi dan kerjasama yang diperlukan antara Suriah, Turki, Iran, dan Rusia akan menjadi faktor kunci dalam mewujudkan normalisasi hubungan yang diharapkan dan mengatasi tantangan yang ada di wilayah tersebut. (*Ibs)

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Pada pemilihan umum di Turki, para pemilih dilarang membawa telepon dan kamera saat memasuki bilik suara, demikian dilaporkan oleh media Turki. Tempat pemungutan suara untuk pemilihan presiden dan parlemen dibuka pada Minggu pagi, dengan larangan tersebut berlaku sepanjang proses pemilihan.

Pemilihan putaran kedua presiden, yang akan dilakukan jika tidak ada kandidat yang memperoleh 50% suara, dijadwalkan akan dilaksanakan pada 28 Mei.

Menurut laporan dari Sputnik News, pemilih diberi tahu bahwa penggunaan alat perekam gambar dan perangkat komunikasi seperti telepon dan kamera dilarang di area pemungutan suara, dan pelanggaran terhadap aturan ini akan dikenai denda.

Larangan ini diberlakukan untuk memastikan pemilih membuat keputusan secara independen tanpa ada pengaruh dari pihak luar. Meskipun demikian, pemilih yang buta huruf diizinkan meminta bantuan dari ketua tempat pemungutan suara.

Keamanan di tempat pemungutan suara di Istanbul, tempat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan memberikan suaranya, diperketat dengan kehadiran pasukan khusus dan petugas penegak hukum berpakaian sipil.

Pagar juga dipasang untuk membatasi akses kendaraan ke wilayah stasiun pemungutan suara. Pemilih di daerah yang terkena dampak gempa bumi pada bulan Februari di sebagian tenggara Turki juga berpartisipasi dalam pemilihan, dengan adanya tempat pemungutan suara khusus yang disediakan untuk mereka di daerah-daerah yang gedung pemungutan suara biasa telah hancur.

Pemilihan presiden di Turki melibatkan tiga kandidat utama, yaitu Recep Tayyip Erdogan yang didukung oleh Partai Keadilan dan Pembangunan serta partai mitra koalisinya, Kemal Kilicdaroglu yang diusung oleh aliansi enam partai oposisi, dan Sinan Ogan dari Aliansi ATA.

Hasil jajak pendapat sebelum pemilihan belum memperlihatkan pemenang yang jelas. Selain pemilihan presiden, pertempuran politik utama diharapkan terjadi dalam pemilihan parlemen antara Aliansi Rakyat yang berkuasa dan Aliansi Bangsa oposisi.